Antisipasi Penyebaran DBD, 21 Kelurahan Di-fogging
A
A
A
MEDAN - Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan serentak di 21 kecamatan di Kota Medan, Jumat (10/4). Dalam kegiatan ini, 21 kelurahan yang ada di setiap kecamatan difogging, yakni Kelurahan Amplas, Kota Matsum I, Sei Agul, Merdeka, Bahari, Mabar, Desa Binjai, Helvetia Timur, P Mansyur, Sudirejo I, Desa Besar, Kampung Baru, Rengas Pulau, Tegal Rejo, Sei Putih Barat, Sari Rejo, Tanjung Sari, Sikambing B, Bantan, Bengkel, dan Mangga.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan Usma Polita Nasution menuturkan, kegiatan ini dilakukan sehubungan dengan ada peningkatan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Medan akhir-akhir ini. Untuk mencegah dan mengantisipasi kejadian luar biasa atau wabah DBD, maka upaya paling efektif melalui PSN secara teratur dan serentak di rumah-rumah masyarakat, sekolah, dan tempat umum lainnya.
“Dan untuk kelurahan yang endemik kasus DBD dilakukan fogging massal,” ujarnya saat memantau PSN di Puskesmas Kota Matsum. Menurut Usma, PSN sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan Dinkes Medan supaya masyarakat bisa meningkatkan kesadaran dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Hingga saat ini masih tampak warga yang membuang sampah sembarangan, membiarkan bekas kaleng, wadah mi instan, dan wadah air kemasan yang terbuka.
Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Medan, Masrita Tiominar Akestina Lumbantobing menjelaskan, peningkatan kasus DBD dalam beberapa bulan terakhir terjadi lantaran kini memasuki siklus puncak penyebaran nyamuk pembawa DBD, aedes agypti. Berdasarkan pantauan, setiap 5 tahun sekali jumlah penderita DBD akan meningkat.
“Puncak siklus akan dimulai September hingga November mendatang. Namun jika diantisipasi sejak dini diharapkan kasus DBD dapat direm. Kasus DBD ini memang belum bisa kami hilangkan karena sudah alamnya yang merupakan epidemiologi. Tapi upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka kasus,” tutur dia. Pada tahun 2010, kasus DBD di Kota Medan mencapai 3.122 kasus dengan jumlah meninggal 22 orang.
Tahun 2011, turun menjadi 2.384 kasus dengan jumlah meninggal 22 orang. Kemudian tahun 2013, turun lagi menjadi 1.201 kasus dengan jumlah meninggal 7 orang. Sementara tahun 2014, naik lagi menjadi 1.698 kasus dengan jumlah meninggal 15 orang. “Tahun ini, diperkirakan kasus DBD akan meningkat hingga 2%.
Hingga Maret saja, sudah 454 kasus yang terjadi, dengan jumlah 3 orang meninggal,” ungkapnya. Sementara Kepala Puskesmas Kota Matsum, Suriyati Ginting menjelaskan, peningkatan kasus DBD di Kota Matsum sekitarnya cukup tinggi sejak Januari hingga Maret 2015 sudah 12 orang pasien positif terinfeksi DBD. Padahal Januari hingga Maret 2104 hanya 4 kasus yang ditemukan.
“Karena itu, tak hanya saat PSN massal, setiap Jumat dilakukan PSN di tiap kelurahan. Ditargetkan pemeriksaan jentik nyamuk di 100 rumah dilakukan setiap pekan,” tuturnya. Camat Medan Petisah, Rahmat Adisyahputra Harahap menuturkan, pihaknya sudah menurunkan tim untuk mengatur pelaksanaan PSN agar tepat sasaran sehingga bisa memberantas nyamuk pembawa virus DBD ini dengan baik.
Siti amelia
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan Usma Polita Nasution menuturkan, kegiatan ini dilakukan sehubungan dengan ada peningkatan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Medan akhir-akhir ini. Untuk mencegah dan mengantisipasi kejadian luar biasa atau wabah DBD, maka upaya paling efektif melalui PSN secara teratur dan serentak di rumah-rumah masyarakat, sekolah, dan tempat umum lainnya.
“Dan untuk kelurahan yang endemik kasus DBD dilakukan fogging massal,” ujarnya saat memantau PSN di Puskesmas Kota Matsum. Menurut Usma, PSN sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan Dinkes Medan supaya masyarakat bisa meningkatkan kesadaran dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Hingga saat ini masih tampak warga yang membuang sampah sembarangan, membiarkan bekas kaleng, wadah mi instan, dan wadah air kemasan yang terbuka.
Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Medan, Masrita Tiominar Akestina Lumbantobing menjelaskan, peningkatan kasus DBD dalam beberapa bulan terakhir terjadi lantaran kini memasuki siklus puncak penyebaran nyamuk pembawa DBD, aedes agypti. Berdasarkan pantauan, setiap 5 tahun sekali jumlah penderita DBD akan meningkat.
“Puncak siklus akan dimulai September hingga November mendatang. Namun jika diantisipasi sejak dini diharapkan kasus DBD dapat direm. Kasus DBD ini memang belum bisa kami hilangkan karena sudah alamnya yang merupakan epidemiologi. Tapi upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka kasus,” tutur dia. Pada tahun 2010, kasus DBD di Kota Medan mencapai 3.122 kasus dengan jumlah meninggal 22 orang.
Tahun 2011, turun menjadi 2.384 kasus dengan jumlah meninggal 22 orang. Kemudian tahun 2013, turun lagi menjadi 1.201 kasus dengan jumlah meninggal 7 orang. Sementara tahun 2014, naik lagi menjadi 1.698 kasus dengan jumlah meninggal 15 orang. “Tahun ini, diperkirakan kasus DBD akan meningkat hingga 2%.
Hingga Maret saja, sudah 454 kasus yang terjadi, dengan jumlah 3 orang meninggal,” ungkapnya. Sementara Kepala Puskesmas Kota Matsum, Suriyati Ginting menjelaskan, peningkatan kasus DBD di Kota Matsum sekitarnya cukup tinggi sejak Januari hingga Maret 2015 sudah 12 orang pasien positif terinfeksi DBD. Padahal Januari hingga Maret 2104 hanya 4 kasus yang ditemukan.
“Karena itu, tak hanya saat PSN massal, setiap Jumat dilakukan PSN di tiap kelurahan. Ditargetkan pemeriksaan jentik nyamuk di 100 rumah dilakukan setiap pekan,” tuturnya. Camat Medan Petisah, Rahmat Adisyahputra Harahap menuturkan, pihaknya sudah menurunkan tim untuk mengatur pelaksanaan PSN agar tepat sasaran sehingga bisa memberantas nyamuk pembawa virus DBD ini dengan baik.
Siti amelia
(bbg)