Jembatan Ambrol Diterjang Banjir
A
A
A
KULONPROGO - Hujan deras yang terjadi pada Sabtu sore telah merusak Jembatan Kadigunung yang menghubungkan Desa Kalirejo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap.
Bahu jembatan sepanjang 15 meter ini ambrol tergerus banjir sehingga jembatan ini tidak bisa dilalui transportasi. Hujan deras mengguyur kawasan ini terjadi sejak sore hari. Menjelang petang, air Sungai Kadigunung mulai meluap. Hingga akhirnya menerjang fondasi jembatan yang dibangun awal 2014 lalu sehingga jembatan ambrol.
Luapan air Sungai Kadigunung juga meredam rumah warga. Setidaknya ada 20 rumah warga di Hargomulyo terendam. Bahkan 18 kolam ikan juga mengalami kerusakan akibat diterjang banjir. “Banjir ini paling parah, karena ada kiriman air dari atas,” kata Sudrajat, warga Kadigunung, kemarin.
Menurutnya, saat kejadian sedang berada di dalam rumah. Dia dikejutkan dengan suara benturan keras dari arah jembatan. Begitu keluar dilihatnya jembatan sudah ambrol dan air menuju ke rumahnya yang hanya beberapa meter dari bantaran sungai. “Banjir datangnya sangat cepat, saya terpaksa membongkar dinding belakang agar airnya cepat surut,” ujarnya.
Pascabanjir, katanya, tampak fondasi jembatan terlepas dari bahu jalan. Bahkan kondisi jembatan agak miring. Warga berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki jembatan ini. Sebab setiap pagi menjadi akses vital bagi warga. Dari yang mau berangkat ke sekolah sampai aktivitas ekonomi lainnya. Jembatan ini dibangun dari bantuan pemerintah sebesar Rp90 juta.
Pembangunan jembatan ini menghabiskan dana lebih dari Rp200 juta dengan swadaya masyarakat. Petugas Tim Reaksi Cepat BPBD, Heriyanto, menyampaikan laporan kejadian bencana alam terjadi di dua desa, yaitu Kalirejo dan Hargomulyo Kokap. Menurutnya, untuk jembatan putus akibat banjir Sungai Kadigunung telah dikondisikan oleh warga setempat dengan kerja bakti.
Sementara untuk kejadian di Kalirejo berupa tanah longsor, yaitu di Papak, Sangon, dan Plampang. Tanah longsor telah menutup akses jalan kabupaten.
Kuntadi
Bahu jembatan sepanjang 15 meter ini ambrol tergerus banjir sehingga jembatan ini tidak bisa dilalui transportasi. Hujan deras mengguyur kawasan ini terjadi sejak sore hari. Menjelang petang, air Sungai Kadigunung mulai meluap. Hingga akhirnya menerjang fondasi jembatan yang dibangun awal 2014 lalu sehingga jembatan ambrol.
Luapan air Sungai Kadigunung juga meredam rumah warga. Setidaknya ada 20 rumah warga di Hargomulyo terendam. Bahkan 18 kolam ikan juga mengalami kerusakan akibat diterjang banjir. “Banjir ini paling parah, karena ada kiriman air dari atas,” kata Sudrajat, warga Kadigunung, kemarin.
Menurutnya, saat kejadian sedang berada di dalam rumah. Dia dikejutkan dengan suara benturan keras dari arah jembatan. Begitu keluar dilihatnya jembatan sudah ambrol dan air menuju ke rumahnya yang hanya beberapa meter dari bantaran sungai. “Banjir datangnya sangat cepat, saya terpaksa membongkar dinding belakang agar airnya cepat surut,” ujarnya.
Pascabanjir, katanya, tampak fondasi jembatan terlepas dari bahu jalan. Bahkan kondisi jembatan agak miring. Warga berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki jembatan ini. Sebab setiap pagi menjadi akses vital bagi warga. Dari yang mau berangkat ke sekolah sampai aktivitas ekonomi lainnya. Jembatan ini dibangun dari bantuan pemerintah sebesar Rp90 juta.
Pembangunan jembatan ini menghabiskan dana lebih dari Rp200 juta dengan swadaya masyarakat. Petugas Tim Reaksi Cepat BPBD, Heriyanto, menyampaikan laporan kejadian bencana alam terjadi di dua desa, yaitu Kalirejo dan Hargomulyo Kokap. Menurutnya, untuk jembatan putus akibat banjir Sungai Kadigunung telah dikondisikan oleh warga setempat dengan kerja bakti.
Sementara untuk kejadian di Kalirejo berupa tanah longsor, yaitu di Papak, Sangon, dan Plampang. Tanah longsor telah menutup akses jalan kabupaten.
Kuntadi
(ftr)