Bursa Saham Indonesia Anjlok

Selasa, 28 April 2015 - 10:29 WIB
Bursa Saham Indonesia Anjlok
Bursa Saham Indonesia Anjlok
A A A
PALEMBANG - Membuka pekan terakhir pada April 2015, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia menurun. Pelaku pasar khawatir perekonomian lesu karena kinerja sejumlah emiten di bawah ekspektasi.

“Investasi makin melemah lantaran estimasi laporan keuangan perusahaan yang kurang menggembirakan dibanding dari tahun lalu. Selain itu, nilai tukar rupiah juga melemah sehingga bisa dikatakan belum ada sentimen positif yang mampu menggerakkan indeks untuk melaju positif,” kata Branch Manager (BM) Mandiri Sekuritas Palembang Aidil Idham, kemarin. Menurut dia, biasanya laju indeks hanya bermain di bawah 100 poin.

Namun, kini tren laju indeks semakin menurun. Dia mengilustrasikan memasuki awal perdagangan awal pekan ini indeks melaju di angka 5.276, sedangkan pada pe nutupan perdagangan akhir pekan lalu indeks capai 5.424. “Dalam kondisi masih kurang kondusif seperti ini, maka disarankan pemodal atau investor untuk melakukan safe trading atau perdagangan aman,” tuturnya.

Dia menyebutkan, beberapa sektor yang masih belum menunjukkan sentimen positif karena dipicu pengaruh faktor dalam negeri adalah sektor perbankan, properti, infrastruktur jangka pendek maupun sektor lainnya. Khusus properti dinilai belum membaik karena kebijakan suku bunga yang memberatkan sehingga penyerapan rumah belum maksimal.

“Untuk itu, investor diharap untuk selektif dalam memutuskan pembelian saham. Begitupun infrastruktur belum baik dalam jangka pendek ini karena belum dimulai. Namun, jika melihat jangka panjang cukup prospektif,” terangnya. Dari sisi penguatan dolar terhadap rupiah, kata dia, justru beberapa sektor lebih di untungkan. Seperti sektor pertam bangan dan perke bunan.

Hanya saja, kendati kedua sektor tersebut meraup keuntungan, namun ada dua faktor lagi yang memengaruhi kedua sektor itu sehingga tidak membawa dampak positif. Faktor dimaksud ialah dari sisi harga komoditas pertam bangan dan perkebunan yang saat ini masih cenderung lemah.

Belum lagi ditambah de ngan rendahnya demanddari ne gara tujuanatasdua sektortersebut. “Jadi walaupun kedua sector itu menguntungkan, tapi tetap saja tidak bergerak positif lantaran pengaruh demand rendah dan hargakomoditasanjlok,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Cabang BNI Sekuritas Ari Magdalena menyatakan, khusus untuk sektor infrastruktur cenderung agak kurang.

Kendati demikian, infrastruktur akan bergerak positif memasuki semester II/2015. “Kalau untuk sektor perbankan, properti masih terlihat bagus. Memang infrastruktur agak sedikit lambat penyerapannya. Makanya, perlu konsolidasi,” kata Ari.

Darfian jaya suprana
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5921 seconds (0.1#10.140)