Digerebek, Model Cantik Terjun Bebas
A
A
A
MEDAN - Diduga ketakutan karena kamarnya digerebek polisi dan tiga temannya ditangkap terkait kasus narkoba, seorang model cantik, Adelia Friska, 24, tewas akibat terjatuh dari lantai enam Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam, Medan, Rabu (6/5) sekitar pukul 23.00 WIB.
Adelia terjatuh saat berupaya kabur lewat jendela kamar 603 yang ditempatinya sejak Selasa (5/5). Menurut seorang petugas kepolisian yang berada di lokasi kejadian, perempuan yang beralamat di Jalan Marelan Raya Lorong Manggis, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Medan Marelan itu sempat merayap di tembok mengarah ke jendela kamar di sebelahnya.
Tubuhnya jatuh terhempas dari ketinggian sekitar 20 meter, dan tewas seketika dengan kondisi mengenaskan. Sontak kejadian ini menggegerkan seisi hotel dan kawasan di sekitarnya. Polisi pun membawa jenazah perempuan yang disebut-sebut pernah menjadi model majalah khusus pria dewasa terbitan Jakarta itu ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan. Kemarin, keluarga menolak dokter kepolisian melakukan autopsi, dan memilih membawa pulang jenazah Adelia.
Selepas salat Zuhur, Adelia pun dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gang Pusar, yang berada tidak jauh dari kediamannya. Kematian tidak wajar Adelia membuat keluarganya sangat terpukul. Bahkan, sang ibu, Ati, mengusir sejumlah wartawan yang bermaksud mewawancarainya. “Kalian dari mana, wartawan ya? Tapi kalau kalian teman- temannya si Donny (tersangka), berarti kalianlah yang membuat anak saya hancur. Sana kalian,” ungkap Ati kepada wartawan di depan rumahnya.
Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kota(Polresta) Medan, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rosyid Hartanto, mengatakan, penggerebekan dilakukan atas informasi masyarakat, bahwa akan ada pesta narkoba di salah satu kamar Hotel Grand Kanaya. Setelah melakukan pengintaian, polisi menangkap Dony Satria, 38, warga Jalan Gaperta, Lorong Imam, Kecamatan Medan Helvetia; dan Adrian Siahaan, 21, warga Jalan Gurilla, Kecamatan Medan Perjuangan di selasar hotel. Sejurus kemudian, polisi menuju ke kamar Adelia Friska yang berada di lantai enam.
Saat bersamaan, muncul tersangka lainnya, Muhammad Fadil, 21, warga Jalan Pesantren, Medan Sunggal dari lift hendak menuju kamar yang sama. Dari saku celananya, ditemukan satu gram sabu-sabu. Ternyata penangkapan ketiga temannya diketahui Adelia yang langsung panik. Diduga karena dipengaruhi narkoba yang sudah dikonsumsi, Adelia menjadi nekat dan tidak berpikir panjang. Setelah membuka jendela kaca, dia terlihat mondar-mandir melihat ke arah luar.
Seketika dia keluar dari jendela dan merayap ke arah jendela kamar sebelahnya. Saat itulah dia terpeleset dan jauh dari ketinggian sekitar 20 meter. “Awalnya target kami adalah Donny Satria yang merupakan seorang bandar. Kami ringkus Donny bersama rekannya, Adrian Siahaan. Dari keduanya tidak ditemukan barang bukti sabu. Tetapi keduanya menuturkan, ada orang lain (Muhammad Fadil) yang membawa sabu untuk diberikan kepada Adelia, dan dari orang tersebut ditemukan satu gram sabu. Fadil mengaku satu gram sabu ini didapatnya dari orang berinisial JE yang sedang kami kejar,” ungkapnya, kemarin siang.
Setelah ketiga pria tersebut diamankan anggotanya, petugas pun menuju kamar Adelia Friska yang terkunci dari dalam. Menurut Rosyid, kemungkinan besar korban tahu ketika tiga rekannya ditangkap. “Nah, dari pengakuan pria ini korban sudah memakai sabu sebelum ditangkap. Dugaan saya, korban sudah di bawah pengaruh narkoba, dan nekat melakukan apa pun, termasuk melompat dari kamarnya. Ketika anggota masuk ke kamar korban, ternyata korban sudah tidak ada. Memang anggota sempat memberi tahu bahwa korban terjatuh,” ucap Rosyid.
Adapun barang bukti yang diamankan berupa sepucuk pistol air softgun, sebilah pisau lipat, sebuah bong (alat isap), tiba buah plastik klip kecil berisikan sisa pakai sabu. “Yang jelas kami belum menemukan tindak pidana terhadap yang bersangkutan (Adelia),” papar mantan Kasat Reskrim Polres Langkat ini. Terpisah, Psikolog dari Universitas Medan Area (UMA), Irma Minauli, mengatakan, seseorang yang sudah di bawah pengaruh narkoba bisa berbuat apa saja, termasuk menghilangkan nyawanya sendiri tanpa disengaja ataupun disengaja.
“Kasus ini cukup menarik. Penggerebekan berakhir dengan kematian. Nah itulah yang terjadi bila seorang dikuasai pengaruh jahat narkoba. Orang bisa berbuat apa pun bila mendesak, apalagi mau ditangkap polisi. Kemungkinan besar si korban mau melarikan diri ke kamar sebelah melalui jendela hotel. Jika orang normal, pasti berpikir dua kali untuk melakukan hal itu. Orang normal lebih menyelamatkan nyawanya daripada mengambil risiko,” ujarnya.
Dody ferdiansyah
Adelia terjatuh saat berupaya kabur lewat jendela kamar 603 yang ditempatinya sejak Selasa (5/5). Menurut seorang petugas kepolisian yang berada di lokasi kejadian, perempuan yang beralamat di Jalan Marelan Raya Lorong Manggis, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Medan Marelan itu sempat merayap di tembok mengarah ke jendela kamar di sebelahnya.
Tubuhnya jatuh terhempas dari ketinggian sekitar 20 meter, dan tewas seketika dengan kondisi mengenaskan. Sontak kejadian ini menggegerkan seisi hotel dan kawasan di sekitarnya. Polisi pun membawa jenazah perempuan yang disebut-sebut pernah menjadi model majalah khusus pria dewasa terbitan Jakarta itu ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan. Kemarin, keluarga menolak dokter kepolisian melakukan autopsi, dan memilih membawa pulang jenazah Adelia.
Selepas salat Zuhur, Adelia pun dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gang Pusar, yang berada tidak jauh dari kediamannya. Kematian tidak wajar Adelia membuat keluarganya sangat terpukul. Bahkan, sang ibu, Ati, mengusir sejumlah wartawan yang bermaksud mewawancarainya. “Kalian dari mana, wartawan ya? Tapi kalau kalian teman- temannya si Donny (tersangka), berarti kalianlah yang membuat anak saya hancur. Sana kalian,” ungkap Ati kepada wartawan di depan rumahnya.
Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kota(Polresta) Medan, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rosyid Hartanto, mengatakan, penggerebekan dilakukan atas informasi masyarakat, bahwa akan ada pesta narkoba di salah satu kamar Hotel Grand Kanaya. Setelah melakukan pengintaian, polisi menangkap Dony Satria, 38, warga Jalan Gaperta, Lorong Imam, Kecamatan Medan Helvetia; dan Adrian Siahaan, 21, warga Jalan Gurilla, Kecamatan Medan Perjuangan di selasar hotel. Sejurus kemudian, polisi menuju ke kamar Adelia Friska yang berada di lantai enam.
Saat bersamaan, muncul tersangka lainnya, Muhammad Fadil, 21, warga Jalan Pesantren, Medan Sunggal dari lift hendak menuju kamar yang sama. Dari saku celananya, ditemukan satu gram sabu-sabu. Ternyata penangkapan ketiga temannya diketahui Adelia yang langsung panik. Diduga karena dipengaruhi narkoba yang sudah dikonsumsi, Adelia menjadi nekat dan tidak berpikir panjang. Setelah membuka jendela kaca, dia terlihat mondar-mandir melihat ke arah luar.
Seketika dia keluar dari jendela dan merayap ke arah jendela kamar sebelahnya. Saat itulah dia terpeleset dan jauh dari ketinggian sekitar 20 meter. “Awalnya target kami adalah Donny Satria yang merupakan seorang bandar. Kami ringkus Donny bersama rekannya, Adrian Siahaan. Dari keduanya tidak ditemukan barang bukti sabu. Tetapi keduanya menuturkan, ada orang lain (Muhammad Fadil) yang membawa sabu untuk diberikan kepada Adelia, dan dari orang tersebut ditemukan satu gram sabu. Fadil mengaku satu gram sabu ini didapatnya dari orang berinisial JE yang sedang kami kejar,” ungkapnya, kemarin siang.
Setelah ketiga pria tersebut diamankan anggotanya, petugas pun menuju kamar Adelia Friska yang terkunci dari dalam. Menurut Rosyid, kemungkinan besar korban tahu ketika tiga rekannya ditangkap. “Nah, dari pengakuan pria ini korban sudah memakai sabu sebelum ditangkap. Dugaan saya, korban sudah di bawah pengaruh narkoba, dan nekat melakukan apa pun, termasuk melompat dari kamarnya. Ketika anggota masuk ke kamar korban, ternyata korban sudah tidak ada. Memang anggota sempat memberi tahu bahwa korban terjatuh,” ucap Rosyid.
Adapun barang bukti yang diamankan berupa sepucuk pistol air softgun, sebilah pisau lipat, sebuah bong (alat isap), tiba buah plastik klip kecil berisikan sisa pakai sabu. “Yang jelas kami belum menemukan tindak pidana terhadap yang bersangkutan (Adelia),” papar mantan Kasat Reskrim Polres Langkat ini. Terpisah, Psikolog dari Universitas Medan Area (UMA), Irma Minauli, mengatakan, seseorang yang sudah di bawah pengaruh narkoba bisa berbuat apa saja, termasuk menghilangkan nyawanya sendiri tanpa disengaja ataupun disengaja.
“Kasus ini cukup menarik. Penggerebekan berakhir dengan kematian. Nah itulah yang terjadi bila seorang dikuasai pengaruh jahat narkoba. Orang bisa berbuat apa pun bila mendesak, apalagi mau ditangkap polisi. Kemungkinan besar si korban mau melarikan diri ke kamar sebelah melalui jendela hotel. Jika orang normal, pasti berpikir dua kali untuk melakukan hal itu. Orang normal lebih menyelamatkan nyawanya daripada mengambil risiko,” ujarnya.
Dody ferdiansyah
(ars)