Ayo UN Jujur

Senin, 13 April 2015 - 11:23 WIB
Ayo UN Jujur
Ayo UN Jujur
A A A
PALEMBANG - Pagi ini, Senin (13/4) ujian nasional (UN) SMA sederajat digelar. Pemerintah mengklaim terus dilakukan perubahan dan perbaikan untuk menjamin kerahasiaan dan kejujuran semua pihak mulai dari siswa, guru, sekolah, dan orang tua.

Pengamat Pendidikan Sumsel Karlin Agustina mengharapkan, pelaksanaan UN bisa berjalan dengan kejujuran dari siswa maupun sekolah, meskipun UN tidak lagi menjadi penentu utama kelulusan. Menurutnya, porsi sekolah dalam penentuan kelulusan menjadi hal yang baik di dunia pendidikan.

Pasalnya, berdasarkan pengalaman tahun–tahun sebelumnya, banyak siswa pintar, tetapi gagal UN. Tentu hal ini dianggap tidak adil. “Pemerintah sudah mulai adil dalam kelulusan ini, siswa dinilai sekolah dari sejak kelas XI ditambah ujian sekolah, jadi tidak terpaku di UN. Sebab kita pahami kualitas dan prasarana setiap daerah memang tidak bisa disamaratakan secara nasional,” ujarnya kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin.

Rektor Universitas IBA Palembang mengimbau, peserta UN harus mempunyai motivasi dan semangat tinggi menghadapi ujiannya, demi masa depan. Perlu pula mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari belajar, melengkapi alat tulis, tidak terlambat saat ujian, termasuk sarapan. “Saya yakin calon-calon mahasiswa ini sudah dikawal orang tua dan sekolah dalam persiapan ujiannya. Mereka pasti sudah belajar dari jauh-jauh hari dan dikuatkan mentalnya, dan yang penting harus jujur,” kata Karlin.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Palembang Syafran Syarofi menilai, sistem UN tahun ini memang masih menuai pro dan kontra. Semua pihak seakan dibuat terkejut dengan pola baru dari Mendiknas, terutama dalam pelaksanaan UN dengan berbasis komputer.

Menurutnya, pemerintah mesti lakukan evaluasi dan kajian lebih matang untuk segala persiapannya agar tidak merugikan siswa peserta UN. Mengingat pelaksanaan UN melibatkan banyak pihak, fasilitas pendukung, serta pendanaan cukup. “UN memang bukan faktor utama kelulusan. Tapi kita pahami dengan pola baru seperti ini integritas sekolah sangat dipertaruhkan. Hal ini cukup mengejutkan banyak pihak, kalangan dewan pun dibuat bingung,” ucapnya.

Meski demikian, Syafran mengimbau kepada peserta UN 2015 untuk mempersiapkan diri secara lahir dan bathin. Utamakan doa dan hindari mempercayai kunci jawaban darimana pun asalnya. Dia pun berharap, orang tua sebagai wali murid bisa memberi dukungan moril dan perhatian lebih kepada anak-anak yang akan mengikuti UN. “Meski Disdik dan sekolah bertugas besar di sini, tapi orang tua tetap mempunyai tanggung jawab untuk menguatkan mental anak menghadapi UN,” tegas dia.

Dua Sekolah Kekurangan Soal

Sementara itu, Kelancaran UN tingkat SMA, baik berpola paper based test(tertulis) maupun computer based test (online) yang secara serentak berlangsung mulai hari ini (13/4), terus diupayakan Dinas Pendidikan Sumsel. Terutama dalam hal ketersediaan soal dan lembar jawaban komputer (LJK).

Ketua Penyelenggara UN Sum sel Bonny Safrian menyebutkan, dari laporan panitia rayon tingkat kabupaten/kota kemarin diketahui dua sekolah bermasalah pada ketersediaan soal. Meski enggan menyebutkan sekolahnya, Bonny mengungkapkan, sekolah pertama berlokasi di Palembang mengalami kekurangan soal mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Lalu, sekolah kedua adalah madrasah di wilayah Baturaja yang kekurangan soal untuk pelajaran Fikih.

“Temuan ini sudah diatasi. Tadi (kemarin sore) sudah kami kirimkan soal cadangan tiga mata pelajaran ke sekolah di Palembang. Adapun untuk sekolah di Baturaja baru akan kami kirim besok (hari ini), pelajaran Fikih ini akan diujikan di hari kedua, jadi masih ada waktu,” jelas Bonny, kemarin.

Kabid Dikmenti Disdik Sumsel ini memastikan keluhan dan kesalahan teknis lainnya yang diterima di posko pengaduan Disdik Sumsel bisa segera ditindaklanjuti seperti kedua sekolah tersebut. Karena itu, perlu ada inisiatif dan gerak cepat pihak sekolah. Untuk soal cadangan di Sumsel tersedia sebanyak 235 koli atau 10% dari total 2.354 koli soal. “Kalau memang masih kurang, bisa diminta langsung ke pusat, seperti pelajaran Fikih yang seka - rang cadangannya sudah sampai di Disdik,” katanya.

Secara terpisah, Polda Sumsel telah menyiapkan personel untuk mengamankan jalannya UN tingkat SMA. Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Djarot Padakova mengatakan, pengamanan diberikan untuk memperlancar jalannya UN yang dimulai hari ini. “Kita amankan distribusi dan amankan gudang penyimpanan soal UN. Untuk saat ujian Polri siapkan PAM tertutup, yang memakai baju sipil di luar ruang ujian dan sifatnya pemantauan,” ujarnya kemarin.

Tiga Anak Lapas Tak Ikut UN

Sementara itu, dari informasi yang dihimpun KORAN SINDO PALEMBANG di lapas anak hingga Minggu (12/4) sore belum ada pihak yang melaporkan, baik dari anak binaan, orang tua ataupun di nas pendidikan yang melaporkan ada anak penghuni lapas yang akan mengikuti ujian. Padahal, di lapas terdapat tiga anak kelas XII, yang seharusnya mengikuti ujian untuk kelanjutan masa depannya.

Kasi Pembinaan dan Pendidikan Lapas Anak Pakjo Palembang Fuad mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan laporan jika kegika anak yang kelas tiga SMA tersebut, diikutsertakan dalam UN hari ini. “Kalau ketiga anak yang kelas tiga ini belum dapat mengikuti UN tahun ini, dan tidak ada juga yang melapor akan mengikuti UN. Jika memang ada, kami akan segera berkoordinasi apakah mau dilaksanakan di dalam atau di luar,” katanya ketika dihubungi, kemarin.

Ketika ditanyakan, kenapa ketiga anak tersebut tidak diikutsertakan dalam ujian, dirinya mengatakan, jika dari pihak sekolah yang menjadi rayon bagi ketiga anak lapas tersebut, belum dapat mengikutsertakan di tahun ini dengan alasan kapasitas. “Kalau biasanya rayonnya di SMAN 11, setelah dikonfirmasi pihak sekolah mengatakan, jika saat ini, ketiga anak tersebut belum dapat diikutkan dalam ujian karena kapasitas,” ungkapnya.

Dari data pihak lapas, hanya ada tiga anak binaan dari Lapas Anak yang tercatat kelas 3 SMA, dan mereka saat ini digabungkan dengan kelas 2 SMA, saat belajar. “Ketiganya akan tetap belajar dan digabungkan dengan kelas 2 SMA karena mereka tidak mengikuti UN tahun ini, dan mereka diusahakan tahun depan akan dapat mengikutinya. Tidak ada kelas tiga di lapas, jadi anak-anak ini belajar sendiri,” jelasnya.

Yulia savitri/Bubun k
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4719 seconds (0.1#10.140)