Polri Waspadai Ancaman Teroris

Rabu, 22 April 2015 - 10:33 WIB
Polri Waspadai Ancaman Teroris
Polri Waspadai Ancaman Teroris
A A A
BANDUNG - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mewaspadai ancaman teroris saat peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) berlangsung di Kota Bandung pada 24 April mendatang.

“Sampai sekarang ancaman teror belum ada tanda-tanda. Tetapi terus ka mi monitor dan dilihat di na mi kanya,” kata Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti saat meninjau kesiapan pe ng aman an peringatan KAA di Kota Bandung, kemarin.

Dalam kunjungan kemarin, Kapolri yang dilantik Jumat (17/4) lalu ini, meninjau Hotel Savoy Homann, Gedung Mer deka, Masjid Agung, Gedung Pa kuan, dan Bandara Husein di tinjau kesiapannya, terutama dari sisi keamanan. Kapolri di dampingi Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Badrodin meminta setiap per sonel Polri yang bertugas saat KAA, baik di Jakarta maupun Kota Bandung, dapat bekerja secara maksimal. Para personel harus peka dan waspada ter hadap situasi dan tindakan yang mencurigakan.

“Jangan sam pai ada perubahan kok te nang-tenang aja. Berarti tidak peka. Karena perubahan tidak seperti biasabiasanya ada se suatu hal yang bisa saja per ubah an biasa atau ada sesuatu hal di balik itu,” ujar Badrodin. Kapolri mengemukakan, Pol ri tidak akan mentolerir setiap aksi unjuk rasa selama pelaksanaan KAA di Jakarta dan Kota Bandung.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kondusivitas keamanan selama pe ri ngat an KAA berlangsung. Pada Senin (20/4) lalu pun,se banyak 18 aktivis Aliansi Gerakan Reforma Agraria dan Front Perjuangan Rakyat ditang kap karena melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Mereka menolak intervensi AS atas peringatan 60 tahun KAA di Jakarta dan Kota Bandung. “Saya pikir, kita harus menghormati tamu dan itu (unjuk rasa) jangan dilakukan karena kita tuan rumah.

“Sebaiknya men jadi tuan rumah yang baik, jadi unjuk rasa tidak dilakukan. Takutnya dimanfaatkan pihak lain dan bisa saja pihak tamu ti dak berkenan sehingga me nim bulkan polemik di kemudian hari,” ungkap Kapolri. Badrodin berpesan agar pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI tidak kaku dan kasar, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di tengah masyarakat.

“Tapi pada hal-hal tertentu juga tidak boleh toleran. Ini yang harus bisa menempatkan diri. Kalau masyarakat nonton di pinggir jalan akan diatur dengan baik dan tidak boleh kasar,” tutur Badrodin. Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III Siliwangi Letkol Arm Robert Ismail mengatakan, akan menciptakan suasana pengamanan KAA dengan se nyaman mungkin. Tapi petugas akan tetap tegas jika di lapangan terjadi tindakan-tindak an mencurigakan. “Pengaman an dalam rangka KAA akan dibuat senyaman mungkin. Tapi tetap harus tegas,” kata Robert.

Dia mengemukakan, untuk batasan ring pengamanan tidak terpatok pada radius atau jarak tertentu. Tapi lebih dinamis tergantung posisi dari delegasi dan kepala negara peserta KAA. “Batasan ring 1, 2, dan 3 tidak eksak batasan meter. Ini sekarang sangat dinamis. Untuk pengamanan VVIP (very very impor tant person), aturan perundangundangan di negara kita ring satu Raspampres, ring dua TNI, ring tiga Polri,” ujar dia.

Robert menambahkan, selama KAA berlangsung di Kota Bandung, di sekitar objek peringatan, tidak ada aksi unjuk rasa yang dilakukan. “Ada beberapa tuntutan SOP (standar operasional prosedur) dari negara-negara peserta KAA, tidak mau ada unjuk rasa tentang negaranya,” ungkap Robert.

Asia-Afrika Perkuat Kerja Sama Bisnis

Sebanyak 34 negara di kawasan Asia-Afrika sepakat mem bentuk Dewan Bisnis Asia Afrika (Asian Africa Business Council/AABC). Dewan yang ber anggotakan para pengusaha se cara formal dibentuk untuk memperkuat per ekonomian dan kerja sama bisnis di kawasan ini.

Kesepakatan pembentukan AABC tercapai pada Asian- Africa Business Summit (AABS) 2015 yang merupakan rangkaian penyelenggaraan peringatan 60 tahun KAA 2015 di Jakarta Convention Center. Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto menjelaskan, pembentukan AABC merupakan bagian dari semangat penyelenggaraan AABS 2015 dengan tema “Realization of Asian-African Partnership for Progress and Prosperity”, serta “The New Asian-African Strategic Partnership’’ yang diadopsi sebagai salah satu hasil penyelenggaraan KAA 2015.

Menurut dia, AABC mempunyai sejumlah target, antara lain memperkuat hubungan ker jasama perdagangan dan perindustrian, menghapus ham batan bisnis karena masih kuatnya birokrasi, mening kat - kan konektivitas, kerja sama pem bangunan infrastruktur, pengadaan pelatihan sumber daya manusia, penguatan usaha kecil menengah (UKM).

“Kemitraan antarnegara Asia Afrika memasuki masa yang sangat menarik sejalan de - ngan proyeksi pertumbuhan eko nomi di kedua benua, sehingga membuka peluang kerja sama ekonomi dan bisnis," ujar Suryo Bambang. Vice President The Federation of Pakistan Chambers of Commerce and Industri (FPCCI) Pakistan Muhmammed Waseem Vohra meman - dang AABC sebagai langkah besar dalam kerja sama antar negara-negara Asia-Afrika. “Ini pen ting untuk mengem bangkan bisnis di kawasan ini, terutama untuk upaya mening katkan kesejahteraan rakyat di kedua benua tersebut,” ujarnya.

CEO Baraka Contracting and Trading, Arab Republic of Egypt, Mohamed Abdel Rahman Bakara juga menyambut baik terbentuknya AABC, sebagai langkah ke depan negaranegara Asia dan Afrika untuk bisa lebih sejajar dan maju bersama. Sementara itu, Head of Research Institute LP3E, Kadin Indonesia Didik J Rachbini menuturkan, kesepakatan pembentukan AABC sudah pernah terjadi 10 tahun lalu atau pada 2005, namun ketika itu komitmen peserta KAA masih normatif.

”Sekarang waktunya seluruh negara-negara Asia-Afrika merealiasikannya dengan semangat untuk lebih maju dari sisi ekonomi,” katanya. Saat ini dari sekian banyak negara di Afrika hanya sekitar 12 negara yang masuk dalam ekonomi negara berkembang. Selebihnya masih relatif miskin dan bahkan ada yang masih terancam bahaya kelaparan. Didik yang merupakan salah satu pendorong teraliasinya AABC ini menuturkan, dalam wak tu enam bulan ke depan AABC secara resmi akan ditetap kan sebagai wadah resmi yang menaungi para pengusaha di kawasan Asia-Afrika.

Dia lantas menandaskan, keanggotan AABC tidak terikat dan dimungkinkan untuk terus bertambah dari saat ini sebanyak 34 negara. Adapun Sekretariat Dewan Bisnis akan ditetap kan di Jakarta, Indonesia, se dangkan Wakil Sekretariat ditetapkan di Afrika Selat an. “Setelah dilembagakan secara resmi, AABC akan melakukan pertemuan kedua pada 2016 di Mesir,” ujar Didik.

AABC dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sambutannya, Kepala Negara menekankan pentingnya kerja sama antarnegara-negara di ka was an ini di semua bidang ter utama ekonomi, sosial dan po litik.

“Saatnya dunia usaha saling meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan dan termasuk investasi. Peran dunia usaha juga menjadi sangat penting dalam mendorong semangat Dasasila Bandung melalui peringatan ke-60 KAA yang di selenggarakan di Jakarta dan Bandung,” kata Jokowi yang didampingi Ke pala Staf Kepresidenan seka li gus penanggung jawab KAA Luhut Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pra tikno.

Rencananya, forum bisnis yang digelar dua hari tersebut menghadirkan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Et hi - opia Mulatu Thesome Wir tu, Men lu Afrika Selatan Maite Nkoana-Mashabane yang me - wakili Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. Turut juga menjadi pembicara Perdana Menteri Jepang Sinzho Abe dan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif.

Perkuat Investasi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mendorong ne - gara-negara di kawasan Asia dan Afrika memperkuat kerja sama investasi dan memak si mal kan potensi eko no mi nya. Merujuk data Financial Times, total investasi langsung (fo reign direct investment/FDI) antar negara Asia-Afrika pada periode 2010- 2014 hanya men capai 35%dari total arus inves tasi global.

“Padahal dengan potensi besar yang dimiliki, seharusnya negaranegara Asia-Afrika da pat saling mengeksplorasi pe luang yang ada dan men cip ta kan kerja sama yang saling menguntungkan,” katanya. Franky mema par kan, laporan Financial Times yang menunjukkan sebanyak tiga dari empat FDI global mengalir ke negara-negara Asia Afrika dalam lima tahun terakhir.

Data World Investment Report 2014 yang diumumkan oleh United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) juga menunjukkan arus investasi global tahun 2014 menurun 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, negaranegara ekonomi berkembang, ter masuk Asia dan Afrika, mem peroleh pencapaian Foreign Direct Investment (FDI) lebih dari 700 miliar dolar AS, yaitu sekitar 56 persen dari total arus investasi global. “Hal ini menunjukkan bahwa posisi negara-negara Asia Afrika sangat diperhitungkan dalam perekonomian dunia,” kata Franky.

Berdasarkan data BKPM, inves tasi negara-negara Asia-Afrika selama tahun 2010-2014 mencapai 58,58 miliar dolar AS yang terdiri atas 55,56 miliar dolar AS investasi negara-ne - gara Asia dan 3,01 miliar dolar AS investasi negara-negara Afrika. Sektor utama investasi negara Afrika mencakup industri makanan, perkebunan, pariwisata, konstruksi.

Sedangkan sektor utama investasi negara Asia mencakup transportasi dan telekomunikasi, industri ma kanan, pertanian dan perkebun an, serta industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronika. Ada pun berdasarkan daerah sebarannya, Pulau Jawa masih menjadi pilihan utama lokasi investasi dari negara-negara ter sebut. Kendati demikian, Pe merintah Indonesia terus mendorong realisasi investasi di luar Jawa lebih tinggi dari pada di Jawa. Hingga saat ini, baru sekitar 43 persen nilai investasi mengalir ke luar Jawa.

Ketua Pelaksana Asian Africa Business Summit (AABS) 2015, Noke Kiroy an, meng ung kapkan bahwa perdagangan In donesia de ngan Afrika tersebut lebih kecil dibanding dengan per agangan China-Afrika yang mencapai 200 miliar dolar AS dan India-Afrika 70 miliar do lar AS. “Untuk itu, per da gang an investasi perlu diak se le rasi agar menjadi pasar yang menjanjikan jika digarap secara optimal,“ ujarnya.

Menurut Ketua Kadin Bidang Koordinator Asosiasi ini, saat ini di kawasan Benua Hitam tersebut baru sedikit negara yang cukup potensial untuk dijadikan lahan investasi oleh pengusaha, yaitu Afrika Selatan, Nigeria. Pendapatan per kapita Afrika Selatan tertinggi yang mencapai 6.500 dolar dolar per tahun per penduduk, sedangkan Nigeria dengan jumlah penduduk terbesar mencapai 3.500 dolar AS per tahun.

Kepala Negara Berdatangan

Sejumlah kepala negara yang berpartisipasi dalam peringatan KAA ke-60 sudah berda tangan di Jakarta. Hingga tadi malam, para kepala negara yang sudah tiba antara lain Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Wakil Presiden Venezuela Jorge Arreza; Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei; Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dan Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma.

Beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di jadwalkan hadir pada hari ini, di antaranya dari Iran dan Jepang. Menyambut kehadiran mereka, pengamanan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, terlihat diperketat.

Mochamad solehudin/ dian rosadi/ muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6774 seconds (0.1#10.140)