Rumah Zakat Bantu Warga Terdampak Banjir Bandang Masamba
Jum'at, 17 Juli 2020 - 15:02 WIB
BANDUNG - Rumah Zakat menerjunkan relawan dan mendirikan posko bantuan untuk membantu warga terdampak banjir bandang di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Diketahui, curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang, dan Sungai Rada meluap hingga mengakibatkan banjir bandang.
Bupati setempat juga telah menetapkan status tanggap darurat selama 30 hari, terhitung dari 14 Juli hingga 12 Agustus 2020. BNPB juga melaporkan 18 orang masih dalam pencarian, sedangkan korban meninggal berjumlah 32 orang. Selain itu sebanyak 3.627 KK atau 14.483 jiwa mengungsi di tiga kecamatan. Mereka tersebar di pengungsian di Kecamatan Sabbang, Baebunta, dan Massamba.
"Merespon kejadian ini, pada hari Selasa (14/7/2020) Rumah Zakat Action langsung mengirimkan relawan untuk melakukan assessment. Saat ini, sudah ada 8 orang relawan yang sudah kami turunkan dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan ke lokasi bencana untuk melakukan aksi," ujar Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat dalam konferensi pers di Bandung, Jumat (17/7/2020).
Murni melanjutkan, Kamis (16/7/2020), Rumah Zakat Action mendirikan posko utama di Jalan Sultan Hasanuddin (depan RS Andi Djema Masamba), Sulawesi Selatan. Posko ini dijadikan pusat koordinasi aksi dan juga pusat bantuan untuk warga terdampak bencana. (Baca: Pencarian Hari Kedua di Waduk Cirata, Amin Belum Ditemukan )
Selain itu, untuk penanganan bencana di Luwu Utara, Rumah Zakat membuat dua fase tahapan aksi penanganan bencana di Luwu Utara yang disesuaikan dengan kondisi dan fase bencana di lapangan. "Pada fase pertama ini, yaitu fase tanggap darurat, kita fokus membantu evakuasi, layanan kesehatan, dapur umum, sanitasi (wash), penyediaan logistik, hingga layanan psikososial," paparnya.
Selanjutnya, di fase rehabilitasi dan rekonstruksi, selain masih terus menyediakan pelayanan kesehatan dan dapur umum yang mungkin masih di perlukan, pendirian sekolah darurat, membangun kembali masjid, Rumah Zakat juga mulai melakukan pendampingan ekonomi untuk warga terdampak.
Tidak hanya mendirikan posko dan merencanakan tahapan aksi untuk bencana banjir bandang di Luwu Utara, lanjut Murni, Rumah Zakat juga berupaya memenuhi kebutuhan darurat untuk warga terdampak dengan menyediakan obat-obatan logistik dan bahan pangan. Salah satu bahan pangan darurat yang dipersiapkan, yakni 1.000 paket Superqurban. (Baca: Berawan Sepanjang Hari, Suhu Bandung Raya 20-28,8 Derajat )
"Superqurban menjadi solusi pangan darurat untuk masyarakat terdampak bencana. Oleh karena itu, kita siapakan seribu paket Superqurban kornet dan rendang. Untuk awalan, kami baru kirimkan 400 paket yang nantinya bisa dimanfaatkan di dapur umum dan dinikmati para pengungsi di Luwu Utara," katanya.
Bupati setempat juga telah menetapkan status tanggap darurat selama 30 hari, terhitung dari 14 Juli hingga 12 Agustus 2020. BNPB juga melaporkan 18 orang masih dalam pencarian, sedangkan korban meninggal berjumlah 32 orang. Selain itu sebanyak 3.627 KK atau 14.483 jiwa mengungsi di tiga kecamatan. Mereka tersebar di pengungsian di Kecamatan Sabbang, Baebunta, dan Massamba.
"Merespon kejadian ini, pada hari Selasa (14/7/2020) Rumah Zakat Action langsung mengirimkan relawan untuk melakukan assessment. Saat ini, sudah ada 8 orang relawan yang sudah kami turunkan dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan ke lokasi bencana untuk melakukan aksi," ujar Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat dalam konferensi pers di Bandung, Jumat (17/7/2020).
Murni melanjutkan, Kamis (16/7/2020), Rumah Zakat Action mendirikan posko utama di Jalan Sultan Hasanuddin (depan RS Andi Djema Masamba), Sulawesi Selatan. Posko ini dijadikan pusat koordinasi aksi dan juga pusat bantuan untuk warga terdampak bencana. (Baca: Pencarian Hari Kedua di Waduk Cirata, Amin Belum Ditemukan )
Selain itu, untuk penanganan bencana di Luwu Utara, Rumah Zakat membuat dua fase tahapan aksi penanganan bencana di Luwu Utara yang disesuaikan dengan kondisi dan fase bencana di lapangan. "Pada fase pertama ini, yaitu fase tanggap darurat, kita fokus membantu evakuasi, layanan kesehatan, dapur umum, sanitasi (wash), penyediaan logistik, hingga layanan psikososial," paparnya.
Selanjutnya, di fase rehabilitasi dan rekonstruksi, selain masih terus menyediakan pelayanan kesehatan dan dapur umum yang mungkin masih di perlukan, pendirian sekolah darurat, membangun kembali masjid, Rumah Zakat juga mulai melakukan pendampingan ekonomi untuk warga terdampak.
Tidak hanya mendirikan posko dan merencanakan tahapan aksi untuk bencana banjir bandang di Luwu Utara, lanjut Murni, Rumah Zakat juga berupaya memenuhi kebutuhan darurat untuk warga terdampak dengan menyediakan obat-obatan logistik dan bahan pangan. Salah satu bahan pangan darurat yang dipersiapkan, yakni 1.000 paket Superqurban. (Baca: Berawan Sepanjang Hari, Suhu Bandung Raya 20-28,8 Derajat )
"Superqurban menjadi solusi pangan darurat untuk masyarakat terdampak bencana. Oleh karena itu, kita siapakan seribu paket Superqurban kornet dan rendang. Untuk awalan, kami baru kirimkan 400 paket yang nantinya bisa dimanfaatkan di dapur umum dan dinikmati para pengungsi di Luwu Utara," katanya.
(don)
tulis komentar anda