Sumut Ditarget Produksi 4,6 Juta Ton Padi
A
A
A
BATUBARA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan Sumatera Utara (Sumut) tahun ini bisa memproduksi 4,6 juta ton padi atau meningkat dibandingkan tahun lalu sekitar 3,6 juta ton.
Apalagi bantuan anggaran dari pusat untuk meningkatkan produksi beras juga bertambah drastis. Diharapkan target tersebut bisa dipenuhi sehingga Sumut menjadi salah satu lumbung padi nasional. “Khusus untuk Sumatera Utara mendapatkan bantuan total Rp1,14 triliun. Tahun lalu, kami tanya kepada Pak Kadis Pertanian Provinsi Sumatera Utara, bantuannya hanya Rp100 miliar.
Dengan bantuan yang naik 1.000%, jadi tahun depan produksinya harus meningkat,” kata Andi Amran Sulaiman saat kunjungan dan pengenalan varietas kartika 82 di Desa Simodong, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Rabu (22/4). Mentan menjelaskan, dalam sektor pertanian pemerintah melihat ada lima persoalan yang harus diperbaiki.
Di antaranya soal irigasi rusak di seluruh tanah air yang jumlahnya sekitar 52% atau sekitar 3 juta hektare, kemudian penyaluran benih bermasalah, penyaluran pupuk sering terlambat, dan mesin pertanian yang kurang. Terakhir, masalah kekurangan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) hanya ada sekitar 27.000 pegawai.
Padahal yang dibutuhkan sekitar 70.000 orang. “Jadi kami kekurangan sekitar 43.000 PPL. Banyaknya permasalahan tersebut, maka saat ini kami mencoba menyelesaikan satu per satu,” ujarnya. Masalah yang menjadi perhatian adalah pendistribusian pupuk dan penyerapan benih dari petani masih kecil jumlahnya. Tahun lalu, penyerapan benih hanya 20% dan tahun ini akan lebih ditingkatkan hingga mencapai 99%.
“Tugas kami adalah melayani para petani, bukan untuk dilayani. Kalau ada pupuk dan benih yang terlambat masuk, cepat lapor. Dengan kerja keras semua unsur yang ada, mudah-mudahan sekitar Oktober dan November tahun ini kita tidak akan impor beras,” kata Mentan. Sementara Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho mengatakan, pihaknya segera bekerja sama dengan Pangdam I/BB, bupati dan wali kota, Danrem dan Dandim, menjadikan Sumut bagian dari lumbung padi nasional.
Pemprov Sumut bersama dengan Kodam sepakat memenuhi target produksi padi 4,6 juta ton. “Untuk itu, kami selaku masyarakat Sumatera Utara meminta kepada Pangdam untuk dapat menggerakkan babinsa dalam konteks pendampingan kepada petugas penyuluh lapangan dan para petani agar bersinergi.
Kami juga memohon kepada bapak menteri untuk segera menggelontorkan bantuan ke Sumatera Utara. Mudahmudahan program yang sudah direncanakan, bapak menteri dapat terealisasi,” kata Gatot. Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Hariadi mengatakan, siap membantu para petani memenuhi target produksi padi sebesar 4,6 juta ton. Dia berharap saat panen harga padi tetap stabil agar para petani semangat untuk kembali menanam padi.
“Perlu kami informasikan, uniknya para petani di wilayah Sumatera Utara, jika saat panen harga padi bergejolak, para petani akan berhenti dalam jangka waktulama (mutung). Untukitu, kami memohon bantuan kepada bapak menteri harga tetap stabil dan menguntungkan sehingga para petani makmur,” katanya.
Mhd dian
Apalagi bantuan anggaran dari pusat untuk meningkatkan produksi beras juga bertambah drastis. Diharapkan target tersebut bisa dipenuhi sehingga Sumut menjadi salah satu lumbung padi nasional. “Khusus untuk Sumatera Utara mendapatkan bantuan total Rp1,14 triliun. Tahun lalu, kami tanya kepada Pak Kadis Pertanian Provinsi Sumatera Utara, bantuannya hanya Rp100 miliar.
Dengan bantuan yang naik 1.000%, jadi tahun depan produksinya harus meningkat,” kata Andi Amran Sulaiman saat kunjungan dan pengenalan varietas kartika 82 di Desa Simodong, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Rabu (22/4). Mentan menjelaskan, dalam sektor pertanian pemerintah melihat ada lima persoalan yang harus diperbaiki.
Di antaranya soal irigasi rusak di seluruh tanah air yang jumlahnya sekitar 52% atau sekitar 3 juta hektare, kemudian penyaluran benih bermasalah, penyaluran pupuk sering terlambat, dan mesin pertanian yang kurang. Terakhir, masalah kekurangan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) hanya ada sekitar 27.000 pegawai.
Padahal yang dibutuhkan sekitar 70.000 orang. “Jadi kami kekurangan sekitar 43.000 PPL. Banyaknya permasalahan tersebut, maka saat ini kami mencoba menyelesaikan satu per satu,” ujarnya. Masalah yang menjadi perhatian adalah pendistribusian pupuk dan penyerapan benih dari petani masih kecil jumlahnya. Tahun lalu, penyerapan benih hanya 20% dan tahun ini akan lebih ditingkatkan hingga mencapai 99%.
“Tugas kami adalah melayani para petani, bukan untuk dilayani. Kalau ada pupuk dan benih yang terlambat masuk, cepat lapor. Dengan kerja keras semua unsur yang ada, mudah-mudahan sekitar Oktober dan November tahun ini kita tidak akan impor beras,” kata Mentan. Sementara Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho mengatakan, pihaknya segera bekerja sama dengan Pangdam I/BB, bupati dan wali kota, Danrem dan Dandim, menjadikan Sumut bagian dari lumbung padi nasional.
Pemprov Sumut bersama dengan Kodam sepakat memenuhi target produksi padi 4,6 juta ton. “Untuk itu, kami selaku masyarakat Sumatera Utara meminta kepada Pangdam untuk dapat menggerakkan babinsa dalam konteks pendampingan kepada petugas penyuluh lapangan dan para petani agar bersinergi.
Kami juga memohon kepada bapak menteri untuk segera menggelontorkan bantuan ke Sumatera Utara. Mudahmudahan program yang sudah direncanakan, bapak menteri dapat terealisasi,” kata Gatot. Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Hariadi mengatakan, siap membantu para petani memenuhi target produksi padi sebesar 4,6 juta ton. Dia berharap saat panen harga padi tetap stabil agar para petani semangat untuk kembali menanam padi.
“Perlu kami informasikan, uniknya para petani di wilayah Sumatera Utara, jika saat panen harga padi bergejolak, para petani akan berhenti dalam jangka waktulama (mutung). Untukitu, kami memohon bantuan kepada bapak menteri harga tetap stabil dan menguntungkan sehingga para petani makmur,” katanya.
Mhd dian
(bbg)