Radius 1 Kilometer dari Bibir Kawah Dempo Masih Berbahaya
A
A
A
PAGARALAM - Walau aktivitas vulkanik Gunung Dempo terus mengalami penurunan, namun radius 1 kilometer dari bibir kawah gunung tersebut masih berbahaya.
Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo Mulyadi mengungkapkan, memang aktivitas Gunung Dempo tidak menentu dan sulit ditebak. Untuk itulah, pada status Waspada ini aktivitas pendakian tetap ditutup.
"Paling tidak, radius satu kilometer dari bibir kawah merapi tidak boleh ada aktivitas apapun sampai kondisi kembali normal, " kata Mulyadi, Senin (4/5/2015).
Saat ini, kata dia, aktivitas kegempaan yang terekam melalui seismograf di Pos Pemantau Gunung Api Dempo nihil.
"Pendakian tetap kita tutup untuk sementara waktu. Alasannya sangat banyak dan berbahaya bagi pendaki. Sebab, ketika Gunung Api Dempo beraktivitas banyak material yang bisa keluar seperti gas beracun yang berbahaya bila terhirup, material embusan, bahkan yang paling berbahaya jika letusan. Jadi, satu kilomter dari bibir kawah berbahaya," tegas dia.
Selain memantau kondisi kegempaan, lanjut Mulyadi, pihaknya tidak meninggalkan pos. Pengecekan alat rutin dilakukan agar pengiriman kegempaan dari seismometer yang dipasang di puncak terekam ke seismograf dengan baik.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pagaralam Novirzah Djazuli mengungkapkan, memang yang paling berbahaya adalah Kota Pagaralam dan sekitarnya dari letusan Gunung Api Dempo. Untuk itulah, setidaknya radius 15 kilometer jarak aman dari letusan.
"Radius 15 kilometer baru aman dari letusan. Kemudian, untuk lahar pembuangan sudah ada arahnya yakni melewati sungai. Paling berbahaya awan panas jika terbawa angin," tukasnya.
Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo Mulyadi mengungkapkan, memang aktivitas Gunung Dempo tidak menentu dan sulit ditebak. Untuk itulah, pada status Waspada ini aktivitas pendakian tetap ditutup.
"Paling tidak, radius satu kilometer dari bibir kawah merapi tidak boleh ada aktivitas apapun sampai kondisi kembali normal, " kata Mulyadi, Senin (4/5/2015).
Saat ini, kata dia, aktivitas kegempaan yang terekam melalui seismograf di Pos Pemantau Gunung Api Dempo nihil.
"Pendakian tetap kita tutup untuk sementara waktu. Alasannya sangat banyak dan berbahaya bagi pendaki. Sebab, ketika Gunung Api Dempo beraktivitas banyak material yang bisa keluar seperti gas beracun yang berbahaya bila terhirup, material embusan, bahkan yang paling berbahaya jika letusan. Jadi, satu kilomter dari bibir kawah berbahaya," tegas dia.
Selain memantau kondisi kegempaan, lanjut Mulyadi, pihaknya tidak meninggalkan pos. Pengecekan alat rutin dilakukan agar pengiriman kegempaan dari seismometer yang dipasang di puncak terekam ke seismograf dengan baik.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pagaralam Novirzah Djazuli mengungkapkan, memang yang paling berbahaya adalah Kota Pagaralam dan sekitarnya dari letusan Gunung Api Dempo. Untuk itulah, setidaknya radius 15 kilometer jarak aman dari letusan.
"Radius 15 kilometer baru aman dari letusan. Kemudian, untuk lahar pembuangan sudah ada arahnya yakni melewati sungai. Paling berbahaya awan panas jika terbawa angin," tukasnya.
(sms)