Penonton Penasaran dengan Musik Tradisional
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Dinas Pariwisata DIY kembali menghadirkan pentas kesenian tradisional.
Kali ini kelompok kesenian tradisional Rinding Gumbeng asal Desa Beji, Kecamatan Wonosadi, Ngawen, menghibur ratusan warga di Balai Dusun Duren, kemarin. “Keseniannya sangat menarik dan unik, saya sengaja melihat karena penasaran dengan Rinding Gumbeng,” ucap Wiratama, salah satu pengunjung kepada wartawan.
Benar saja, dengan konsep modern, seni yang memadukan alat musik tradisional rinding dan gumbeng terbuat dari bambu ini berhasil dipadu dengan alunan penyanyi layaknya orkestra.
Kepala Desa Beji, Suparno, mengaku bangga dengan kepercayaan dinas untuk menggelar atraksi keseninan tersebut. Ini sejalan dengan Desa Beji yang masuk dalam salah satu desa wisata dan budaya binaan Dinas Pariwisata DIY. “Apalagi kesenian lokal kami, Rinding Gumbeng bisa tampil. Ini kebanggaan tersendiri,” katanya.
Dengan atraksi kesenian ini, dia berharap kesenian lokal bisa terangkat dan minta wisatawan mengunjungi desa wisata, khususnya Beji. Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata (Kasi ODTW) Dinas Pariwisata DIY Mohammad Haliem melihat perlunya pengembangan grup-grup kesenian di wilayah Gunungkidul.
Dukungan ini diberikan guna melestarikan budaya lokal yang menjadi perhatian serius Dispar serta Pemda DIY sebagai implementasi dari status Keistimewaan Yogyakarta. Haliem menambahkan, salah satu mempertahankan budaya dan kesenian lokal adalah dengan cara mementaskan secara rutin. “Jadi mereka bisa lebih eksis dalam berkarya seni.
Selain itu, pemilihan lokasi pentas seni di daerah-daerah juga dalam rangka untuk lebih mempromosikan seluruh kawasan DIY agar berpotensi mendatangkan wisatawan,” tuturnya.
Suharjono/ moch fauzi
Kali ini kelompok kesenian tradisional Rinding Gumbeng asal Desa Beji, Kecamatan Wonosadi, Ngawen, menghibur ratusan warga di Balai Dusun Duren, kemarin. “Keseniannya sangat menarik dan unik, saya sengaja melihat karena penasaran dengan Rinding Gumbeng,” ucap Wiratama, salah satu pengunjung kepada wartawan.
Benar saja, dengan konsep modern, seni yang memadukan alat musik tradisional rinding dan gumbeng terbuat dari bambu ini berhasil dipadu dengan alunan penyanyi layaknya orkestra.
Kepala Desa Beji, Suparno, mengaku bangga dengan kepercayaan dinas untuk menggelar atraksi keseninan tersebut. Ini sejalan dengan Desa Beji yang masuk dalam salah satu desa wisata dan budaya binaan Dinas Pariwisata DIY. “Apalagi kesenian lokal kami, Rinding Gumbeng bisa tampil. Ini kebanggaan tersendiri,” katanya.
Dengan atraksi kesenian ini, dia berharap kesenian lokal bisa terangkat dan minta wisatawan mengunjungi desa wisata, khususnya Beji. Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata (Kasi ODTW) Dinas Pariwisata DIY Mohammad Haliem melihat perlunya pengembangan grup-grup kesenian di wilayah Gunungkidul.
Dukungan ini diberikan guna melestarikan budaya lokal yang menjadi perhatian serius Dispar serta Pemda DIY sebagai implementasi dari status Keistimewaan Yogyakarta. Haliem menambahkan, salah satu mempertahankan budaya dan kesenian lokal adalah dengan cara mementaskan secara rutin. “Jadi mereka bisa lebih eksis dalam berkarya seni.
Selain itu, pemilihan lokasi pentas seni di daerah-daerah juga dalam rangka untuk lebih mempromosikan seluruh kawasan DIY agar berpotensi mendatangkan wisatawan,” tuturnya.
Suharjono/ moch fauzi
(ftr)