Buru Harta Karun, Tiga Warga Tewas Keracunan
A
A
A
NIAS - Tiga pria pencari harta karun tewas diduga akibat keracunan asap mesin pompa air, saat masuk ke dalam Gua Gaga yang berada di Desa Fadoro Sitoluhili, Kecamatan Lhwa, Kabupaten Nias Utara, Selasa 14 April 2015.
Ketiga korban bernama Foarota Gea alias Ama Nota (35), warga Lubuk Ampolu, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).
Sementara Supriadi (37), dan Iwan (22), keduanya warga Desa Apolu, Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Kapolres Nias Utara AKBP Yofie Girianto Putro mengatakan, ketiga korban sedang mencari harta karun dan barang antik yang diduga terpendam di gua tersebut.
"Mereka (korban) menganggap ada harta karun dan barang-barang antik yang harganya mahal terkubur di gua itu sehingga melakukan pencarian," katanya.
Namun di tengah pencarian, ketiganya diduga menghirup asap mesin pompa air yang digunakan untuk menguras air dari dalam gua.
Polisi masih menyelidiki kejadian itu sekaligus memeriksa saksi-saksi untuk memastikan penyebab kematian korban.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh para korban.
Sementara itu, Kepala Subbidang Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, jenazah ketiga korban telah dievakuasi dari dalam gua dan sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing. Ketiganya bukanlah warga Nias.
Menurut dia, saat ditemukan korban tidak terlalu jauh dari mulut gua atau di kedalaman 4 meter.
"Saat ditemukan, jarak antara korban tidak jauh sehingga tidak ada kesulitan untuk melakukan evakuasi," ujarnya.
Terpisah Kepala Pos Search And Rescue (SAR) Nias, Torang M Hutahean mengungkapkan, peristiwa itu terjadi, Selasa 14 April 2015 pagi.
Sejumlah warga melaporkan ada pencari batu akik yang tewas di gua. Jarak tempuh dari kantor SAR di Gunungsitoli ke lokasi kejadian sekitar dua jam perjalanan.
"Saat korban ditemukan tidak ada bekas tertimbun tanah atau bebatuan. Jenazah korban utuh tanpa ada bekas apapun. Kemungkinan besar korbannya tewas karena keracunan atau kehabisan oksigen," terangnya.
Seorang warga Nias, Henricus Fao (40) mengatakan, memang ada isu bahwa di dalam gua itu terdapat harta karun, barang antik yang nilainya sangat mahal. Selain itu, ada pula berbagai jenis batu akik.
"Memang tersiar kabar bahwa kalau di kampung itu ada bongkahan batu akik dan barang antik yang nilainya sangat mahal. Makanya mereka (korban) tergiur sehingga dilakukan penggalian," pungkasnya.
Ketiga korban bernama Foarota Gea alias Ama Nota (35), warga Lubuk Ampolu, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).
Sementara Supriadi (37), dan Iwan (22), keduanya warga Desa Apolu, Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Kapolres Nias Utara AKBP Yofie Girianto Putro mengatakan, ketiga korban sedang mencari harta karun dan barang antik yang diduga terpendam di gua tersebut.
"Mereka (korban) menganggap ada harta karun dan barang-barang antik yang harganya mahal terkubur di gua itu sehingga melakukan pencarian," katanya.
Namun di tengah pencarian, ketiganya diduga menghirup asap mesin pompa air yang digunakan untuk menguras air dari dalam gua.
Polisi masih menyelidiki kejadian itu sekaligus memeriksa saksi-saksi untuk memastikan penyebab kematian korban.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh para korban.
Sementara itu, Kepala Subbidang Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, jenazah ketiga korban telah dievakuasi dari dalam gua dan sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing. Ketiganya bukanlah warga Nias.
Menurut dia, saat ditemukan korban tidak terlalu jauh dari mulut gua atau di kedalaman 4 meter.
"Saat ditemukan, jarak antara korban tidak jauh sehingga tidak ada kesulitan untuk melakukan evakuasi," ujarnya.
Terpisah Kepala Pos Search And Rescue (SAR) Nias, Torang M Hutahean mengungkapkan, peristiwa itu terjadi, Selasa 14 April 2015 pagi.
Sejumlah warga melaporkan ada pencari batu akik yang tewas di gua. Jarak tempuh dari kantor SAR di Gunungsitoli ke lokasi kejadian sekitar dua jam perjalanan.
"Saat korban ditemukan tidak ada bekas tertimbun tanah atau bebatuan. Jenazah korban utuh tanpa ada bekas apapun. Kemungkinan besar korbannya tewas karena keracunan atau kehabisan oksigen," terangnya.
Seorang warga Nias, Henricus Fao (40) mengatakan, memang ada isu bahwa di dalam gua itu terdapat harta karun, barang antik yang nilainya sangat mahal. Selain itu, ada pula berbagai jenis batu akik.
"Memang tersiar kabar bahwa kalau di kampung itu ada bongkahan batu akik dan barang antik yang nilainya sangat mahal. Makanya mereka (korban) tergiur sehingga dilakukan penggalian," pungkasnya.
(nag)