Dulu Diprotes, Kini Membantu Warga Hasilkan Energi Ramah Lingkungan

Selasa, 14 April 2015 - 09:53 WIB
Dulu Diprotes, Kini Membantu Warga Hasilkan Energi Ramah Lingkungan
Dulu Diprotes, Kini Membantu Warga Hasilkan Energi Ramah Lingkungan
A A A
CIREBON - Semula Nana Depdiana, 40, hanya ingin menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkannya dengan para tetangga di lingkungan sekitar tempatnya tinggal.

Seiring waktu, upayanya justru membuahkan manfaat ketika limbah dari pabrik tahunya berhasil dia ubah menjadi energi biogas. Pria asal Ciamis ini sejak 2006 mengandalkan keahliannya membuat tahu sebagai ladang nafkah. Namun, operasi pabrik tahu yang dijalankannya di Blok Penosogan RT 01/01 Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, memunculkan gangguan setelah Nana membuang sisa limbah cairnya ke sungai di samping pabrik.

Bukan saja sungai tercemar, limbah cair itu mengeluarkan bau tak sedap. Warga sekitar pun mulai protes dan hal itu menimbulkan perasaan tak enak dalam diri Nana. “Tak enak juga sihsama warga sini, apalagi saya cuma warga pendatang. Tapi waktu itu saya belum bisa berbuat banyak, bagaimana lagi, keahlian saya yamembuat tahu untuk sekedar menafkahi keluarga,” ungkap dia.

Sejalan waktu, Nana menemukan ide dan cara memanfaatkan limbah cair dari pabrik tahunya menjadi bahan bakar berupa biogas. Ide tersebut terutama datang setelah dirinya, bersama delapan pengusaha lain di lingkungan sekitar, memperoleh pembinaan maupun dukungan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Cirebon. Setidaknya satu bulan dia pun mempersiapkan sarana penunjang proses perubahan itu.

Dia membangun bunker berkedalaman 2 meter dan berdiameter sekitar 1,5 meter. Tak lupa satu unit blower yang dipasang di atas bunker turut disiapkan, instalasi berupa pipa ukuran kecil, termasuk penampung biogas. Untuk menghasilkan biogas, limbah cair terlebih dulu ditampung dalam bunker. Awalnya, Nana membutuhkan waktu dua minggu untuk menyimpan limbah cair tahu dalam bunker.

Setelah kandungan gas hasil pengendapan itu terkumpul, gas tersebut kemudian dialirkan melalui pipa yang telah dirakit menuju kompor gas, sebelum kemudian berguna sebagai bahan bakar maupun sumber listrik. Dari penggunaan biogas itu, dia mampu menghemat penggunaan bahan bakar dalam produksi tahu hingga 50% dari sebelumnya. Bahkan, biogas itu turut dimanfaatkan pula untuk memasak tahu yang biasanya menggunakan elpiji.

Warga sekitar pun tak lagi protes. Biogas yang dihasilkan itu sendiri, dijelaskan dia, sanggup untuk digunakan pada lima kom - por berukuran besar. Sementara pe manfaatannya menjadi tenaga listrik, baru dapat dia lakukan untuk mencukupi kebutuhan listrik di pabriknya dan satu rumah tetangga.

Nana pun berencana berkoordinasi dengan para tetangga di lingkungan tempatnya tinggal, untuk membuat instalasi berupa pipa sebagai pengalir energi panas yang dikonversikan menjadi listrik. Dia menganggap, hal itu sebagai permohonan maaf serta bentuk tanggung jawab sosialnya. Ketekunan Nana pun menjadikan pabrik tahunya sebagai satu-satunya yang berhasil mengolah limbah menjadi bahan bakar pengganti elpiji. Bahkan, dia dijadikan percontohan bagi usaha serupa.

“Sebenarnya pembuatan biogas tidak sesulit yang dibayangkan, asal tekun dan dijalankan sesuai prosedur. Memang dibutuhkan rangkaian dan biaya tak sedikit, tapi manfaatnya lebih besar lagi” cetus dia.

Erika Lia
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6936 seconds (0.1#10.140)