Karnival HUT Kota Tegal Meriah
A
A
A
TEGAL - Tegal Pesisir Karnival Mahakarya 2015 yang digelar Minggu (26/4), berlangsung meriah. Karnival dengan tema “Tegal Inspiring City” ini melengkapi rangkaian HUT Kota Tegal ke 435.
Ribuan masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya memadati jalur yang menjadi rute Tegal Pesisir Karnival yang dimulai Karnival dari Kantor DPRD Kota Tegal, Jalan Veteran, Ahmad Yani, Jalan Masjid, dan finis di Alunalun Kota Tegal. Terik matahari tak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk menyaksikan gelaran tahunan itu.
Mereka rela menunggu sejak siang hanya untuk menyaksikan karnival tersebut. Seperti Tri Mulyani, 13, yang rela menunggu sejak sekitar pukul 12.30 WIB. Dia mengaku tak pernah absen saat gelaran karnival Kota Tegal berlangsung. “Selalu nonton setiap ada karnival setiap tahun,” ujarnya. Tegal Pesisir Karnival Mahakarya 2015 diikuti sekitar 500 siswa dari berbagai tingkatan.
Sebanyak 300 siswa di antaranya menjadi peserta marching band . Empat tema pendukung Tegal Inspairing City, yakni masa perjuangan dengan warna merah diikuti 50 siswa, masa pembangunan warna kuning hijau dengan 62 siswa, masa reformasi warna hitam putih 42 siswa, dan masa kini dengan warna silver emas 40 siswa.
Para peserta karnival terlihat bersemangat memainkan perannya masing-masing. Mereka tak ingin kalah dengan antusiasme warga yang menonton. Drum banddan marching band memainkan musik sepanjang rute karnival. Sementara para model karnival berlenggak-lenggok menampilkan busana karya mereka dengan berbagai motif, seperti bunga, batik, hewan, dan sejumlah motif lainnya.
Jesika, 17, siswa SMA 5 Kota Tegal, mengaku baru pertama kali mengikuti gelaran itu. Meski begitu, dia senang bisa berpartisipasi memeriahkan HUT Kota Tegal ke-435 itu. Siswi kelas XI itu mengaku butuh waktu dua hari untuk menggarap kostum yang digunakannya. Tema busana dengan berat 4 kilogram yang dikenakannya adalah pembangunan. “Tema pembangunan terdapat pada topi berbentuk seperti candi dan lukisan wajah bungabunga sebagai perkembangan masa ke masa.
Ide dari siswa, tapi dibantu guru,” ungkapnya. Dalam sambutannya, Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno mengucapkan terima kasih kepada para peserta, seniman, panitia, dan seluruh masyarakat yang telah mendukung kelancaran karnaval tersebut. “Tegal Pesisir Karnival Mahakarya 2015 ini memasuki putaran keempat dengan tema Tegal Inspiring City.
Semoga kegiatan yang bertujuan untuk pelestarian budaya lokal ini bisa terjaga dengan baik,” ujarnya. Hakikatnya HUT Kota Tegal adalah milik masyarakat, bukan hanya milik pemerintah atau kelompok tertentu. Karena itu, sudah sepatutnya masyarakat Kota Tegal merayakannya dengan suka cita.
“Seluruh rangkaian HUT ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari mulai upacara, pesta ponggol dan sate kambing, lombalomba, donor darah, karnival budaya dan berbagai kegiatan lainnya,” ucapnya. Menurut Siti Masitha, “Tegal Inspiring City” memiliki makna bahwa kota ini di jalur pantura barat yang strategis. Terletak para persimpangan jalur yang menghubungkan wilayah barat, timur, dan selatan.
“Sehingga Kota Tegal menjadi inspirasi bagi kotakota di sekitarnya. Inspirasi itu tidak secara tiba-tiba, namun perkembangan Kota Tegal di berbagai sektor, seperti perdagangan, jasa, industri, maritim, hingga pendidikan. Itu semua tidak akan terwujud tanpa kerja keras seluruh lapisan masyarakat,” paparnya. Siti Masitha kemudian menabuh genderang sebagai tanda penampilan para peserta karnival.
Di hadapan Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno bersama muspida, peserta karnival menampilkan kebolehannya. Ditampilkan pula sendratari yang menceritakan perjuangan masyarakat Tegal mulai zaman kerajaan, penjajahan, hingga saat ini. Gelaran tahunan itu diakhiri dengan pelepasan ribuan balon oleh wali kota setempat.
Prahayuda febrianto
Ribuan masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya memadati jalur yang menjadi rute Tegal Pesisir Karnival yang dimulai Karnival dari Kantor DPRD Kota Tegal, Jalan Veteran, Ahmad Yani, Jalan Masjid, dan finis di Alunalun Kota Tegal. Terik matahari tak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk menyaksikan gelaran tahunan itu.
Mereka rela menunggu sejak siang hanya untuk menyaksikan karnival tersebut. Seperti Tri Mulyani, 13, yang rela menunggu sejak sekitar pukul 12.30 WIB. Dia mengaku tak pernah absen saat gelaran karnival Kota Tegal berlangsung. “Selalu nonton setiap ada karnival setiap tahun,” ujarnya. Tegal Pesisir Karnival Mahakarya 2015 diikuti sekitar 500 siswa dari berbagai tingkatan.
Sebanyak 300 siswa di antaranya menjadi peserta marching band . Empat tema pendukung Tegal Inspairing City, yakni masa perjuangan dengan warna merah diikuti 50 siswa, masa pembangunan warna kuning hijau dengan 62 siswa, masa reformasi warna hitam putih 42 siswa, dan masa kini dengan warna silver emas 40 siswa.
Para peserta karnival terlihat bersemangat memainkan perannya masing-masing. Mereka tak ingin kalah dengan antusiasme warga yang menonton. Drum banddan marching band memainkan musik sepanjang rute karnival. Sementara para model karnival berlenggak-lenggok menampilkan busana karya mereka dengan berbagai motif, seperti bunga, batik, hewan, dan sejumlah motif lainnya.
Jesika, 17, siswa SMA 5 Kota Tegal, mengaku baru pertama kali mengikuti gelaran itu. Meski begitu, dia senang bisa berpartisipasi memeriahkan HUT Kota Tegal ke-435 itu. Siswi kelas XI itu mengaku butuh waktu dua hari untuk menggarap kostum yang digunakannya. Tema busana dengan berat 4 kilogram yang dikenakannya adalah pembangunan. “Tema pembangunan terdapat pada topi berbentuk seperti candi dan lukisan wajah bungabunga sebagai perkembangan masa ke masa.
Ide dari siswa, tapi dibantu guru,” ungkapnya. Dalam sambutannya, Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno mengucapkan terima kasih kepada para peserta, seniman, panitia, dan seluruh masyarakat yang telah mendukung kelancaran karnaval tersebut. “Tegal Pesisir Karnival Mahakarya 2015 ini memasuki putaran keempat dengan tema Tegal Inspiring City.
Semoga kegiatan yang bertujuan untuk pelestarian budaya lokal ini bisa terjaga dengan baik,” ujarnya. Hakikatnya HUT Kota Tegal adalah milik masyarakat, bukan hanya milik pemerintah atau kelompok tertentu. Karena itu, sudah sepatutnya masyarakat Kota Tegal merayakannya dengan suka cita.
“Seluruh rangkaian HUT ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari mulai upacara, pesta ponggol dan sate kambing, lombalomba, donor darah, karnival budaya dan berbagai kegiatan lainnya,” ucapnya. Menurut Siti Masitha, “Tegal Inspiring City” memiliki makna bahwa kota ini di jalur pantura barat yang strategis. Terletak para persimpangan jalur yang menghubungkan wilayah barat, timur, dan selatan.
“Sehingga Kota Tegal menjadi inspirasi bagi kotakota di sekitarnya. Inspirasi itu tidak secara tiba-tiba, namun perkembangan Kota Tegal di berbagai sektor, seperti perdagangan, jasa, industri, maritim, hingga pendidikan. Itu semua tidak akan terwujud tanpa kerja keras seluruh lapisan masyarakat,” paparnya. Siti Masitha kemudian menabuh genderang sebagai tanda penampilan para peserta karnival.
Di hadapan Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno bersama muspida, peserta karnival menampilkan kebolehannya. Ditampilkan pula sendratari yang menceritakan perjuangan masyarakat Tegal mulai zaman kerajaan, penjajahan, hingga saat ini. Gelaran tahunan itu diakhiri dengan pelepasan ribuan balon oleh wali kota setempat.
Prahayuda febrianto
(bbg)