Sekali Berkedip, Pesawat Seharga Jutaan Rupiah Bisa Celaka

Minggu, 26 April 2015 - 09:57 WIB
Sekali Berkedip, Pesawat...
Sekali Berkedip, Pesawat Seharga Jutaan Rupiah Bisa Celaka
A A A
Jika Anda sering jalan-jalan di kawasan Pantai Marina Semarang pada Minggu pagi, tentu sudah tidak asing lagi dengan banyak suara deru pesawat remote control yang terbang di langit.

Kawasan tersebut sudah sejak beberapa tahun lalu menjadi arena bermain bagi para pehobi aeromodeling, baik itu pesawat maupun helikopter. Permainan ini sebenarnya sudah cukup lama muncul di Semarang. Bahkan, lokasinya telah tiga kali bergeser.

Di era 1980-an, lokasinya berada di kawasan Bukit Sari. Kemudian pada 1990-an di kawasan Marina, yang sekarang sudah menjadi pondok daun. Saat ini lokasi aeromodeling berada di sebelah barat kolam renang Marina, di lahan yang cukup luas dan semak belukar setinggi perut orang dewasa. Di Kota Lumpia juga sudah cukup lama berdiri beberapa klub aeromodeling. Ada Persatuan Aeromodeling Semarang (PAS), kemudian Commander Aeromodeling dan Avia Aero Semarang.

Nama terakhir ini adalah klub tertua di Kota ATLAS dan sampai sekarang masih sangat eksis, tidak sekadar hobi, tapi sudah fokus untuk mencetak atlet aeromodeling. Mereka yang kini aktif bermain di Marina tidak lagi menggunakan bendera klub, melainkan sudah perorangan. Tidak hanya dari dalam kota, banyak pehobi dari daerah lain, seperti Pati, Jepara, Kudus, Ungaran, dan Salatiga, sering datang ke kawasan Marina sebagai tempat menyalurkan hobi.

“Lapangan ini milik bareng, tidak bisa diklaim milik klub tertentu,” kata salah satu pehobi, Ombhie, mengawali obrolan usai latihan. Dia sudah cukup lama bermain aeromodeling. Awalnya hanya datang melihat-lihat pehobi lainnya. Namun lama kelamaan, akhirnya ikut membeli pesawat sendiri karena rasa penasaran.

“Seperti keracunan. Ini untuk melepas lelah,” ucapnya. Warga Tanah Mas ini akhirnya membeli pesawat jet tipe Stinger 64. Pesawatnya saja yang terbuat dari polifom, sudah termasuk dengan perangkat elektronik seperti dinamo, harus merogoh kocek hingga Rp2 juta. Untuk remote - nya, harus beli terpisah. Remote yang bisa beragam channel berbagai model pesawat, dibanderol hingga Rp7 juta.

“Kalau helikopter harganya sangat mahal. Jenis T-Rex 700 dan Raptor 700 yang seukuran kendaraan roda dua di atas Rp20 juta,” ungkapnya. Pencinta permainan aeromodeling ini rata-rata didominasi oleh kalangan menengah ke atas karena harganya terbilang cukup mahal. Tidak sembarang toko mainan menjual permainan ini. Di Kota Lumpia, beragam pesawat dan helikopter bisa didapatkan di toko “Mainan-Q” di Plaza Simpang Lima Lt 1.

Mahalnya pesawat dan helikopter menuntut pemiliknya harus berhati-hati menerbangkan di udara. Jika sampai salah manuver dan jatuh, uang belasan hingga puluhan juta langsung lenyap dalam sekejap. “Mata jangan sampai berkedip karena pesawat akan langsung melesat jauh, tak terkendali dan bisa jatuh. Mata saya sampai berair ini,” katanya sambil menunjuk kedua matanya. Ferry, 37, pehobi lainnya memiliki banyak koleksi helikopter yang berukuran besar yakni T-Rex 700 dan Raptor 700. Bermain aeromodeling dituntut keseriusan dan kecekatan.

Menggerakkan remote harus halus dan pelan. Jika sudah mahir, helikopter mampu dibuat berakrobatik di udara. “Hari ini saya sedang tidak mood bermain. Jadi datang ke sini hanya melihat dan berkumpul dengan temanteman,” ujar warga Gang Warung ini. Para pehobi aeromodeling di Pantai Marina ini sudah tergabung dalam Komunitas Aeromodeling Nusantara di situs gaero.org.

Ketua Persatuan Olahraga Dirgantara Aeromodeling (Pordirga) Jateng David Gunawan mengatakan, dalam perkembangannya, aeromodeling sekarang sudah menjadi cabang olahraga dan menginduk di KONI, tidak sekadar hobi. Pordirga fokus untuk mencetak atlet aeromodeling.

“Kalau kami latihan tidak harus Minggu agar tidak terganggu dengan pehobi lainnya,” ujar David, yang juga Ketua Avia Aeromodeling Semarang.

ARIF PURNIAWAN
Kota Semarang
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6971 seconds (0.1#10.140)