Plt Sekda : Tidak Ada Harga Diri
A
A
A
MUARAENIM - Kondisi kerusakan jalan lintas Muaraenim-Palembang khususnya yang masih berada di jalur dalam Kota Muaraenim membuat Pemkab Muaraenim merasa sangat malu.
Hal tersebut diungkapkan Plt Sekda Kabupaten Muaraenim Hasanudin di hadapan peserta rapat persiapan penilaian Piala Adipura Kota Muaraenim beberapa waktu lalu. Karena menurutnya, masyarakat dan pengguna jalan tidak semua yang memahami soal perawatan dan penganggaran untuk jalan. Karena lokasi titik kerusakan berada di wilayah Muaraenim bahkan masih di dalam kota, jelas Pemkab Muaraenim yang dikambinghitamkan.
“Kita tidak bisa menampik dan memungkiri, kondisi kerusakan jalan yang seperti itu memosisikan kita seperti tidak ada harga diri di mata masyarakat dan pengguna jalan,” ujarnya. Dia menambahkan, akibat kondisi kerusakan jalan tersebut, saat musim hujan kondisi jalan sangat licin dan bahkan tergenang air. Sementara saat musim kemarau, dampak debu yang ditimbulkan sangat banyak dan mengganggu pengguna jalan.
Dirinya meminta dan berharap, pihak terkait dalam hal ini Balai Besar Jalan dan Jembatan di Palembang untuk mengatasi persoalan ter sebut. Apalagi menurutnya kota Muaraenim selama ini terkenal rapi dan bersih. “Jujur saya akui, kalau melintasi di jalur itu saya dan kita akan malu dengan kondisi tersebut, dan masyarakat jelas akan menyalahkan Pemkab Muaraenim dengan kondisi tersebut,” tandasnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada jajaran terkait di Pemkab Muaraenim, khusus jalan yang memang menjadi tanggung jawab dan kewenangan Pemkab Muaraenim untuk melakukan perawatan. Seperti ruas Jalan SMB II yang saat ini menjadi ruas jalan utama di Kota Muaraenim. Menurut Hasanudin, banyak terdapat lubang di badan jalan.
Dirinya meminta kepada pihak PU Bina Marga untuk segera menanggulangi. “Apa pun caranya, semisal ditambal dulu dengan sebelum pihak rekanan mengerjakan, jangan sampai banyak lubang di badan jalan yang bisa menimbulkan masalah seperti lakalantas,” ujarnya.
Keluhan mengenai kondisi ruas jalan tersebut juga disampaikan oleh Kepala BLHD Muaraenim Zulkarnain. Karena menurutnya, jalan khususnya di dalam kota jelas menjadi salah satu objek utama tim penilaian Adipura. Belum lagi akibat kerusakan jalan, banyaknya debu yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi kotor. “Kita sangat menyayangkan itu, padahal kita sudah sembilan kali meraih Piala Adipura dan menargetkan Piala Adipura Kencana,” tandasnya.
Sementara, kondisi ruas jalan propinsi dari Simpang Meo, Kecamatan Tanjung Agung hingga ke Desa Pulau Panggung, Kecamatan Semende Darat Laut (SDL) dikeluhkan warga saat kunjungan kerja atau reses anggota DPRD Propinsi Sumatera Selatan ke Kecamatan Tanjung Agung, Selasa lalu.
Menanggapi hal tersebut Ketua DPRD Propinsi Sumatera Selatan Giri Ramanda Kiemas yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, persoalan tersebut telah disampaikan kepada pihak PU Bina Marga Sumatera Selatan. “Itu sudah disampaikan dan diusulkan untuk diperbaiki di tahun 2016 mendatang,” ungkap Giri.
Irham sutan parmato
Hal tersebut diungkapkan Plt Sekda Kabupaten Muaraenim Hasanudin di hadapan peserta rapat persiapan penilaian Piala Adipura Kota Muaraenim beberapa waktu lalu. Karena menurutnya, masyarakat dan pengguna jalan tidak semua yang memahami soal perawatan dan penganggaran untuk jalan. Karena lokasi titik kerusakan berada di wilayah Muaraenim bahkan masih di dalam kota, jelas Pemkab Muaraenim yang dikambinghitamkan.
“Kita tidak bisa menampik dan memungkiri, kondisi kerusakan jalan yang seperti itu memosisikan kita seperti tidak ada harga diri di mata masyarakat dan pengguna jalan,” ujarnya. Dia menambahkan, akibat kondisi kerusakan jalan tersebut, saat musim hujan kondisi jalan sangat licin dan bahkan tergenang air. Sementara saat musim kemarau, dampak debu yang ditimbulkan sangat banyak dan mengganggu pengguna jalan.
Dirinya meminta dan berharap, pihak terkait dalam hal ini Balai Besar Jalan dan Jembatan di Palembang untuk mengatasi persoalan ter sebut. Apalagi menurutnya kota Muaraenim selama ini terkenal rapi dan bersih. “Jujur saya akui, kalau melintasi di jalur itu saya dan kita akan malu dengan kondisi tersebut, dan masyarakat jelas akan menyalahkan Pemkab Muaraenim dengan kondisi tersebut,” tandasnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada jajaran terkait di Pemkab Muaraenim, khusus jalan yang memang menjadi tanggung jawab dan kewenangan Pemkab Muaraenim untuk melakukan perawatan. Seperti ruas Jalan SMB II yang saat ini menjadi ruas jalan utama di Kota Muaraenim. Menurut Hasanudin, banyak terdapat lubang di badan jalan.
Dirinya meminta kepada pihak PU Bina Marga untuk segera menanggulangi. “Apa pun caranya, semisal ditambal dulu dengan sebelum pihak rekanan mengerjakan, jangan sampai banyak lubang di badan jalan yang bisa menimbulkan masalah seperti lakalantas,” ujarnya.
Keluhan mengenai kondisi ruas jalan tersebut juga disampaikan oleh Kepala BLHD Muaraenim Zulkarnain. Karena menurutnya, jalan khususnya di dalam kota jelas menjadi salah satu objek utama tim penilaian Adipura. Belum lagi akibat kerusakan jalan, banyaknya debu yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi kotor. “Kita sangat menyayangkan itu, padahal kita sudah sembilan kali meraih Piala Adipura dan menargetkan Piala Adipura Kencana,” tandasnya.
Sementara, kondisi ruas jalan propinsi dari Simpang Meo, Kecamatan Tanjung Agung hingga ke Desa Pulau Panggung, Kecamatan Semende Darat Laut (SDL) dikeluhkan warga saat kunjungan kerja atau reses anggota DPRD Propinsi Sumatera Selatan ke Kecamatan Tanjung Agung, Selasa lalu.
Menanggapi hal tersebut Ketua DPRD Propinsi Sumatera Selatan Giri Ramanda Kiemas yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, persoalan tersebut telah disampaikan kepada pihak PU Bina Marga Sumatera Selatan. “Itu sudah disampaikan dan diusulkan untuk diperbaiki di tahun 2016 mendatang,” ungkap Giri.
Irham sutan parmato
(ftr)