Warga Urunan Bangun Jembatan Darurat Sarigono
A
A
A
KULONPROGO - Tak ingin roda perekonomian desa terganggu, Warga Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo akhirnya bergotong royong membuat jembatan darurat dari bambu.
Jembatan yang menghubungkan Sarigono–Separang di Pagerharjo, Samigaluh ini menggunakan dana hasil swadaya warga yang telah terkumpul Rp21 juta. Jembatan darurat dibangun di sisi utara jembatan yang ambruk. Menggunakan bambu dan balok, sejak Sabtu (2/5) lalu warga melakukan kerja bakti. Sebab jembatan ini dianggap cukup vitaldan menghubungkan warga di tiga pedukuhan yaitu Jobolawang, Sarigono, dan Separang.
“Pembangunan ini inisiatif warga, setelah Jembatan Sarigono ambruk,” ungkap Sekdes Pagerharjo Sugiarto, kemarin. Warga berharap, adanya jembatan darurat ini bisa menghidupkan ekonomi warga. Pasca- ambruk warga harus menyeberangi sungai, atau memutar hingga beberapa kilometer. Setiap harinya ada puluhan warga yang kerja bakti secara sukarela. “Warga ingin segera dibangun jembatan permanen,” katanya.
Kabid Bina Marga DPU Kulonprogo Gusdi Hartono mengatakan, musibah bencana alam telah merusak tiga jembatan di Kulonprogo. Selain Jembatan Sarigono, juga Jembatan Kadigunung dan Clumprit di wilayah Kokap ambruk. Hanya sampai saat ini belum ada kepastian rencana pembangunan ketiga jembatan itu. “Rapat antara PU, BPBD, dan dinas terkait sudah dilakukan kami juga sarankan segera dibangun jembatan permanen atau darurat,” katanya.
Hingga saat ini, masih masa tanggap darurat bencana. Artinya, kewenangan ada di BPBD danDPUmasihmenunggu koordinasi lebih lanjut. Sebagai dinas teknis, DPU baru melakukan cek dan analisis dan melakukan perhitungan. “Kalau dananya siap, kami siap membangun permanen,” tutur Gusdi.
Dari perhitungan awal, pembangunan permanen Jembatan Sarigono membutuhkan anggaran hingga Rp2 miliar, Jembatan Clumprit Rp700 juta, dan Jembatan Kadigunung membutuhkan Rp3 miliar. Jika dibangun darurat, hanya butuh Rp300 juta setiap jembatannya.
Kepala BPBD Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan, perbaikan tiga jembatan tersebut sebenarnya memang mendesak. Namun sampai saat ini BPBD Kulonprogo masih harus berkoordinasi dengan DIY, apakah akan membangun secara permanen atau darurat. “Kalau mengandalkan APBD Kulonprogo tidak mampu,” sebutnya.
Pembangunan jembatan darurat Sarigono ini sempat ditinjau Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo dan Ketua DPRD Akhid Nuryati. Keduanya mendatangi lokasi jembatan setelah melakukan pantauan ujian nasional (UN) di SMPN 4 Samigaluh.
Kuntadi
Jembatan yang menghubungkan Sarigono–Separang di Pagerharjo, Samigaluh ini menggunakan dana hasil swadaya warga yang telah terkumpul Rp21 juta. Jembatan darurat dibangun di sisi utara jembatan yang ambruk. Menggunakan bambu dan balok, sejak Sabtu (2/5) lalu warga melakukan kerja bakti. Sebab jembatan ini dianggap cukup vitaldan menghubungkan warga di tiga pedukuhan yaitu Jobolawang, Sarigono, dan Separang.
“Pembangunan ini inisiatif warga, setelah Jembatan Sarigono ambruk,” ungkap Sekdes Pagerharjo Sugiarto, kemarin. Warga berharap, adanya jembatan darurat ini bisa menghidupkan ekonomi warga. Pasca- ambruk warga harus menyeberangi sungai, atau memutar hingga beberapa kilometer. Setiap harinya ada puluhan warga yang kerja bakti secara sukarela. “Warga ingin segera dibangun jembatan permanen,” katanya.
Kabid Bina Marga DPU Kulonprogo Gusdi Hartono mengatakan, musibah bencana alam telah merusak tiga jembatan di Kulonprogo. Selain Jembatan Sarigono, juga Jembatan Kadigunung dan Clumprit di wilayah Kokap ambruk. Hanya sampai saat ini belum ada kepastian rencana pembangunan ketiga jembatan itu. “Rapat antara PU, BPBD, dan dinas terkait sudah dilakukan kami juga sarankan segera dibangun jembatan permanen atau darurat,” katanya.
Hingga saat ini, masih masa tanggap darurat bencana. Artinya, kewenangan ada di BPBD danDPUmasihmenunggu koordinasi lebih lanjut. Sebagai dinas teknis, DPU baru melakukan cek dan analisis dan melakukan perhitungan. “Kalau dananya siap, kami siap membangun permanen,” tutur Gusdi.
Dari perhitungan awal, pembangunan permanen Jembatan Sarigono membutuhkan anggaran hingga Rp2 miliar, Jembatan Clumprit Rp700 juta, dan Jembatan Kadigunung membutuhkan Rp3 miliar. Jika dibangun darurat, hanya butuh Rp300 juta setiap jembatannya.
Kepala BPBD Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan, perbaikan tiga jembatan tersebut sebenarnya memang mendesak. Namun sampai saat ini BPBD Kulonprogo masih harus berkoordinasi dengan DIY, apakah akan membangun secara permanen atau darurat. “Kalau mengandalkan APBD Kulonprogo tidak mampu,” sebutnya.
Pembangunan jembatan darurat Sarigono ini sempat ditinjau Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo dan Ketua DPRD Akhid Nuryati. Keduanya mendatangi lokasi jembatan setelah melakukan pantauan ujian nasional (UN) di SMPN 4 Samigaluh.
Kuntadi
(ftr)