Suporter Arema dan Persebaya Blokir Jalan

Senin, 27 April 2015 - 10:20 WIB
Suporter Arema dan Persebaya Blokir Jalan
Suporter Arema dan Persebaya Blokir Jalan
A A A
SURABAYA - Pendukung Persebaya Surabaya dan Arema Cronus kompak melakukan aksi blokade jalan.

Aksi ini merupakan bentuk protes atas keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membekukan PSSI dan menghentikan kompetisi Qatar National Bank (QNB) League 2015. Para suporter dan pemain Persebaya melakukan aksi blokade jalan di kawasan Darmo, kemarin sore. Selain orasi, para suporter dan pemain Persebaya berbaur bermain bola di jalan raya. Meski hanya berlangsung setengah jam, tak urung aksi 300 Bonekmania itu membuat repot aparat kepolisian.

Ratusan polisi yang diterjunkan terpaksa harus menutup Jalan Raya Darmo ke arah utara. Sementara Jalan Raya Darmo arah ke selatan tetap dibuka. Selain bermain bola, dalam aksinya ini Bonekmaniamembawa spanduk dan mobil pikap yang di parkir di tengah jalan. Di atas mobil pikap, salah seorang koordinator aksi berorasi yang banyak menyerang Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjadi sasaran tembak karena dianggap sebagai pihak yang memicu kekisruhan sepak bola di tanah air.

“Menpora terang-terangan merusak sepak bola tanah air dengan cara membekukan PSSI dan menghentikan kompetisi Liga Indonesia,” ujar Hamim Gimbal, pentolan Bonekmania. Menariknya, aksi Bonek maniadiikuti 24 pemain Persebaya antara lain Jendri Pitoy, Siswanto, Rudi Widodo, dan lima pemain Timnas U-23, seperti Fandi Utomo, Ilhamudin Armain, Putu Gede, Sahrul Kurniawan, dan Hargianto. Sementara Evan Dimas tidak ikut demo lantaran terjebak macet ketika akan mendatangi lokasi demo.

Selain Evan Dimas, pemain Persebaya yang tidak ikut demo, yakni Djemba-Djemba dan Mbamba. “Saya minta Menpora berbesar hati dengan mencabut surat keputusan pembekuan agar kompetisi tetap jalan,” tutur Jendri Pitoy, kiper andalan Persebaya. Sementara aksi pendukung Arema Cronus membuat ruas Jalan Malang-Surabaya macet total selama empat jam. Mereka membakar ban bekas dan sampah di tengah jalan.

Selain itu, para suporter yang menamakan diri Aremaniaini, juga memarkir sepeda motor di tengah jalan. Mereka juga menggelar permainan sepak bola di tengah jalan. Aksi blokade jalan dilakukan tepat di pertigaan Karanglo, yang merupakan titik jalur persimpangan dari Surabaya menuju Kota Batu dan Kota Malang. Demikian juga arus sebaliknya, dari Kota Malang menuju Kota Batu dan Surabaya. Berbagai atribut dan spanduk nada protes dipasang para suporter di tepi jalan.

Blokade jalan tersebut membuat antrean kendaraan bermotor di jalur nasional ini mengular hingga 10 kilometer (km). Dari arah utara, kendaraan mengular sampai di Singosari. Sementara dari arah selatan, antrean kendaraan terjadi hingga ke tengah kota. Antrean kendaraan semakin parah karena di tengah kota juga digelar pawai budaya dalam rangka pembukaan pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komisariat Wilayah IV, yang diikuti 13 wali kota di Jawa Timur, Bali, dan NTB.

Akibat aksi ini, Haryanto, 35, pengemudi Bus Tentrem jurusan Surabaya-Malang, terpaksa memarkir busnya tepat di pertigaan Karanglo selama sekitarduajam. “Tadiwaktusampai disini(PertigaanKaranglo), tibatiba jalan ditutup oleh suporter. Mereka langsung membentangkan spanduk dan bermain sepak bola,” tuturnya.

Sejumlah penumpang yang tergesa-gesa harus ke Kota Malang terpaksa turun di Karanglo. Kemudian mereka memilih melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menembus kumpulan suporter. Salah satunya dilakukan Sukirman, 58. Sambil memanggul tas besar, dia susah payah menembus kerumunan suporter. Sukirman merupakan warga Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Dia ke Kota Malang untuk menjenguk adiknya yang sakit.

“Kalau menunggu kelamaan mas. Soalnya, saya harus menjenguk adik saya di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA). Di sana belum ada yang menggantikan menunggu dan merawat,” ujarnya dengan penuh peluh di badan dan harus terengah-engah kecapekan membawa tas besar sambil menyusuri jalan dengan berjalan kaki sekitar 3 kilometer (km). Sejumlah petugas Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Polres Malang yang berjaga di Pos Satlantas Karanglo, tampak kewalahan membujuk para suporter agar bersedia membuka jalan.

Mereka terpaksa mengalihkan arus lalu lintas dari Surabaya ke arah Kota Batu agar dapat terurai sedikit demi sedikit. Tampak juga Kapolsek Singosari, Kompol Decky Hermansyah, turun ikut membujuk suporter agar bersedia membuka jalan. Upayanya tidak sia-sia karena jalur dari Kota Malang ke Surabaya akhirnya bisa dibuka. Aksi blokade jalan ini baru berakhir setelah Dirigen Aremania, Yuli Sumpil, mengajak para Aremania berkonvoi menuju ke Kota Batu. Aksi para suporter ini juga sempat mengganggu jalannya pawai budaya dalam pembukaan Apeksi komisariat wilayah IV.

Wali Kota Malang M. Anton yang menemui para suporter menyatakan, sikap wali kota di seluruh Indonesia adalah sama, yakni memprotes kebijakan pembekuan PSSI tersebut. “Tetapi semua persoalan ada di Jakarta. Kami ini hanya ketiban sampu saja. Meski demikian, saya akan terus berjuang agar Arema bisa berlaga lagi, karena Arema juga ikut membesarkan nama Kota Malang,” ungkapnya.

Yuswantoro/ rachmad tomi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6682 seconds (0.1#10.140)