Gejala Longsor Pangalengan Sudah Terdeteksi Sejak 2 Mei
A
A
A
JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bencana longsor di Kampung Cibitung, RW 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, sebenarnya sudah diketahui sejak jauh-jauh hari.
"Gejala longsor ini sesungguhnya sudah diperiksa oleh Tim Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, pada 2 Mei 2015 atas permintaan BPBD Kabupaten Bandung," katanya, kepada wartawan, Rabu (6/5/2015).
Ditambahkan dia, berdasarkan hasil pemeriksaan tim di lapangan menunjukkan, kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan breksi vulkanik cukup tebal. Terlihat retakan dan nendatan sedalam 2,5 m sepanjang 500 m.
"Longsoran mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 KK (200 jiwa) dan mengancam pipa panas bumi star energy sepanjang 500 m," jelasnya.
Kendati telah diketahui sejak lama, namun tidak ada langkah nyata untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dengan melakukan evakuasi warga. Baru setelah longsor terjadi, sebagian warga mau dievakuasi dan mulai mengungsi.
"Kejadian longsor seringkali ada ketidakpastian. Meskipun sudah ada retakan dan rayapan, tidak seketika langsung terjadi longsor. Hal inilah yang sering menyebabkan masyarakat tidak mau dievakuasi," pungkasnya.
Seperti dibertakan sebelumnya, bencana longsor terjadi di Kampung Cibitung, RW 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pukul 14.00 WIB. Longsor menimbun delapan rumah.
Baca juga:
Longsor di Kabupaten Bandung, Satu Tewas dan 14 Tertimbun
Update Longsor Pangalengan, 4 Tewas 9 Masih Tertimbun
Longsor Pangalengan, 123 Orang Masih Mengungsi
"Gejala longsor ini sesungguhnya sudah diperiksa oleh Tim Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, pada 2 Mei 2015 atas permintaan BPBD Kabupaten Bandung," katanya, kepada wartawan, Rabu (6/5/2015).
Ditambahkan dia, berdasarkan hasil pemeriksaan tim di lapangan menunjukkan, kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan breksi vulkanik cukup tebal. Terlihat retakan dan nendatan sedalam 2,5 m sepanjang 500 m.
"Longsoran mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 KK (200 jiwa) dan mengancam pipa panas bumi star energy sepanjang 500 m," jelasnya.
Kendati telah diketahui sejak lama, namun tidak ada langkah nyata untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dengan melakukan evakuasi warga. Baru setelah longsor terjadi, sebagian warga mau dievakuasi dan mulai mengungsi.
"Kejadian longsor seringkali ada ketidakpastian. Meskipun sudah ada retakan dan rayapan, tidak seketika langsung terjadi longsor. Hal inilah yang sering menyebabkan masyarakat tidak mau dievakuasi," pungkasnya.
Seperti dibertakan sebelumnya, bencana longsor terjadi di Kampung Cibitung, RW 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pukul 14.00 WIB. Longsor menimbun delapan rumah.
Baca juga:
Longsor di Kabupaten Bandung, Satu Tewas dan 14 Tertimbun
Update Longsor Pangalengan, 4 Tewas 9 Masih Tertimbun
Longsor Pangalengan, 123 Orang Masih Mengungsi
(san)