Dua TKW Asal Pasuruan Dilaporkan Hilang di Arab Saudi
A
A
A
PASURUAN - Dua orang tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Kalirejo, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dilaporkan hilang di Arab Saudi. Sejak tiga tahun lalu, pihak keluarga tidak bisa lagi berkomunikasi dengan TKW asal Pasuruan yang berangkat menggunakan jasa calo.
Kedua TKW ini yakni Alfian (41) dan Sumiari (40). Mereka berangkat setelah mendapat tawaran dari Maslaha, calo TKW asal desa setempat yang memiliki jaringan di Jakarta. Kedua TKW ini dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga di Arab Saudi.
Sarnam (68), suami Sumiari, mengungkapkan, keberangkatan istrinya tidak dilengkapi dengan dokumen apa pun dari desa setempat. Sehari sebelum berangkat, Sarnam yang buta huruf menandatangani dokumen yang tidak diketahui isinya.
"Istri saya berangkat 4 April 2012. Sebelum berangkat, saya diminta tanda tangan dokumen, tapi saya tidak tahu apa isinya," kata Sarnam.
Menurutnya, sejak istrinya berangkat ke Arab Saudi, ia tidak lagi menerima kabar apa pun melalui telepon maupun surat. Bahkan, kiriman uang yang lazimnya diterima keluarga TKW, juga tidak pernah didapatkannya.
Karena khawatir, ia berusaha mencari kabar istrinya kepada calo yang membawanya ke Jakarta. Namun, jawaban yang ia terima sangat tidak mengenakkan. Istrinya dikabarkan meninggalkan rumah majikannya tanpa pamit.
"Kabur ke mana, tidak ada yang tahu. Ia juga tidak pernah memberi kabar apa pun," ujar Sarnam.
Nasib serupa dialami Muhaimin alias Mistu (50), suami Alfian. Meski tidak mengetahui secara pasti, ia masih bisa berkomunikasi melalui telepon secara singkat.
"Saya tidak bisa ngomong lama karena majikan yang ada di dekatnya langsung mematikan telepon. Saya telepon balik tidak bisa, karena nomor telepon yang digunakan selalu ganti-ganti," kata Mistu.
Beberapa bulan lalu, ia melacak keberadaan istrinya melalui PJTKI di Jakarta yang memberangkatkan istrinya ke Arab Saudi. Namun, ia tidak juga mendapat jawaban yang memuaskan dengan alasan istrinya kabur dari majikan tempatnya bekerja.
Kepala Desa Kalirejo Nurul Huda menyatakan sudah berupaya melacak keberadaan warganya yang dilaporkan hilang. Pihaknya juga meminta bantuan ke Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kabupaten Pasuruan untuk menelusuri dua TKW tersebut.
"Mereka memang tidak memiliki dokumen apa pun. Tapi kami berusaha melacak keberadaannya melalui bantuan pemerintah," katanya.
Sementara, Kepala Disnakersostrans Kabupaten Pasuruan Yoyok Heri Sucipto yang telah mendapat laporan, juga telah berkirim surat ke Kementerian Tenaga Kerja. Ia berharap, meski tanpa disertai dokumen resmi, kedua TKW tersebut bisa diketahui keberadaannya.
Kedua TKW ini yakni Alfian (41) dan Sumiari (40). Mereka berangkat setelah mendapat tawaran dari Maslaha, calo TKW asal desa setempat yang memiliki jaringan di Jakarta. Kedua TKW ini dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga di Arab Saudi.
Sarnam (68), suami Sumiari, mengungkapkan, keberangkatan istrinya tidak dilengkapi dengan dokumen apa pun dari desa setempat. Sehari sebelum berangkat, Sarnam yang buta huruf menandatangani dokumen yang tidak diketahui isinya.
"Istri saya berangkat 4 April 2012. Sebelum berangkat, saya diminta tanda tangan dokumen, tapi saya tidak tahu apa isinya," kata Sarnam.
Menurutnya, sejak istrinya berangkat ke Arab Saudi, ia tidak lagi menerima kabar apa pun melalui telepon maupun surat. Bahkan, kiriman uang yang lazimnya diterima keluarga TKW, juga tidak pernah didapatkannya.
Karena khawatir, ia berusaha mencari kabar istrinya kepada calo yang membawanya ke Jakarta. Namun, jawaban yang ia terima sangat tidak mengenakkan. Istrinya dikabarkan meninggalkan rumah majikannya tanpa pamit.
"Kabur ke mana, tidak ada yang tahu. Ia juga tidak pernah memberi kabar apa pun," ujar Sarnam.
Nasib serupa dialami Muhaimin alias Mistu (50), suami Alfian. Meski tidak mengetahui secara pasti, ia masih bisa berkomunikasi melalui telepon secara singkat.
"Saya tidak bisa ngomong lama karena majikan yang ada di dekatnya langsung mematikan telepon. Saya telepon balik tidak bisa, karena nomor telepon yang digunakan selalu ganti-ganti," kata Mistu.
Beberapa bulan lalu, ia melacak keberadaan istrinya melalui PJTKI di Jakarta yang memberangkatkan istrinya ke Arab Saudi. Namun, ia tidak juga mendapat jawaban yang memuaskan dengan alasan istrinya kabur dari majikan tempatnya bekerja.
Kepala Desa Kalirejo Nurul Huda menyatakan sudah berupaya melacak keberadaan warganya yang dilaporkan hilang. Pihaknya juga meminta bantuan ke Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kabupaten Pasuruan untuk menelusuri dua TKW tersebut.
"Mereka memang tidak memiliki dokumen apa pun. Tapi kami berusaha melacak keberadaannya melalui bantuan pemerintah," katanya.
Sementara, Kepala Disnakersostrans Kabupaten Pasuruan Yoyok Heri Sucipto yang telah mendapat laporan, juga telah berkirim surat ke Kementerian Tenaga Kerja. Ia berharap, meski tanpa disertai dokumen resmi, kedua TKW tersebut bisa diketahui keberadaannya.
(zik)