Realisasi Kredit UMKM di Sulsel Naik Jadi Rp55 Triliun
Selasa, 31 Januari 2023 - 01:27 WIB
MAKASSAR - Realisasi kredit bantuan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ) di Provinsi Sulawesi Selatan tumbuh menjadi Rp55,09 triliun. Menurut Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertumbuhan tersebut karena didukung penuh oleh intermediasi perbankan.
"Kredit usaha mikro terus tumbuh. Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 10,66 persen dari tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp55,09 triliun," beber Kepala OJK Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua, Darwisman di Makassar, Senin (30/1/2023).
Pertumbuhan tertinggi, kata Darwisman, terdapat pada kredit usaha mikro sebesar 37,86 persen (yoy) menjadi Rp25,58 triliun.Sedangkan untuk kredit usaha kecil tidak berbanding lurus dengan kredit usaha mikro yang mengalami kontraksi sebesar 5,15 persen (yoy) menjadi Rp19,19 triliun.
"Begitu pula pada penyaluran kredit usaha mikro menengah juga mengalami kontraksi sebesar 6,18 persen (yoy) yakni menjadi Rp10,31 triliun," ujarnya.
Meski demikian, lanjutnya, secara umum untuk penyaluran kredit perbankan per Desember 2022 secara keseluruhan tercatat mengalami kenaikan 7,56 persen (yoy) dan menembus di angka Rp139,29 triliun.
"Rinciannya, kredit produktif Rp75,78 triliun dan kredit konsumsi Rp63,51 triliun. Sementara penyaluran kredit khusus UMKM juga mengalami pertumbuhan Rp55,09 triliun," pungkasnya.
Selain itu, pertumbuhan kredit perbankan jauh lebih tinggi dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Untuk penghimpunan DPK tumbuh 2,37 persen dengan nominal Rp116,99 triliun, terdiri dari giro Rp17,79 triliun, tabungan Rp72,44 triliun, dan deposito Rp26,76 triliun.
Berdasarkan pada sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni di sektor perdagangan 26,09 persen, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 7,84 persen dan industri pengolahan 4,42 persen.
Di sektor bukan lapangan usaha, kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya dan untuk pemilikan rumah tinggal, ikut tumbuh masing-masing 4,32 persen (yoy) dan 4,93 persen (yoy) dengan share masing-masing 18,58 persen dan 14,13 persen.
Secara keseluruhan total aset perbankan di Sulsel per Desember 2022 tumbuh 6,19 persen (yoy) mencapai nominal Rp174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp171,37 triliun dan aset BPR sebesar Rp3,16 triliun. Untuk kegiatan bank, aset perbankan konvensional mencapai Rp161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,71 triliun.
"Sejauh ini hingga akhir Desember 2022 perkembangan perbankan di Sulsel tumbuh posisi positif. Ini ditopang pada fungsi intermediasi cukup tinggi disertai tingkat risiko yang tetap aman. Kita berharap tahun ini bisa tumbuh lebih baik dari tahun lalu," tutupnya.
Lihat Juga: Perkuat Industri Kreatif dan UMKM, Airin-Ade Hadirkan Program Kreasi serta Community Center
"Kredit usaha mikro terus tumbuh. Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 10,66 persen dari tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp55,09 triliun," beber Kepala OJK Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua, Darwisman di Makassar, Senin (30/1/2023).
Baca Juga
Pertumbuhan tertinggi, kata Darwisman, terdapat pada kredit usaha mikro sebesar 37,86 persen (yoy) menjadi Rp25,58 triliun.Sedangkan untuk kredit usaha kecil tidak berbanding lurus dengan kredit usaha mikro yang mengalami kontraksi sebesar 5,15 persen (yoy) menjadi Rp19,19 triliun.
"Begitu pula pada penyaluran kredit usaha mikro menengah juga mengalami kontraksi sebesar 6,18 persen (yoy) yakni menjadi Rp10,31 triliun," ujarnya.
Meski demikian, lanjutnya, secara umum untuk penyaluran kredit perbankan per Desember 2022 secara keseluruhan tercatat mengalami kenaikan 7,56 persen (yoy) dan menembus di angka Rp139,29 triliun.
"Rinciannya, kredit produktif Rp75,78 triliun dan kredit konsumsi Rp63,51 triliun. Sementara penyaluran kredit khusus UMKM juga mengalami pertumbuhan Rp55,09 triliun," pungkasnya.
Selain itu, pertumbuhan kredit perbankan jauh lebih tinggi dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Untuk penghimpunan DPK tumbuh 2,37 persen dengan nominal Rp116,99 triliun, terdiri dari giro Rp17,79 triliun, tabungan Rp72,44 triliun, dan deposito Rp26,76 triliun.
Berdasarkan pada sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni di sektor perdagangan 26,09 persen, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 7,84 persen dan industri pengolahan 4,42 persen.
Di sektor bukan lapangan usaha, kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya dan untuk pemilikan rumah tinggal, ikut tumbuh masing-masing 4,32 persen (yoy) dan 4,93 persen (yoy) dengan share masing-masing 18,58 persen dan 14,13 persen.
Secara keseluruhan total aset perbankan di Sulsel per Desember 2022 tumbuh 6,19 persen (yoy) mencapai nominal Rp174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp171,37 triliun dan aset BPR sebesar Rp3,16 triliun. Untuk kegiatan bank, aset perbankan konvensional mencapai Rp161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,71 triliun.
"Sejauh ini hingga akhir Desember 2022 perkembangan perbankan di Sulsel tumbuh posisi positif. Ini ditopang pada fungsi intermediasi cukup tinggi disertai tingkat risiko yang tetap aman. Kita berharap tahun ini bisa tumbuh lebih baik dari tahun lalu," tutupnya.
Lihat Juga: Perkuat Industri Kreatif dan UMKM, Airin-Ade Hadirkan Program Kreasi serta Community Center
(don)
tulis komentar anda