2 Jambret ABG Dikeroyok Warga, Motor Dibakar
A
A
A
PALEMBANG - Seorang remaja pelaku jambret, Khaidir (19), dikeroyok warga, di Jalan Residen A Rozak, persis di depan Ruko Baru Simpang Empat Kalidoni, Palembang.
Berdasarkan catatan kepolisian, Khaidir telah 34 kali menjambret di wilayah hukum Kalidoni dan Lemabang. Saat ini, pelaku sudah dijebloskan ke dalam bui Polsek Kalidoni.
"Pelaku beraksi dengan temannya Wardi Wijaya (17), yang tinggal bertetangga di Kelurahan Sei Lais, Kecamatan Kalidoni," kata Kapolsek Kalidoni Palembang AKP Rachmat S Pakpahan, kepada wartawan, Minggu (19/4/2015).
Ditambahkan dia, pelaku dikenal sebagai raja jambret di kawasan ini. Tapi sial, saat menjambret seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Mapolda Sumsel, Rusnaini (46), dua remaja itu terjatuh.
"Saat itu korban hendak pergi ke pesta pernikahan. Dia menaruh tas di atas pangkuannya dalam keadaan dibonceng," tambahnya.
Dilanjutkan dia, saat itu Wardi yang bertugas menarik tas itu dan menyimpannya di dalam kaosnya. Karena motor Yamaha Mx nomor polisi BG 2653 AAD warna hitam yang dikendarai pelaku menabrak pengendara lain, mereka pun terjatuh.
"Saat terjatuh itu korban teriak dan pelaku menjadi bulan-bulanan massa," bebernya.
Beruntung, nyawa keduanya berhasil diselamatkan. Kepada polisi, Khaidir mengaku, dalam dua bulan terakhir ini dirinya menjambret bersama Usup (DPO) paling banyak. Sedangkan dengan Wardi, baru dua kali.
"Kalau dihitung, sampai hari ini sudah 34 kali menjamret. Di wilayah Kalidoni 20 kali, dan 14 kalinya di wilayah Lemabang. Sering jambretnya dengan Usup, karena Usup terus yang mengajak untuk jambret. Saya hanya ikut saja," terangnya.
Ditambahkan dia, yang terakhir ini tertangkap lantaran terjatuh setelah menabrak seorang pengendara motor yang ada di lokasi kejadian. Saat terjatuh, dia bersama Wardi langsung dihajar massa dan motornya dibakar warga.
"Kalau hasilnya yang ada di dalam tas itu kadang dapat uang dan dapat Hp. Uang yang dibagi, biasanya dipakai untuk jajan, beli kaos, dan beli celana," ungkapnya.
Sementara, menurut pengakuan Wardi yang masih tercatat siswa Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), awalnya dia diajak Khaidir untuk menemani mengisi minyak dan potong rambut.
"Saat ikut. Ternyata bukan mengisi minyak, saya malah dipaksa menarik tas korban, karena diancam oleh Khaidir. Kalau tidak mau, saya akan diturunkan dari atas motor. Jadi saya menuruti saja," jelasnya.
Dirinya mengaku, baru dua kali menjalankan aksi jambret bersama Khaidir. Pertama di depan Palembang Trade Centre (PTC) Mall, pada Sabtu 18 April 2015, dan kedua tertangkap.
Berdasarkan catatan kepolisian, Khaidir telah 34 kali menjambret di wilayah hukum Kalidoni dan Lemabang. Saat ini, pelaku sudah dijebloskan ke dalam bui Polsek Kalidoni.
"Pelaku beraksi dengan temannya Wardi Wijaya (17), yang tinggal bertetangga di Kelurahan Sei Lais, Kecamatan Kalidoni," kata Kapolsek Kalidoni Palembang AKP Rachmat S Pakpahan, kepada wartawan, Minggu (19/4/2015).
Ditambahkan dia, pelaku dikenal sebagai raja jambret di kawasan ini. Tapi sial, saat menjambret seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Mapolda Sumsel, Rusnaini (46), dua remaja itu terjatuh.
"Saat itu korban hendak pergi ke pesta pernikahan. Dia menaruh tas di atas pangkuannya dalam keadaan dibonceng," tambahnya.
Dilanjutkan dia, saat itu Wardi yang bertugas menarik tas itu dan menyimpannya di dalam kaosnya. Karena motor Yamaha Mx nomor polisi BG 2653 AAD warna hitam yang dikendarai pelaku menabrak pengendara lain, mereka pun terjatuh.
"Saat terjatuh itu korban teriak dan pelaku menjadi bulan-bulanan massa," bebernya.
Beruntung, nyawa keduanya berhasil diselamatkan. Kepada polisi, Khaidir mengaku, dalam dua bulan terakhir ini dirinya menjambret bersama Usup (DPO) paling banyak. Sedangkan dengan Wardi, baru dua kali.
"Kalau dihitung, sampai hari ini sudah 34 kali menjamret. Di wilayah Kalidoni 20 kali, dan 14 kalinya di wilayah Lemabang. Sering jambretnya dengan Usup, karena Usup terus yang mengajak untuk jambret. Saya hanya ikut saja," terangnya.
Ditambahkan dia, yang terakhir ini tertangkap lantaran terjatuh setelah menabrak seorang pengendara motor yang ada di lokasi kejadian. Saat terjatuh, dia bersama Wardi langsung dihajar massa dan motornya dibakar warga.
"Kalau hasilnya yang ada di dalam tas itu kadang dapat uang dan dapat Hp. Uang yang dibagi, biasanya dipakai untuk jajan, beli kaos, dan beli celana," ungkapnya.
Sementara, menurut pengakuan Wardi yang masih tercatat siswa Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), awalnya dia diajak Khaidir untuk menemani mengisi minyak dan potong rambut.
"Saat ikut. Ternyata bukan mengisi minyak, saya malah dipaksa menarik tas korban, karena diancam oleh Khaidir. Kalau tidak mau, saya akan diturunkan dari atas motor. Jadi saya menuruti saja," jelasnya.
Dirinya mengaku, baru dua kali menjalankan aksi jambret bersama Khaidir. Pertama di depan Palembang Trade Centre (PTC) Mall, pada Sabtu 18 April 2015, dan kedua tertangkap.
(san)