Wiwi Terkubur Sedalam 5 Meter

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:29 WIB
Wiwi Terkubur Sedalam...
Wiwi Terkubur Sedalam 5 Meter
A A A
BANDUNG - Satu jenazah atas nama Wiwi, 50, ditemukan tim SAR gabungan dalam pencarian hari kelima pascabencana tanah longsor, di titik 1 area pemukiman dengan kedalaman 5 meter, sekitar pukul 15.40 kemarin.

Saat dievakuasi, korban yang me ngenakan pakaian warna putih, dalam posisi telentang dengan tangan di atas. Kondisi korban pun mulai membusuk. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Cecep Hendrawan mengatakan, dari beberapa saksi yang berada di lokasi, jenazah yang ditemukan di hari kelima itu, bernama Wiwi.

Beberapa ciri fisik khusus, seperti rambut panjang sepinggang sedikit beruban, dan memakai baju. “Hasil identifikasi awal korban berjenis kelamin perempuan dan telah berumur,” kata Cecep dilokasi penemuan, kemarin. Menurut dia, korban yang di temukan hari ini (kemarin) ber ada sekitar 10 meter dari area pemukiman warga, di dekat tiang listrik.

Begitu evakuasi selesai, korban dilarikan ke Rumah Sakit Polri Sartika Asih, Kota Bandung untuk dilakukan identifikasi sebagai prosedur agar mendapatkan data resmi. Saat ini, tim SAR masih mencari tiga korban lain, yakni Dedeh, 35; Ayi, 42; dan Asep Juju, 55, dengan mengerahkan enam alat berat dan anjing pelacak yang difokuskan di tiga titik areal longsor.

“Mudahan-mudahan korban lain bisa segera ditemukan. Pencarian dihentikan pukul 17.00WIB,” ujar dia. Sementara itu, tetangga korban Asep Saepudin, 39, membenarkan, korban yang kemarin ditemukan adalah Wiwi. Saat bencana longsor terjadi,korban tengah berada di dalam rumah bersama Nurul, 8, dan Dedeh. Saat bertemu terakhir kali, Wiwi mengenakan baju putih. “ Yang saya tahu, rambut dia (Wiwi) juga panjang sepinggang. Pasti ini dia,” kata Asep.

Santunan Rp15 Juta untuk Ahli Waris

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kemarin meninjau lokasi bencana bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Seusai berbincang dengan pihak PTPN VIII, Mensos mengatakan,warga Kampung Cibitung akan direlokasi. “ Informasi terbaru yang kami terima. Sudah ada 30 rumah yang siap untuk ditempati,”kata Khofifah. Sementara sisanya, tutur Khofifah,tengah dalam persiapan pembangunan. Sejauh ini,15 unit rumah diantaranya juga sudah mulai dihuni.

Khofifah menerima data, dilokasi longsor terdapat 32 rumah yang dihuni sebanyak 52 kepala keluarga ( KK).“ Sedangkan kebutuhan rumah lebih dari 70 unit rumah karena satu kopel rumah dihuni 2 KK. Makanya kami dorong untuk percepatan relokasi, ”tutur dia. Mensos menambahkan, Kemensos meminta agar lokasi bencana tidak kembali dimanfaatkan untuk tempat tinggal mengingat sesuai kajian dari pemerintah setempat daerah tersebut masuk dalam zona merah.

Terkait evakuasi, Khofifah telah berkomunikasi dengan tim SAR gabungan bila dalam proses pencarian tidak menemukan jenazah akan dievaluasi.“ Untuk santunan keluarga korban meninggal kami memberikan dana sebesar Rp15 juta perorang. Kalau untuk yang luka berat dapat santunan dari APBD provinsi dan pemkab,” ungkap Mensos. Lebih lanjut, tutur Khofifah, bantuan dari Kemensos juga akan diberikan untuk perlengkapan dapur dihunian sementara bagi para korban longsor.

Nilai bantuan sekitar Rp1,5 juta untuk setiap keluarga. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Samsyul Ma’arif mengatakan, bencana longsor yang melanda Kampung Cibitung, harus menjadi sebuah peringatan dan pengetahuan agar sejumlah hal dapat segera dibenahi.” Sesuai data BNPB, tercatat sekitar 50% wilayah Jabar Selatan merupakan daerah rawan longsor.

Bahkan tercatat 41 juta jiwa di 274 kota/kabupaten tinggal didaerah yang berada dizona rawan bencana,”ujarnya. Menurut dia, potensi longsor susulan diprediksi akanterjadi sehingga mengancam permukiman dikawasan ini. Untuk itu,langkah pertama yang akan dilakukan,BNPB menyiagakan early warning system dilokasi longsor.

Penyakit Mulai Menyerang

Pada hari kelima pasca bencana tanah longsor, 203 warga Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandungdi lokasi pengungsian Balai Desa Margamukti kini mulai terserang berbagai macam penyakit. Pengungsi yang mayoritas anak-anak dan manula itu sebagian besar menderita demam, batuk,danflu.

Yulianti, 30 mengatakan, putranya mulai menderita demam sejak Jumat(8/5) malam. Beberapa anak dan manula yang berada dipengungsianpun mengeluhkan hal sama. Meski pemeriksaan kesehatan sering dilakukan namun karena kondisi dipengungsian kurang nyaman membuat warga terserang penyakit.“ Ya kalau hingga beberapa hari disini mungkin saya juga akan sakit. Kami perlu hunian sementara untuk tempat tinggal,”kata Yulianti.

Dila nashear
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7751 seconds (0.1#10.140)