Bocoran Soal UN Sampai ke Yogya

Kamis, 16 April 2015 - 09:21 WIB
Bocoran Soal UN Sampai ke Yogya
Bocoran Soal UN Sampai ke Yogya
A A A
YOGYAKARTA - Bocornya materi soal Ujian Nasional (UN) yang diunggah ke internet ternyata sampai ke Yogyakarta. Lima paket semua mata pelajaran yang diujikan itu bisa dinikmati gratis oleh siswa.

Perkembangan terakhir, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menduga pelakunya adalah oknum pekerja perusahaan percetakan yang memenangi tender. Di Yogyakarta, unduhan soal UN 2015 ini diketahui seorang siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta. Tidak terima dengan kecurangan tersebut, siswa kelas XII IPA yang bernama Muhammad Tsaqif Wismadi ini pun melayangkan surat elektronik atau email (surel) kepada Universitas Gadjah Mada (UGM).

Di dalam surel itu, dia menerangkan ada kebocoran soal UN di grup sosial media angkatannya. Tersebar luas ialah link yang memuat soal-soal semua mata pelajaran bahkan lengkap untuk kelima paket soal. Karena itu, dia meminta kepada UGM untuk tidak mempertimbangkan nilai UN sama sekali dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).

Tujuannya agar memperoleh keadilan bagi dirinya dan teman-temannya yang memiliki integritas diri tinggi dan memilih tetap mengerjakan dengan jujur. Ditemui seusai pelaksanaan UN paper base test(PBT) di sekolahnya kemarin, Tsaqif mengaku mendapat link tersebut pada Senin (13/4) dini hari. Karena merasa itu hanya kebohongan, dirinya tidak membuka link yang diterima.

Hanya dari temannya, dia menerima gambar penampakan isi link yang ternyata sama persis dengan soal dikerjakan pada hari pertama UN untuk mata pelajaran Kimia. “Saya menerima link dari grup angkatan sekitar pukul 01.00 WIB. Awalnya, teman-teman bilang itu hanya soal latihan UN. Tapi anehnya ada lima paket di semua mata pelajaran. Saya memang tidak buka link itu karena tidak yakin. Setelah hari pertama ujian, saya cocokkan dengan gambar yang dikirim teman saya kok sama persis di halaman pertamanya, maka saya kemudian kirim email ke UGM,” ungkapnya.

Menurut Tsaqif, dia dan teman- teman sekolahnya merasa syok dan yakin kebocoran soal itu sudah menyebar ke manamana. Karena itu, dia merasa tidak adil bila hasil UN nanti dijadikan salah satu pertimbangan masuk PTN. Namun, siswa yang bercitacita masuk ke Jurusan Perencanaan Wilayah Kota, Fakultas Teknik, UGM, ini juga tak ingin ada UN ulangan pascaterjadi kasus tersebut.

“Saya dan temanteman sudah capek mempersiapkan UN, tidak adil kalau harus mengulang lagi. Kami berharap masalah ini bisa diatasi karena ini menyangkut pendidikan nasional, di mana pendidikan itu adalah modal utama membangun bangsa,” ujarnya.

Sementara Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof dr Iwan Dwiprahasto Ph.D menegaskan, nilai UN tidak akan menjadi penentu hasil SNMPTN di UGM. Penilaian terkait penerimaan mahasiswa jalur nilai rapor tersebut lebih akan menggunakan prestasi akademik yang dimuat dalam rapor, yakni yang telah diunggah di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), capaian akademik lain, ranking siswa, serta rekam jejak sekolah.

“Pimpinan UGM sebelumnya menyepakati bahwa UN bukan menjadi penentu hasil SNMPTN di UGM. Karena UN sedang berlangsung, sementara tahap analisis akhir untuk penetapan hasil final SNMPTN harus siap pekan depan,” katanya meyakinkan.

Iwan menambahkan kriteria penilaian untuk SNMPTN tahun ini masih sama dengan tahun sebelumnya. Hanya ada komponen penilaian baru yang digunakan tahun ini, yakni ranking siswa. “Formula penilaian telah disimulasikan dengan data siswa di PDSS, hasilnya valid dan konsisten.”

Terkait email yang dikirim oleh Tsaqif, Iwan menjawab, UGM tidak menerima email atas nama tersebut. UGM memang menerima surel aduan terkait bocornya soal UN. Namun, email tersebut hanya mengatasnamakan seorang siswa SMA di Kota Yogyakarta. Iwan sendiri mengapresiasi sikap Muhammad Tsaqif Wismadi dan siswa SMA di Indonesia yang telah menjunjung tinggi sportivitas dan kejujuran dalam mengerjakan UN.

Lain hal dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji. Dia menyangkal ada kebocoran soal di Yogyakarta karena sudah dibuat sistem agar soal tidak bocor ke tangan peserta UN. Menurut dia, kalaupun terjadi kebocoran soal dapat dipastikan berasal dari luar Yogyakarta karena pengamanan soal UN sudah sangat ketat.

“Untuk kejadian soal bocor UN yang terjadi di SMA Negeri 3 Yogyakarta itu berawal dari mengunduh internet yang sebetulnya oleh siswa sendiri. Soal tersebut untuk latihan mengerjakan soal UN. Nah kebetulan saja soalnya sama dengan soal UN yang dibagikan. Jadi itu namanya tidak bocor dan siswa tidak ada niat mencari soal UN.”

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY ikut turun tangan terkait kasus dugaan kebocoran soal UN di Yogyakarta. ORI DIY menyebutkan kebocoran UN di Yogyakarta mirip seperti temuan di Padang dan Bandung. Kepala Perwakilan ORI DIY Budhi Masturi menduga bocoran soal UN itu sama dengan temuan ORI Perwakilan Padang, Sumatera Barat, dan ORI Perwakilan Bandung, Jawa Barat.

“Mirip seperti (kebocoran UN) di Padang dan Bandung,” katanya, kemarin. Kepala SMA Negeri 3 Yogyakarta Dwi Rini Wulandari mengaku belum bisa mencocokkan bocoran soal UN dengan soal UN asli. Dia beralasan tidak bisa mengakses soal UN yang asli, kecuali pengawas UN. “Sudah kami laporkan ke pimpinan,” ujarnya.

Pelaku Oknum Percetakan

Pemerintah mencurigai pembocoran naskah soal ujian nasional (UN) SMA/MA/SMK melalui Google Drive dilakukan oknum percetakan. Untuk menyelidiki kecurigaan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kemarin sudah melaporkan pihak yang diduga mengunggah 30 paket soal UN ke Bareskrim Mabes Polri.

Mabes Polri langsung bergerak. Kemarin sore mereka sudah menggeledah Percetakan Negara yang diduga sebagai tempat bocornya naskah soal UN. Hanya, siapa oknum pelaku, hingga tadi malam belum terungkap.

Mendikbud Anies Baswedan mengungkapkan, dari penelusuran yang dilakukan Kemendikkbud, naskah itu diunggah oleh seseorang dari percetakan pemenang tender naskah UN 2015 yang berlokasi di Jakarta. Hanya apa motif pelaku menyebarkan naskah soal UN ke Google Drive, dia mengaku tidak tahu.

"Kami sudah laporkan ke Plt Kapolri sumber dokumen, pelaku, dan namanya. Pak Kapolri pun mengatakan akan melakukan tindakan hukum," katanya saat konferensi pers di Kantor Kemendikbud kemarin. Anies mengaku sangat menyesalkan terjadinya kebocoran naskah di internet tersebut. Sebab kasus itu mencederai jutaan anak Indonesia yang sudah belajar keras dan guru yang menjalankan UN dengan kejujuran.

Selain melaporkan ke kepolisian, Kemendikbud juga mengirimkan surat resmi ke Google Inc yang berkantor di Amerika Serikat Senin kemarin. Anies menuturkan, informasi kebocoran diketahui Senin (13/4) pukul 10.00 WIB. Sesaat kemudian pihaknya mengirim surat resmi ke Google Inc dan dalam waktu dua jam perusahaan berbasis di Amerika Serikat tersebut sudah mengambil tindakan.

Anis menuturkan, pada Senin itu dia langsung mengumpulkan pejabat Kemendikbud untuk mempelajari naskah yang bocor. Hasilnya, naskah itu benar-benar asli karena merupakan master soal yang dikirim Kemendikbud ke percetakan. Hal ini terlihat dari kode khusus di naskah yang hanya dimengerti Kemendikbud dan percetakan.

Berdasarkan penelusuran Kemendikbud, pelaku dari percetakan dimaksud diketahui mengunggahnya pada 11 April. Ada 30 paket soal yang diunggah ke Google Drive. Ke-30 paket naskah soal itu dipakai untuk dua daerah yang dimenangi tendernya oleh percetakan tersebut. Namun dia tidak mengetahui apakah naskah soal itu sudah beredar ke daerah lain atau belum. "Ini seperti narkoba. Memang iya (naskah soal) beredar. Namun apakah digunakan atau tidak itu hal lain lagi," katanya.

Setelah konferensi pers berlangsung, informasidari Humas Kemendikbud yang beredar ke media massa melaporkan untuk segera merapat ke Perum Percetakan Negara RI di Jalan Raya Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Diketahui, Bareskrim Mabes Polri akan segera melakukan penggeledahan pada pukul 16.00 WIB. Hingga pukul 19.00 WIB polisi masih melakukan penggeledahan.

Tidak Ada UN Ulang

Meski 30 naskah sudah diunggah ke publik, Kemendikbud memastikan tidak akan ada UN ulang. Pasalnya, persentase kebocoran naskah sangat kecil, yakni 0,25%, dalam artian 30 paket naskah soal yang bocor, sementara ada 11.730 paket soal yang masih aman. "Tidak ada ujian ulang karena skalanya kecil," ujar Anies.

Ratih keswara/ Ridwan anshori/ Neneng zubaedah/ Khoirul muzaki
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8289 seconds (0.1#10.140)