Hujan Lebat, Semarang Kebanjiran
A
A
A
SEMARANG - Sejumlah titik di Kota Semarang terendam banjir setelah hujan deras mengguyur sejak Minggu (12/4) malam. Sebanyak 40 unit rumah dan dua sekolah di Kelurahan Gemah, Pendurungan terendam setelah tanggul irigasi di tempat tersebut jebol tak kuat menahan arus air.
Air juga membuat tembok salah satu rumah warga jebol. Air yang datang secara tiba-tiba juga menghanyutkan sepeda motor dan harta benda miliknya. Menurut keterangan warga setempat, Ade, 54, tanggul jebol sekitar pukul 22.00 WIB. “Saya baru pulang dari pengajian, awalnya saya lihat ada air keluar dari sela-sela batu di tanggul itu. Lama-lama air semakin deras dan tanggul tiba-tiba jebol,” katanya kemarin.
Air yang keluar dari jebolan tanggul itu langsung menerjang tempat tinggal anak dan cucu Ade. Saat itu Ade panik dan langsung berlari kerumah anaknya itu untuk menyelamatkan mereka. Anak cucunya berhasil diselamatkan, tapi derasnya air membuat tembok rumah jebol dan menghanyutkan barang-barangnya.
Dua sekolah yang terendam adalah SD dan TK Budi Luhur yang lokasinya di depan saluran irigasi. Pengelola sekolah meliburkan siswa TK dan mengajak siswa SD untuk membersihkan air dan Lumpur di kelas. Kepala TK Budi Luhur, Mudrikah, mengatakan akibat banjir itu mainan anak-anak TK rusak. Pihaknya berharap pemerintah memberikan bantuan untuk membenahi mainan TK yang rusak itu.
Jalan Wolter Mongisidi, yang merupakan jalan alternatif menuju dan ke luar Kota Semarang, juga terendam banjir dengan ketinggian 20–50 cm. Jalan yang terendam sepanjang sekitar 300 meter, dari SPBU Genuk hingga ke arah Pedurungan. Banjir di jalan ini diperparah dengan konstruksi jalan yang rusak parah dan berlubang sehingga membahayakan pengguna jalan.
Kendaraan roda dua yang nekat melintasi banjir tersebut banyak yang mogok. Pengemudinya terpaksa mendorong kendaraannya. Sementara pemotor lain memilih mencari jalan kampung untuk menghindari genangan banjir.
Di Jalan Wolter Monginsidi merupakan salah satu wilayah langganan banjir saat hujan turun. Ini karena jalan masih rendah dan saluran drainase yang masih buruk. “Salurannya sama tingginya dengan jalan, jadi tidak bisa menampung air, akibatnya jalan tergenang banjir. Pemerintah harus segera memperbaiki saluran supaya aliran air lancar,” katanya.
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Joko Setijowarno mengatakan, berdasarkan UU Lalu Lintas Pasal 24 ayat (1), penyelenggara jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaanlalulintas.“ Jikapenyelenggara jalan dengan sengaja tidak memperbaiki jalan yang rusak dan menimbulkan korban, maka bisa dituntut pidana,” ucapnya.
Sekretaris Dinas PSDA-ESDM Kota Semarang Rosyid Hudoyo mengungkapkan, saluran di sepanjang Jalan Wolter Monginsidi itu tahun ini sudah direncanakan dibangun. Terutama yang berada di Banjardowo sampai Bangetayu. Sebelum dilakukan pembangunan perawatan sudah dilakukan dengan pengerukan sedimentasinya.
M abduh/ Andika prabowo
Air juga membuat tembok salah satu rumah warga jebol. Air yang datang secara tiba-tiba juga menghanyutkan sepeda motor dan harta benda miliknya. Menurut keterangan warga setempat, Ade, 54, tanggul jebol sekitar pukul 22.00 WIB. “Saya baru pulang dari pengajian, awalnya saya lihat ada air keluar dari sela-sela batu di tanggul itu. Lama-lama air semakin deras dan tanggul tiba-tiba jebol,” katanya kemarin.
Air yang keluar dari jebolan tanggul itu langsung menerjang tempat tinggal anak dan cucu Ade. Saat itu Ade panik dan langsung berlari kerumah anaknya itu untuk menyelamatkan mereka. Anak cucunya berhasil diselamatkan, tapi derasnya air membuat tembok rumah jebol dan menghanyutkan barang-barangnya.
Dua sekolah yang terendam adalah SD dan TK Budi Luhur yang lokasinya di depan saluran irigasi. Pengelola sekolah meliburkan siswa TK dan mengajak siswa SD untuk membersihkan air dan Lumpur di kelas. Kepala TK Budi Luhur, Mudrikah, mengatakan akibat banjir itu mainan anak-anak TK rusak. Pihaknya berharap pemerintah memberikan bantuan untuk membenahi mainan TK yang rusak itu.
Jalan Wolter Mongisidi, yang merupakan jalan alternatif menuju dan ke luar Kota Semarang, juga terendam banjir dengan ketinggian 20–50 cm. Jalan yang terendam sepanjang sekitar 300 meter, dari SPBU Genuk hingga ke arah Pedurungan. Banjir di jalan ini diperparah dengan konstruksi jalan yang rusak parah dan berlubang sehingga membahayakan pengguna jalan.
Kendaraan roda dua yang nekat melintasi banjir tersebut banyak yang mogok. Pengemudinya terpaksa mendorong kendaraannya. Sementara pemotor lain memilih mencari jalan kampung untuk menghindari genangan banjir.
Di Jalan Wolter Monginsidi merupakan salah satu wilayah langganan banjir saat hujan turun. Ini karena jalan masih rendah dan saluran drainase yang masih buruk. “Salurannya sama tingginya dengan jalan, jadi tidak bisa menampung air, akibatnya jalan tergenang banjir. Pemerintah harus segera memperbaiki saluran supaya aliran air lancar,” katanya.
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Joko Setijowarno mengatakan, berdasarkan UU Lalu Lintas Pasal 24 ayat (1), penyelenggara jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaanlalulintas.“ Jikapenyelenggara jalan dengan sengaja tidak memperbaiki jalan yang rusak dan menimbulkan korban, maka bisa dituntut pidana,” ucapnya.
Sekretaris Dinas PSDA-ESDM Kota Semarang Rosyid Hudoyo mengungkapkan, saluran di sepanjang Jalan Wolter Monginsidi itu tahun ini sudah direncanakan dibangun. Terutama yang berada di Banjardowo sampai Bangetayu. Sebelum dilakukan pembangunan perawatan sudah dilakukan dengan pengerukan sedimentasinya.
M abduh/ Andika prabowo
(ftr)