4.000 Gedung SD di Jawa Barat Rusak
A
A
A
BANDUNG - Kemajuan Jawa Barat, nyatanya tidak berimbang dengan kondisi sekolah di daerah itu. Hal ini terlihat dari banyaknya sekolah-sekolah kurang layak, tempat para siswa menimba ilmu, dari sarana dan prasarananya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dodin R Nuryadin mengatakan, jumlah Sekolah Dasar (SD) rusak di Jabar sekitar 20%, dari 20.000 SD atau mencapai 4.000 sekolah.
Sementara kerusakan SMP sekitar 15%, dan kerusakan sekolah SMA hanya sekitar5%. Data ini merupakan data Dapodik.
"Untuk kerusakan SD, pemeliharannya menjadi kewenangan kota/kabupaten. Namun, sekolah melalui pemdanya bisa mengajukan rehab ruang kelas dengan mengajukan dana ke provinsi atau pusat," ungkapnya, kepada wartawan, belum lama ini.
Dia mengatakan, pihak provinsi menargetkan pembangunan 20.000 ruang kelas baru semasa kepemimpinan Gubernur Ahmad Heryawan. Namun diakuinya, target tersebut belum tercapai sepenuhnya.
Meski kewenangan perbaikan berada di tangan pemerintahan kabupaten/kota, akan tetapi pihaknya bisa membantu dari segi pendanaan. Caranya, pihak sekolah tinggal mengajukan proposal rehab bangunan dan sarana prasana ke provinsi.
"Ini sebuah bentuk afirmasi provinsi untuk membantu kabupaten/kota dalam memperbaiki sekolah rusak," jelasnya.
Tidak hanya itu, merehab sekolah biasa juga dengan menggunakan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sebab, salah satu komponen BOS untuk membiayai investasi, seperti merehab bangunan, juga biaya operasional sekolah.
"Sekolah tidak perlu takut menggunakan anggaran BOS untuk merehab ruang kelas. Pasalnya ruang kelas juga merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang, untuk keberlangsungan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Bandung Elih Sudiapermana menyebutkan, berdasarkan data Dapodik pertanggal 4 April 2015, jumlah ruang kelas yang rusak di Kota Bandung hanya 3,4%.
"Untuk kerusakan sekolah dasar di Kota bandung relatif sedikit. SD yang kondisinya baik sebanyak 27,3%, rusak ringan 64,7%, rusak berat 4,6%. Jadi total SD yang tergolong rusak total 3,4%," pungkasnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dodin R Nuryadin mengatakan, jumlah Sekolah Dasar (SD) rusak di Jabar sekitar 20%, dari 20.000 SD atau mencapai 4.000 sekolah.
Sementara kerusakan SMP sekitar 15%, dan kerusakan sekolah SMA hanya sekitar5%. Data ini merupakan data Dapodik.
"Untuk kerusakan SD, pemeliharannya menjadi kewenangan kota/kabupaten. Namun, sekolah melalui pemdanya bisa mengajukan rehab ruang kelas dengan mengajukan dana ke provinsi atau pusat," ungkapnya, kepada wartawan, belum lama ini.
Dia mengatakan, pihak provinsi menargetkan pembangunan 20.000 ruang kelas baru semasa kepemimpinan Gubernur Ahmad Heryawan. Namun diakuinya, target tersebut belum tercapai sepenuhnya.
Meski kewenangan perbaikan berada di tangan pemerintahan kabupaten/kota, akan tetapi pihaknya bisa membantu dari segi pendanaan. Caranya, pihak sekolah tinggal mengajukan proposal rehab bangunan dan sarana prasana ke provinsi.
"Ini sebuah bentuk afirmasi provinsi untuk membantu kabupaten/kota dalam memperbaiki sekolah rusak," jelasnya.
Tidak hanya itu, merehab sekolah biasa juga dengan menggunakan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sebab, salah satu komponen BOS untuk membiayai investasi, seperti merehab bangunan, juga biaya operasional sekolah.
"Sekolah tidak perlu takut menggunakan anggaran BOS untuk merehab ruang kelas. Pasalnya ruang kelas juga merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang, untuk keberlangsungan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Bandung Elih Sudiapermana menyebutkan, berdasarkan data Dapodik pertanggal 4 April 2015, jumlah ruang kelas yang rusak di Kota Bandung hanya 3,4%.
"Untuk kerusakan sekolah dasar di Kota bandung relatif sedikit. SD yang kondisinya baik sebanyak 27,3%, rusak ringan 64,7%, rusak berat 4,6%. Jadi total SD yang tergolong rusak total 3,4%," pungkasnya.
(san)