Ribuan Hektare Tambak di Brebes Hilang Tergerus Abrasi
A
A
A
BREBES - Abrasi di pesisir Kabupaten Brebes terus berlangsung. Terdapat ribuan hektare lahan tambak yang sudah hilang akibat tergerus abrasi.
Kasi Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Brebes Maskorim mengatakan, dari total 12.700 hektare lahan tambak yang ada di wilayah pesisir, sebanyak 2.300 hektare di antaranya rusak dan hilang tergerus abrasi.
"Lahan tambak yang hilang karena abrasi tersebar dari pesisir Losari sampai Brebes," kata Maskorim, kepada Sindonews, Jumat (10/4/2015).
Titik lahan yang terkena abrasi paling parah, berada di Kecamatan Brebes, meliputi Desa Randusanga Wetan, dan Randusanga Kulon, serta Kecamatan Losari meliputi Desa Limbangan, dan Karang Dempel.
"Di Kecamatan Wanasari, seperti Desa Sawojajar, Kaliwlingi, abrasi juga cukup tinggi," ungkap Maskorim.
Maskorim menyatakan, upaya penanganan abrasi dilakukan tiap tahun. Di antaranya dengan langkah vegetasi berupa penanaman mangrove di lahan-lahan yang kritis, serta pembangunan talut bronjong, dan pemasangan alat pemecah ombak.
"Selain dialokasikan tiap tahun di APBD, penanganan abrasi juga kami upayakan dari bantuan propinsi dan pusat," ucapnya.
Pada tahun ini, sudah dialokasikan anggaran penanaman 150.000 batang mangrove di lahan seluas 15 hektare. Tahun ini juga akan ditanam 80.000 batang mangrove di semilan hektare lahan yang dananya dari APBD provinsi.
"Dari pusat juga kami mendapat mangrove yang bisa ditanam di lahan seluas 30 hektare," terangnya.
Meski demikian, Maskorim mengakui penanaman mangrove di lahan pesisir pantai masih harus terus dilakukan untuk mencegah kerusakan ekosistem pesisir laut.
Sebab, saat ini jumlah lahan yang sudah ditanami mangrove belum mencapai sepertiga atau 30% dari potensi lahan yang bisa ditanami. "Saat ini lahan mangrove yang ada baru 1.179 hektare, dari total 12.700 hektare lahan hamparan tambak yang ada," ujarnya.
Maskorim mengungkapkan, selain bantuan pohon mangrove, pemkab juga akan mendapatkan bantuan hybrid engineering atau pemecah ombak yang menggunakan teknologi dari Belanda.
Alat yang rencananya dibangun sepanjang 1,1 kilometer tersebut, selain mampu menahan ombak juga, juga diharapkan dapat mengendapkan lumpur yang terbawa ombak.
"Dalam waktu dekat akan ada tim dari pusat yang melakukan survey dan kajian untuk lokasi pemasangan. Di wilayah pantura yang mendapatkan alat itu hanya Kabupaten Brebes dan Demak," pungkasnya.
Kasi Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Brebes Maskorim mengatakan, dari total 12.700 hektare lahan tambak yang ada di wilayah pesisir, sebanyak 2.300 hektare di antaranya rusak dan hilang tergerus abrasi.
"Lahan tambak yang hilang karena abrasi tersebar dari pesisir Losari sampai Brebes," kata Maskorim, kepada Sindonews, Jumat (10/4/2015).
Titik lahan yang terkena abrasi paling parah, berada di Kecamatan Brebes, meliputi Desa Randusanga Wetan, dan Randusanga Kulon, serta Kecamatan Losari meliputi Desa Limbangan, dan Karang Dempel.
"Di Kecamatan Wanasari, seperti Desa Sawojajar, Kaliwlingi, abrasi juga cukup tinggi," ungkap Maskorim.
Maskorim menyatakan, upaya penanganan abrasi dilakukan tiap tahun. Di antaranya dengan langkah vegetasi berupa penanaman mangrove di lahan-lahan yang kritis, serta pembangunan talut bronjong, dan pemasangan alat pemecah ombak.
"Selain dialokasikan tiap tahun di APBD, penanganan abrasi juga kami upayakan dari bantuan propinsi dan pusat," ucapnya.
Pada tahun ini, sudah dialokasikan anggaran penanaman 150.000 batang mangrove di lahan seluas 15 hektare. Tahun ini juga akan ditanam 80.000 batang mangrove di semilan hektare lahan yang dananya dari APBD provinsi.
"Dari pusat juga kami mendapat mangrove yang bisa ditanam di lahan seluas 30 hektare," terangnya.
Meski demikian, Maskorim mengakui penanaman mangrove di lahan pesisir pantai masih harus terus dilakukan untuk mencegah kerusakan ekosistem pesisir laut.
Sebab, saat ini jumlah lahan yang sudah ditanami mangrove belum mencapai sepertiga atau 30% dari potensi lahan yang bisa ditanami. "Saat ini lahan mangrove yang ada baru 1.179 hektare, dari total 12.700 hektare lahan hamparan tambak yang ada," ujarnya.
Maskorim mengungkapkan, selain bantuan pohon mangrove, pemkab juga akan mendapatkan bantuan hybrid engineering atau pemecah ombak yang menggunakan teknologi dari Belanda.
Alat yang rencananya dibangun sepanjang 1,1 kilometer tersebut, selain mampu menahan ombak juga, juga diharapkan dapat mengendapkan lumpur yang terbawa ombak.
"Dalam waktu dekat akan ada tim dari pusat yang melakukan survey dan kajian untuk lokasi pemasangan. Di wilayah pantura yang mendapatkan alat itu hanya Kabupaten Brebes dan Demak," pungkasnya.
(san)