Kena Demam Berdarah, Garap UN di Puskesmas
A
A
A
JEPARA - Seorang siswa SMA Negeri 1 Pecangaan, Ahmad Rofiudin, 18, terpaksa mengerjakan ujian nasional (UN) di Puskesmas Pecangaan.
Dia harus mendapat perawatan intensif karena terserang demam berdarah dengue (DBD) dan tifus sekaligus. Saat mengerjakan soal UN kemarin, Ahmad Rofiudin hanya didampingi seorang pengawas. Sementara kedua orang tuanya, Sutriman dan Sunarsih, hanya dapat menungguinya di luar ruangan sembari memandangi anaknya yang mengerjakan soal UN dengan kondisi infus tergantung di atas kepala.
“Saya hanya bisa berdoa dia dapat mengerjakan dengan baik, meski dalam kondisi sakit,” ucapnya kemarin. Sejak akhir pekan lalu Ahmad Rofiudin sudah dirawat inap di Puskesmas Pecangaan. Karena itu, sejak hari pertama pelaksanaan UN dia sudah mengerjakan soal sendirian di ruangan puskesmas tersebut. “Sejak Senin Rofiudin belum mendapatkan izin dokter untuk pulang ke rumah. Trombositnya semakin menurun sehingga dia tetap di sini,” ujarnya.
Kepala SMAN 1 Pecangaan Hartono mengatakan secara teknis pelaksanaan UN yang dilakukan Ahmad Rofiudin sama dengan peserta lainnya. Rofiudin tetap diawasi pengawas silang yang berasal dari sekolah lain. “Hanya bedanya karena sakit dia juga dipantau dokter puskesmas setempat. Untuk antisipasi jika terjadi apa-apa,” kata dia.
UN hari kedua di SMA N 1 Pecangaan diikuti 355 siswa. Rinciannya, terdiri atas 147 siswa jurusan IPA, 161 siswa jurusan IPS, serta 47 siswa dari jurusan bahasa. Dari jumlah tersebut, semunya dinyatakan hadir dan dapat mengikuti UN dengan tertib dan lancar.
Berdasar hasil monitoring yang dipimpin Sekda Jepara Sholih UN juga berjalan lancar. Tidak ada kendala dalam pelaksanaan ujian rutin tahunan tersebut. “Semoga sampai akhir pelaksanaan UN tetap lancar,” tandasnya.
Muhammad oliez
Dia harus mendapat perawatan intensif karena terserang demam berdarah dengue (DBD) dan tifus sekaligus. Saat mengerjakan soal UN kemarin, Ahmad Rofiudin hanya didampingi seorang pengawas. Sementara kedua orang tuanya, Sutriman dan Sunarsih, hanya dapat menungguinya di luar ruangan sembari memandangi anaknya yang mengerjakan soal UN dengan kondisi infus tergantung di atas kepala.
“Saya hanya bisa berdoa dia dapat mengerjakan dengan baik, meski dalam kondisi sakit,” ucapnya kemarin. Sejak akhir pekan lalu Ahmad Rofiudin sudah dirawat inap di Puskesmas Pecangaan. Karena itu, sejak hari pertama pelaksanaan UN dia sudah mengerjakan soal sendirian di ruangan puskesmas tersebut. “Sejak Senin Rofiudin belum mendapatkan izin dokter untuk pulang ke rumah. Trombositnya semakin menurun sehingga dia tetap di sini,” ujarnya.
Kepala SMAN 1 Pecangaan Hartono mengatakan secara teknis pelaksanaan UN yang dilakukan Ahmad Rofiudin sama dengan peserta lainnya. Rofiudin tetap diawasi pengawas silang yang berasal dari sekolah lain. “Hanya bedanya karena sakit dia juga dipantau dokter puskesmas setempat. Untuk antisipasi jika terjadi apa-apa,” kata dia.
UN hari kedua di SMA N 1 Pecangaan diikuti 355 siswa. Rinciannya, terdiri atas 147 siswa jurusan IPA, 161 siswa jurusan IPS, serta 47 siswa dari jurusan bahasa. Dari jumlah tersebut, semunya dinyatakan hadir dan dapat mengikuti UN dengan tertib dan lancar.
Berdasar hasil monitoring yang dipimpin Sekda Jepara Sholih UN juga berjalan lancar. Tidak ada kendala dalam pelaksanaan ujian rutin tahunan tersebut. “Semoga sampai akhir pelaksanaan UN tetap lancar,” tandasnya.
Muhammad oliez
(ftr)