Warga Bubarkan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pesantren
A
A
A
AGAM - Demo ratusan warga di Jorong pauah, Kanagarian Kamang Mudik, Kecamatan Kamang magek, Agam, Sumatera Barat (Sumbar) sedikit aneh.
Pasalnya, mereka menolak pembangunan pesantren yang baru akan dimulai di daerah tersebut. Tak ayal acara peletakan batu pertama pembangunan pesantren pun urung dilakukan.
Penolakan tersebut tentu terbilang ganjil di daerah yang memegang semboyan adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah.
Lucunya lagi, warga menolak pembangunan pesatren tersebut dengan alasan, panitia tidak pernah bermusyawarah dengan mereka terkait pembangunan pesantren.
Dalam demo itu, ratusan warga yang merasa tak digubris panitia pembangunan, merangsek masuk kelokasi dan merusak plang nama pembangunan.
Tidak hanya itu, warga juga mengusir para tamu yang akan menghadiri acara seremonial peletakan batu pertama pembangunan pesantren.
Anwar, Wali Jorong Pauah atau perangkat daerah setingkat lurah menyebutkan penolakan pembangunan pesantren di lokasi ini dipicu oleh pemilik tanah dan pengurus pesantren yang tidak mengadakan musyawarah sebelum membangun.
Warga disekitar lokasi pembangunan hingga perangkat daerah setingkat desa kata Anwar, merasa dilangkahi meskipun merasa senang dengan adanya pembangunan pesantren. Namun mereka merasa tidak diajak bermusyawarah.
"Disini kan ada bauik arek, ninik mamak serta wali jorong, sementara pihak yang mau mendirikan ini tanpa musyawarah tiba-tiba sudah memasang plang pembangunan," kata Anwar.
Sementara pengurus pesantren Lusi, mengaku kesal dan malu dengan aksi penolakan warga.
Lusi menyebutkan sebelum melaksanakan pembangunan, pihaknya sudah melakukan musyawarah dengan wali nagari serta ninik mamak.
"Saya kecewa dan malu, orang berniat baik membangun pesantren malah ditolak. Masalah musyawarah, kita sudah lakukan bersama wali nagari dan ninik mamak," pungkasnya.
Pasalnya, mereka menolak pembangunan pesantren yang baru akan dimulai di daerah tersebut. Tak ayal acara peletakan batu pertama pembangunan pesantren pun urung dilakukan.
Penolakan tersebut tentu terbilang ganjil di daerah yang memegang semboyan adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah.
Lucunya lagi, warga menolak pembangunan pesatren tersebut dengan alasan, panitia tidak pernah bermusyawarah dengan mereka terkait pembangunan pesantren.
Dalam demo itu, ratusan warga yang merasa tak digubris panitia pembangunan, merangsek masuk kelokasi dan merusak plang nama pembangunan.
Tidak hanya itu, warga juga mengusir para tamu yang akan menghadiri acara seremonial peletakan batu pertama pembangunan pesantren.
Anwar, Wali Jorong Pauah atau perangkat daerah setingkat lurah menyebutkan penolakan pembangunan pesantren di lokasi ini dipicu oleh pemilik tanah dan pengurus pesantren yang tidak mengadakan musyawarah sebelum membangun.
Warga disekitar lokasi pembangunan hingga perangkat daerah setingkat desa kata Anwar, merasa dilangkahi meskipun merasa senang dengan adanya pembangunan pesantren. Namun mereka merasa tidak diajak bermusyawarah.
"Disini kan ada bauik arek, ninik mamak serta wali jorong, sementara pihak yang mau mendirikan ini tanpa musyawarah tiba-tiba sudah memasang plang pembangunan," kata Anwar.
Sementara pengurus pesantren Lusi, mengaku kesal dan malu dengan aksi penolakan warga.
Lusi menyebutkan sebelum melaksanakan pembangunan, pihaknya sudah melakukan musyawarah dengan wali nagari serta ninik mamak.
"Saya kecewa dan malu, orang berniat baik membangun pesantren malah ditolak. Masalah musyawarah, kita sudah lakukan bersama wali nagari dan ninik mamak," pungkasnya.
(nag)