Pasar Prajen Mati Suri

Kamis, 07 Mei 2015 - 09:10 WIB
Pasar Prajen Mati Suri
Pasar Prajen Mati Suri
A A A
PANGKALAN BALAI - Keberadaan Pasar Prajen di Desa Prajen, Kecamatan Banyuasin I, tidak mendapat respons masyarakat. Ratusan kios dan lapak yang di bangun dari dana bantuan APBN senilai Rp1,1 miliar pada 2012 lalu itu, kini mati suri.

Masyarakat menilai, pem bangunan pasar itu tidak tepat sasaran dan salah penempatan. Karena semua pedagang yang semula menempati kios dan lapak tersebut, hanya bertahan satu hari. Kades Prajen, Anhar mengungkapkan, setelah selesai dibangun tahun 2012 lalu, pa sar tersebut sempat ditempati pedagang. Karena minimnya warga yang datang dan membeli barang dagangan di sana, membuat pasar Prajen akhirnya mati suri.

“Warga enggan berbelanja ke pasar itu, karena lokasinya tidak strategis dan cukup jauh dari pemukiman. Jaraknya sekitar 1 kilometer, sedangkan di dekat desa ada juga pasar pagi dan warga lebih memilih berbelanja kesana," ungkapnya, saat dihubungi kemarin. Dari kondisi tersebut, An har berharap, Pemkab Banyuasin melalui dinas terkait segera mengambil langkah-langkah strategis, untuk meng hidupkan danmemanfaatkan kembali pasar, agar tidak terbeng kalai seperti sekarang.

"Mung kin bisa menggandeng pihak developer, untuk mengarahkan pembangunan perumahan di se kitar pasar itu, agar mem bentuk pemuki manbaru," harapnya. Sementara, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Banyuasin, Ria Apriyani menyatakan, tidak bisa berbuat banyak. Karena pembangunan pasar itu merupakan bantuan dari pemerintah pusat, melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan UKM (Disperindag dan UKM) Banyuasin. "Setelah dibangun, baru diserahkan pengelolaannya kepada kami. Kami juga bi ngung, mengapa memilih lo kasi pasar ditempat yang jauh dari pemukiman masyarakat," sesalnya.

Terpisah, Kabid Per dagangan Diskoperindag dan UKM, Herawan menerangkan, sebelum dibangun, penem patan lokasi sudah dilakukan melalui survei dengan melibatkan Dinas Pengelolaan Pasar, Kepala Desa, Camat dan anggota DPRD Banyuasin. "Dalam hal ini, Diskoperindag dan UKM hanya membangun dan menyalurkan bantuan dari APBN saja, sedangkan pengelolaannya saat ini sudah di Dinas Pengeloaan Pasar, melalui SK Bupati," terangnya.

Herawan mengaku bingung dan tidak menyangka, pembang unan pasar dengan jumlah 18 kios 18 dan 96 los yang terdiri dari 40 basah dan 56 kering itu, bisa terbengkalai seperti sekarang. "Kita mengirim surat kepa da Dinas Pengelolaan Pa sar untuk mengoor dinasikan hal ini, agar bisa diputuskan langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Jadi pasar itu dapat difungsikan kembali," pun gkasnya.

yopie cipta raharja
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0200 seconds (0.1#10.140)