Hari Ini, LJUN Discanning

Selasa, 14 April 2015 - 10:00 WIB
Hari Ini, LJUN Discanning
Hari Ini, LJUN Discanning
A A A
PALEMBANG - Sebanyak 99.715 siswa SMA sederajat di Sumsel mengikuti Ujian Nasional (UN) 2015 dengan lancar mulai kemarin hingga dua hari ke depan.

Panitia memastikan proses pemindaian (scanning) lembar jawaban (LJ) dari seluruh sekolah dimulai hari ini di Kantor Pusat Administrasi Unsri Bukit. Ketua Tim Pemindaian LJUN 2015 Saparuddin mengatakan, untuk UN berbasis komputer, jawaban siswa akan langsung diki rimkan ke Puspendik secara online.

Dia menuturkan, sejak pukul 11.00 WIB, kemarin pihaknya sudah menerima berkas LJUN dan berita acara dari beberapa sekolah di Palembang. Dominasi pihak SMK, mengingat UN untuk sekolah kejuruan hanya satu mata pelajaran. Saparuddin menjelaskan, tahun ini penyerahan berkas memang melalui panitia subrayon. Karena itu, pihak sekolah dapat menyerahkan LJ tanpa harus melalui rayon seperti tahun sebelumnya.

Berkas-berkas tersebut diterima dalam keadaan dilakban sejak dari ruangan ujian. Lalu panitia akan memverifikasi kesesuaian jum lah LJ dengan catatan daftar hadir siswa di berita acara. “LJUN baru akan kami scanning besok (ha ri ini). Kami siapkan delapan unit OMR scanner dengan kapasitas 5.000 lembar per jam dengan tenaga sekitar 80 orang. Kami pastikan prosesnya berlangsung 24 jam sampai jadwal validasi 26 April mendatang,” terangnya di KPA Unsri, kemarin.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lanjut dia, pengiriman berkas LJUN dari seluruh sekolah di Sumsel tidak ada hambatan per harinya. Kecuali, untuk daerah perairan dimungkinkan akan dikirim pada hari terakhir ujian. Adapun untuk daerah lain seperti Muratara ataupun Empatlawang bisa didatangkan setiap hari, meski dimaklumi jika ada hambatan jarak yang jauh serta butuhnya waktu untuk mengumpulkan berkas dari setiap sekolah.

“Yang pasti kami targetkan proses scanning selesai 26 April. Sebab, pada tanggal tersebut kami harus mengirimkan ke Puspendik untuk dilakukan penilaian,” tegasnya seraya menambahkan, KPA dijaga ketat oleh pihak kepolisian sejak hari pertama sampai akhir nanti.

Kepala SMK Swakarya Palembang Lukman HZ mengatakan, sebanyak 238 siswanya mengikuti UN tahun ini. Sebagai seko lah penyelenggara UN berbasis komputer, pihaknya menyediakan 110 unit komputer di tiga lokal. Diakuinya, 15 unit di antaranya adalah lap top sebagai pengganti 1 unit komputer sekolah yang tidak siap di pakai untuk ujian. “Jadi, total komputer kami sebenarnya ada 120 unit, tapi 10 tidak bisa terpakai,” jelas dia kepada KORAN SINDO PALEM BANG, kemarin.

Menurutnya, 100 unit komputer sangat cukup untuk pelaksanaan tiga sesi UN per hari. Karena itu, proses UN berbasis komputer di sekolahnya tidak ada ma salah dan lancar sesuai harapan. “Kami ditunjuk dari pemerintah untuk menggelar UN CBT. Pihak Puspen dik sudah memverifikasi Jumat lalu dan dinyatakan layak dilaksanakan. Sebab, kami adalah SMK Swakarya satusatunya di Sumsel. Targetnya bisa lulus 100% seperti tahun lalu,” tandas Lukman.

Secara terpisah, Ketua Penyelenggara UN Sumsel Bonny Safrian menyatakan, pelaksanaan UN pada hari pertama cukup lancar, baik UN tertulis maupun berbasis komputer. Pihaknya melakukan pemantauan di beberapa sekolah penyelenggara UN CBT seperti SMKN2 Palembang dan SMA Xaverius 1 Palembang. “Semua lancar dan siswa mengaku senang karena tidak butuh waktu banyak untuk menjawab soal dengan membulatkan kertas LJUN,” kata dia.

Siswa Difabel Difasilitasi

Penyelenggaraan UN tingkat SMA tahun ini diikuti juga oleh sejumlah siswa penyandang tunanetra dan tunawicara di beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Palembang, baik negeri maupun swasta. Dari pantauan KORAN SINDO PALEMBANG, meski jumlah siswa yang mengikuti hanya 1 – 3 orang, UN tetap dilaksanakan dan dijalani serius siswa difabel.

Seperti Riska Handayani, yang menjadi satu-satunya siswa SLB A Panti Rehabilitasi Penyandang Cacat Netra (PRPCN) yang mengikuti UN tahun ini. Kepala SLB A PRPTN Suwandi mengatakan, metode UN yang diikuti Riska sedikit berbeda dengan siswa SMA di sekolah regional. Anak didiknya tersebut menggunakan soal dan lembar jawaban yang menggunakan huruf braille.

Lembar soal dari pusat ini menurutnya, sudah melalui beberapa proses persiapan matang seperti editing dan lain-lain. “Jadi kecil kemungkinan ada kesulitan mengerjakan soal bagi siswa,” katanya di SLB A PRPCN Jalan Seduduk Putih, kemarin. Adapun jumlah soal dan jadwal mata pelajaran yang diujikan tetap sama dengan peserta UN lain.

Pada hari pertama kemarin diujikan pelajaran Bahasa Indonesia selama 120 menit dari pukul 07.30 – 09.00 WIB. Ruangan ujian juga diawasi tim guru sebanyak dua orang. “Kami tidak menggelar try out untuk persiapan UN, tapi anak didik diberikan pemantapan materi lebih mendalam sejak jauh-jauh hari. Pastinya, siswa yang memang layak mengikuti UN difasilitasi,” jelasnya.

Lain halnya dengan siswa tuna wicara di SLB B YPAC Palembang. Kepala SLB B YPAC Lega Raharja mengatakan, penyelenggaraan UN tahun ini merupakan gelaran UN pertama bagi sekolahnya. Tercatat sebanyak tiga siswa penyandang tunawicara mengikuti UN yakni M Saibi, Kimi Adelia, dan Elisa.

Ketiganya dianggap mampu dan memang mempunyai kecerdasan normal. “Tidak ada bedanya dengan UN di sekolah regional. Soal dari pusat dengan 50 soal, ada pengawas, dan siswa mengisi di LJK. Sama saja, kalau mereka belajarnya bagus, tentu hasilnya akan sesuai harapan,” terang dia.

Adapun untuk SLB C (tuna grahita ringan), SLB C1 (tuna grahita sedang), dan SLB D (tuna daksa), tidak melaksanakan UN tingkat SMA. Sebab, anak didik di sekolah tersebut memang berbeda. Mereka ada yang mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata, dan hanya bisa belajar untuk mampu didik dan mampu latih seperti berpakaian, bergaul hormat, dan lainnya.

“Untuk anak didik SLB B mengikuti pelajarannya cukup lama. Sebab, untuk belajar bahasanya saja butuh tiga tahun. Jadi tidak heran kalau ketiga peserta UN berusia di atas siswa SMA pada umumnya,” kata dia.

Yulia savitri
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1471 seconds (0.1#10.140)