Warga Baduy Ajak Pemerintah dan Masyarakat Jaga Lingkungan
A
A
A
SERANG - Sebanyak 1.957 warga Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten turun gunung untuk melakukan ritual Seba Baduy yang dilaksanakan satu tahun sekali.
Seba Baduy yang merupakan perjalanan ritual yang dilakukan masyarakat Baduy sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih serta penghormatan kepada pimpinan birokrasi di daerah atau pemerintah. Penghormatan dilakukan baik kepada kepala daerah di tingkat kabupaten maupun provinsi.
“Tema Seba Baduy tahun ini menjaga lingkungan dengan budaya. Seba Baduy ini juga mencerminkan adanya keakraban antara pemimpin dengan rakyatnya, dan tahun ini yang hadir dalam Seba Baduy Gede ini diikuti 1.957 warga diantaranya 72 warga Baduy Dalam,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, Ali Fadilah saat menemui warga Baduy di Pendopo lama Gubernur Banten, Kota Serang.
Ali menjelaskan bahwa pesan moral yang disampaikan dari kegiatan Seba Baduy adalah masyarakat Baduy mengajak kepada seluruh masyarakat Banten khususnya, untuk menjaga lingkungan alam dan sekitarnya.
“Dari Seba Baduy ini kita semua belajar dari nilai-nilai kearifan lokal mereka (warga baduy),” jelasnya.
Warga Baduy yang membawa hasil bumi seperti pisang tandung, tales, beras, gula merah, dari desanya ini memberikan langsung untuk bapak gede yakni Plt Gubernur Banten Rano Karno, yang sebelumnya bertemu ibu gede yakni Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dengan memberikan hasil bumi.
Sementara itu, Rano Karno menyampaikan Seba Baduy ini sebagai daya tarik budaya dan wisata yang hanya ada di Bante.
Namun dari kegiatan ritual warga Baduy ini juga mempunyai pesan dan amanah yang harus dilakukan.
“Ada amanah yang harus kita jaga. Di mana, pelestarian alam yang harus kita jaga. menjadikan Seba sekaligus menjaganya sebagai tradisi peninggalan leluhur kita," timpalnya.
Sedangkan dari pihak warga Baduy Ayah Saidi Putra, mengatakan Seba Baduy merupakan sebuah ketaatan dalam melaksanakan amanah leluhur yang harus tetap dilakukan dalam keadaan apapun.Ketaatan dalam menjaga kelestarian alam, menghormati para leluhur hingga pimpinan.
"Selain bersilaturahmi, masyarakat Baduy juga mengajak pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan Gunung Pulosari, Gunung Karang, dan alam agar tidak dirusak manusia. Kalau jika alam rusak maka akan ada bencana alam," kata Ayah Saidi Putra yang merupakan orang tua dari Ayah Mursid, pemimpin dari 12 Jaro Tangtu.
Selain bersilaturahmi, masyarakat Baduy juga mengajak pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan Gunung Pulosari, Gunung Karang, dan alam agar tidak dirusak manusia. "Jika alam rusak maka akan ada bencana alam," lanjutnya
Seba Baduy yang merupakan perjalanan ritual yang dilakukan masyarakat Baduy sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih serta penghormatan kepada pimpinan birokrasi di daerah atau pemerintah. Penghormatan dilakukan baik kepada kepala daerah di tingkat kabupaten maupun provinsi.
“Tema Seba Baduy tahun ini menjaga lingkungan dengan budaya. Seba Baduy ini juga mencerminkan adanya keakraban antara pemimpin dengan rakyatnya, dan tahun ini yang hadir dalam Seba Baduy Gede ini diikuti 1.957 warga diantaranya 72 warga Baduy Dalam,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, Ali Fadilah saat menemui warga Baduy di Pendopo lama Gubernur Banten, Kota Serang.
Ali menjelaskan bahwa pesan moral yang disampaikan dari kegiatan Seba Baduy adalah masyarakat Baduy mengajak kepada seluruh masyarakat Banten khususnya, untuk menjaga lingkungan alam dan sekitarnya.
“Dari Seba Baduy ini kita semua belajar dari nilai-nilai kearifan lokal mereka (warga baduy),” jelasnya.
Warga Baduy yang membawa hasil bumi seperti pisang tandung, tales, beras, gula merah, dari desanya ini memberikan langsung untuk bapak gede yakni Plt Gubernur Banten Rano Karno, yang sebelumnya bertemu ibu gede yakni Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dengan memberikan hasil bumi.
Sementara itu, Rano Karno menyampaikan Seba Baduy ini sebagai daya tarik budaya dan wisata yang hanya ada di Bante.
Namun dari kegiatan ritual warga Baduy ini juga mempunyai pesan dan amanah yang harus dilakukan.
“Ada amanah yang harus kita jaga. Di mana, pelestarian alam yang harus kita jaga. menjadikan Seba sekaligus menjaganya sebagai tradisi peninggalan leluhur kita," timpalnya.
Sedangkan dari pihak warga Baduy Ayah Saidi Putra, mengatakan Seba Baduy merupakan sebuah ketaatan dalam melaksanakan amanah leluhur yang harus tetap dilakukan dalam keadaan apapun.Ketaatan dalam menjaga kelestarian alam, menghormati para leluhur hingga pimpinan.
"Selain bersilaturahmi, masyarakat Baduy juga mengajak pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan Gunung Pulosari, Gunung Karang, dan alam agar tidak dirusak manusia. Kalau jika alam rusak maka akan ada bencana alam," kata Ayah Saidi Putra yang merupakan orang tua dari Ayah Mursid, pemimpin dari 12 Jaro Tangtu.
Selain bersilaturahmi, masyarakat Baduy juga mengajak pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan Gunung Pulosari, Gunung Karang, dan alam agar tidak dirusak manusia. "Jika alam rusak maka akan ada bencana alam," lanjutnya
(sms)