Jangan Sampai Salah Pilih dan Salah Seduh

Minggu, 12 April 2015 - 10:19 WIB
Jangan Sampai Salah...
Jangan Sampai Salah Pilih dan Salah Seduh
A A A
Minum teh dipercaya dapat menjaga kesehatan karena sebagai an-tiradikal bebas serta meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, tak selamanya teh yang dikonsumsi itu baik bagi kesehatan.

Salah memilih teh dan salah menyeduh atau menyajikannya justru menjadi bumerang bagi kesehatan tubuh kita. Ketua Apoteker Kota Medan Razoki Lubis menuturkan, minum teh memiliki kenikmatan dan cita rasa tersendiri, apalagi bagi peminat teh. Dari hasil survei penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Clinical Nutrition, dikatakan bahwa teh bisa lebih meredam haus dan memberi manfaat lain dibandingkan air putih.

Itu lantaran air pada dasarnya menggantikan cairan tubuh, sedangkan teh menggantikan cairan dan mengandung antioksidan. Jadi, dua manfaat se-kaligus yang diberikan. Antioksidan khususnya flavonoid yang terkandung dalam teh dapat mengurangi kerusakan sel-sel karena aktivitas sehari- hari. Peneliti percaya senyawa tersebut dapat membantu untuk menangkal serangan jantung dan beberapa jenis kan-ker.

“Jadi hasil penelitian membuktikan bahwa minum 3-4 cangkir teh sehari dapat mengurangi kemungkinan terkena serangan jantung. Beberapa studi menyatakan konsumsi teh terlindung dari kanker meskipun efek ini kurang jelas,” paparnya. Razoki menambahkan, teh juga bisa memberikan per-lindungan terhadap plak gigi dan kerusakan gigi dan me-nguatkan tulang.

Bahkan, British Nutrition Foundation merekomendasikan mengonsumsi sekitar 1,5-2 liter teh sehari. Penelitian menunjukkan bahwa minum teh 1-6 cangkir sehari, termasuk teh hitam meningkatkan asupan antioksidan. Namun, zat tannin dan catechin dalam teh dapat mengikat zat besi (Fe) dalam makanan. Karena itu, hindari meminum teh manis setelah makan nasi dengan lauk-pauk.

Zat besi yang terdapat didalamlauk-paukakan terikat oleh tannin dan catechin sehingga tidak dapat terserap oleh usus. “Fe atau zat besi di dalam makanan berguna untuk membentuk sel darah merah atau eritrosit pada tubuh manusia. Bila kekurangan zat besi terjadi akan timbul penyakit kekurangan sel darah merah atau anemia.”

“Jika dibiarkan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi anemia, di antaranya gagal jantung,” kata Razoki. Selain itu, penggunaan gula dalam teh juga perlu diperhatikan karena kadar gula yang berlebih dapat mengakibatkan diabetes, terutama bagi yang mempunyai berat badan di atas rata-rata. Pemilik Gerai Ho Teh Tiam (HTT) Endar Hadi Purwanto mengatakan, sebaiknya minum teh jangan menggunakan gula.

Selain itu, pilihlah teh yang murni. “Kalau teh yang selama ini banyak dikonsumsi masyarakat itu adalah teh yang sudah dimodifikasi, apalagi teh yang serba instan (teh celup) sebaiknya dihindari. Sebab, teh tersebut merupakan bubuk sisa dari teh murni, yakni sisa dari tangkai ataupun daun teh murni.

Tak hanya itu, juga ada perasa dan pewarna ditambah lagi kertas kemasan teh yang ditambah dengan pengawet, tentu akan membahayakan tubuh,” tandasnya. Membedakan teh murni dengan teh yang sudah dimodifikasi sangat mudah. Kalau teh yang murni pada penyeduhan pertama malah warnanya pudar, penyeduhan kedua lebih baik, dan penyeduhan ketiga warna yang paling baik (pekat), baru kemudian penyeduhan kelima dan keenam warnanya mulai kembali memudar.

Sementara teh yang dimodifikasi, penyeduhan pertama warnanya baik, sementara penyeduhan kedua dan ketiga memudar. “Kalau teh yang murni akan muncul inner taste- nya, sedangkan teh kemasan instan itu terlihat baik di luar tapi malah membahayakan kesehatan di dalamnya,” ungkap Endar. Selain tepat memilih teh yang baik, sebaiknya ma-syarakat juga tepat menyeduh teh.

Menurut Endar, teh bukan direbus ataupun didiamkan secara lama. Untuk menyeduh teh filosofinya hanya lintas air panas, dan saat air panas dituangkan ke teh, kemudian menyaringnya dan menyajikannya ke dalam sloki itu tidak lebih dari 20- 30 detik saja. “Jadi, penyeduhan teh yang baik itu teh bukan direbus, bukan direndam lama, tapi hanya lintas air panas saja, itu yang baik,” ucap Endar.

Jika teh murni tidak dikonsumsi dengan gula, rasanya juga kalau dikecap akan manis di lidah. “Memang teh yang murni kalau diminum tanpa gula rasanya pekat dan pahit, namun kalau sudah kita minum akan terasa manisnya di lidah, itulah teh yang baik bagi kesehatan dan bisa menjadi antioksidan bagi tubuh kita.

Me-nyosialisasikan minum teh yang baik inilah yang kami lakukan di komunitas Medan Tea Club yang sekarang anggotanya sudah ratusan orang di kota Medan, “ papar Endar. Pemilik Rumah Teh Shangri La di Kompleks MMTC Medan Brillian Moktar mengungkapkan, dia menjadi penikmat teh sejak 15 tahun yang lalu. Meski begitu, dia sudah menyukai teh sejak kecil.

Dari kecil sudah disodorkan teh-teh dengan kemasan yang biasa dipasarkan. Tapi tidak pernah tahu bagaimana khasiat-khasiatnya. “Kalau dulu minum teh saja sudah senang. Apalagi dulu saya sebagai orang Jambi, tehnya beda dengan di Sumut. Setelah menjadi anggota Dewan, saya baru tahu kalau teh-teh berkualitas punya kita (hasil pertanian) ternyata diekspor.

Yang kurang bagus dijual di lokal sehingga masyarakat lokal tidak diberi kesempatan mengonsumsi teh berkualitas. Sehingga masyarakat membeli teh dari luar dengan harga yang mahal, tapi belum tentu kualitasnya bagus,” ucap Brillian. Setelah itu, Brillian bergerilya mencari teh-teh berkualitas dan baik untuk kesehatan. Berbagai jenis teh dikonsumsinya. Dia pun menjadi kolektor teh dan membuka Rumah Teh Shangri La dua tahun yang lalu.

“Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat cara menyeduh teh yang benar. Karena sampai saaßt ini ada orang yang mengonsumsitehkalau tahkelat tak enak. Padahal justru itu membahayakan ginjal,” ucapnya. Mengonsumsi teh adalah mengonsumsi sari daun teh dengan media air. Sehingga ada teknik meminum dan menyeduh teh yang benar.

Di antaranya panas air 70-90 derajat Celsius, dan dianjurkan air yang sudah disuling. Dengan begitu, manfaat teh akan keluar secara optimal. “Selain itu, jangan biarkan teh terus-menerus diseduh. Pasalnya, kalau terlalu lama diseduh maka ia akan menjadi pekat dan pahit.

Jika demikian, rata-rata orang akan menambahkan gula pada tehnya untuk menghilangkan rasa pahit. Padahal minum teh sebaiknya tanpa gula,” kata dia. Selain itu, teh sebaiknya dinikmati selagi hangat, jangan minum teh yang sudah lama dibiarkan dingin dalam suhu ruang karena faktor higienis.

Lia anggia nasution/ siti amelia
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0192 seconds (0.1#10.140)