Pertamina Tak Kurangi Pasokan
A
A
A
YOGYAKARTA - Naiknya harga gas elpiji 3 kilogram di angka Rp21.000 per tabung di tingkat konsumen hal ini terjadi karena keterlambatan distribusi dari agen ke penyalur hingga pengecer.
Dari segi pasokan, Pertamina menjamin tidak ada pengurangan pasokan atau penyaluran gas melon untuk DIY normal seperti hari biasanya. “Harganya sudah terlampau tinggi itu kalau gas melon tembus hingga Rp21.000 per tabung. Seharusnya ini tidak boleh terjadi karena harga gas melon ditingkat konsumen normanya Rp18.000 per tabung,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Riyadi Ida Bagus Saylo Subali kemarin.
Riyadi mengungkapkan, tingginya harga gas melon di tingkat pengecer tersebut bisa juga dari agennya terlambat ke distributornya hingga di pengecernya. Pasokan gas melon dipastikan ada, hanya dikhawatirkan dari agen yang mempunyai beberapa penyalur atau distributor sangat banyak maka rantai distribusinya akan panjang. Karena itu, pengawasan di tingkat agen harus lebih diintensifkan kembali supaya tidak terjadi keterlambatan distribusi.
“Harus di cek betul, apabila dimainkan dan tidak digelontorkan supaya harga gas melon melambung tinggi justru ini yang kita tidak inginkan. Hal ini bisa saja terjadi untuk menimbulkan kelangkaan apabila konsumen ingin membeli harganya tinggi, mau tidak mau pengecer jualnya sudah tinggi, ini tidak benar dan jangan sampai terjadi karena permainan,” katanya.
Mudah-mudahan hal tersebut tidak karena kelangkaan pasokan tapi lebih keterlambatan distribusi semata. Mengenai migrasi pengguna gas dari konsumen elpiji 12 kilogram maupun kayu bakar ke gas melon disebabkan karena musim hujan. “Orang lebih menggunakan elpiji, konsumsi bahan bakar tidak hanya untuk rumah tangga, namun juga untuk usaha. Migrasi ke gas melon ini diperkirakan bisa mencapai 5% khususnya di daerah- daerah pinggiran,” ujar Riyadi.
Marketing Branch Manager PT Pertamina DIY dan Surakarta Freddy Anwar mengungkapkan, pihaknya tidak melakukan pengurangan kuota elpiji 3 kilogram, tetap menyalurkan gas subsidi dengan normal sebanyak 10.000 tabung per hari.
“Pertamina sama sekali tidak mengurangi pasokan gas subsidi di DIY. Kita akan langsung cek di lapangan, apabila ada agen atau pangkalan yang menjual di atas HET sebesar Rp15.500 per tabung, kita akan memberikan sanksiyangtegas,” tandasFreddy.
Windy anggraina
Dari segi pasokan, Pertamina menjamin tidak ada pengurangan pasokan atau penyaluran gas melon untuk DIY normal seperti hari biasanya. “Harganya sudah terlampau tinggi itu kalau gas melon tembus hingga Rp21.000 per tabung. Seharusnya ini tidak boleh terjadi karena harga gas melon ditingkat konsumen normanya Rp18.000 per tabung,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Riyadi Ida Bagus Saylo Subali kemarin.
Riyadi mengungkapkan, tingginya harga gas melon di tingkat pengecer tersebut bisa juga dari agennya terlambat ke distributornya hingga di pengecernya. Pasokan gas melon dipastikan ada, hanya dikhawatirkan dari agen yang mempunyai beberapa penyalur atau distributor sangat banyak maka rantai distribusinya akan panjang. Karena itu, pengawasan di tingkat agen harus lebih diintensifkan kembali supaya tidak terjadi keterlambatan distribusi.
“Harus di cek betul, apabila dimainkan dan tidak digelontorkan supaya harga gas melon melambung tinggi justru ini yang kita tidak inginkan. Hal ini bisa saja terjadi untuk menimbulkan kelangkaan apabila konsumen ingin membeli harganya tinggi, mau tidak mau pengecer jualnya sudah tinggi, ini tidak benar dan jangan sampai terjadi karena permainan,” katanya.
Mudah-mudahan hal tersebut tidak karena kelangkaan pasokan tapi lebih keterlambatan distribusi semata. Mengenai migrasi pengguna gas dari konsumen elpiji 12 kilogram maupun kayu bakar ke gas melon disebabkan karena musim hujan. “Orang lebih menggunakan elpiji, konsumsi bahan bakar tidak hanya untuk rumah tangga, namun juga untuk usaha. Migrasi ke gas melon ini diperkirakan bisa mencapai 5% khususnya di daerah- daerah pinggiran,” ujar Riyadi.
Marketing Branch Manager PT Pertamina DIY dan Surakarta Freddy Anwar mengungkapkan, pihaknya tidak melakukan pengurangan kuota elpiji 3 kilogram, tetap menyalurkan gas subsidi dengan normal sebanyak 10.000 tabung per hari.
“Pertamina sama sekali tidak mengurangi pasokan gas subsidi di DIY. Kita akan langsung cek di lapangan, apabila ada agen atau pangkalan yang menjual di atas HET sebesar Rp15.500 per tabung, kita akan memberikan sanksiyangtegas,” tandasFreddy.
Windy anggraina
(ftr)