Laskar Wong Kito Lesu Darah
A
A
A
PALEMBANG - Publik Sumsel mulai mempertanyakan permainan dan kinerja pelatih Sriwijaya FC, karena menampilkan permainan tanpa mental dan gairah di kandang. Kemarin, SFC kembali berbagi angka setelah ditahan imbang tim tamu Semen Padang 2-2.
Kekecewaan tersebut cukup berasalan, sebelumnya Sabtu (04/4) timkebanggaan wong Sumsel ini juga ditahan imbang Pelita Bandung Raya (PBR) dengan skor 1-1. Karena itu, usai pertandingan ke marin, terdengar dari tribun penonton teriakan yang meminta evaluasi kinerja pelatih. Sebelum nya, publik Sumsel sangat berharap dengan pelatih dan materi pemain SFC musim ini akan mampu mengemba likan keangkeran Jakabaring.
Berdasarkan data permainan kemarin, Semen Padang berhasil duluan membobol gawang tuan rumah pada menit 19 oleh NurIskandar. Laskar Wong Kitobaru dapat menyamakan kedudukan pada menit 36. Kemudian dijebol kembali oleh Semen Padang pada menit 43 melalui aksi Hendra Ade Bayau.
Sementara, gol penyeimbang tuan rumah baru tercipta di babak kedua, tepatnya menit ke-76 yang dicetak Ferdinand Sinaga. Asisten Pelatih SFC Hendri Susilo mengakui, anak asuhnya ber main di kandang seolah-olah tanpa mental bertanding. Ferdinand Sinaga dkk terlihat bermain tanpa gairah. “Ada pesan dari Om Benny (pelatih kepala SFC) minta maaf belum bisa memberikan kemenangan.
Saya tidak tahu apa penyebabnya pemain kita tidak ada gairah,” sesal Hendri. Hendri menuturkan, semua upa ya telah dilakukan jajaran pelatih untuk mempersiapkan tim menjelang kompetisi. Namun semuanya seperti percuma, dari sektor lini per lini terlihat ham bar. “Itu menjadi pertanyaan ka mi semua jajaran pelatih. Kenapa sudah masuk kompetisi resmi semua pemain jadi kendor,” keluhnya.
Kendati demikian Hendri menyatakan, terus melakukan evaluasi agar menemukan penyebabnya hingga pemain terlihat kalah mental berlaga di hadapan publik sendiri, sedangkan kompetisi QNB-League baru bergulir dua pertandingan. “Kompetisi masih pan jang, kesempatan kita masih terbuka lebar,” pungkasnya.
Secara terpisah, Pelatih Semen Padang Nil Maizar mengatakan, cukup senang dengan hasil im bang tersebut, karena target mendapat poin di kandang SFC, berhasil dicapai. “Saya puas dengan hasil kita, semua pemain terlihat maksimal. Hingga target curi poin di sini mampu kita wujudkan,” ujar Nil sumringah.
Disinggung insiden Nil menarik seluruh anak asuhnya merapat ke bench dinilai suatu pelanggaran pada menit ke-60, karena tidak sepakat keputusan wasit melihat salah satu tangan pemain belakang tersentuh bola. Nil hanya mengatakan, “Tiba-tiba penalti, saya tidak mempersoalkannya. Hanya saja mau bertanya saja kepada semua pemain apakah itu benar.
Karena menurut saya tangan itu ada di dada tidak aktif. Artinya, itu bukan sebuah pelanggaran.” Secara keseluruhan jalannya pertandingan tersebut, Nil tidak mempermasalahkan sistem peratur an wasit Thoriq M Al Katiri. Iahanya merespons untuk melihat se cara dalam keputusan sang peng adillapanganhijautersebut.“Tidak ada protes, semuanya baik dan pertandingan nanti tidak perlu dipersoalkan.
Hanyapro tes-protes kecil saja, menurut sa ya wajarlah,” sebutnya. Sementara, sekilas jalan nya pertandingan di babak per tama, Laskar Wong Kito terlihat sekali bermain lebih berhatihati. Anehnya, anak asuh Benny “Bendol” Dollo tersebut tiba-tiba melemah. Sontak saja gol pertama dari kaki Nur Iskandar menit ke-19 berhasil diciptakan karena sangat bebas bermain dilini belakang Laskar Wong Kito.
Beruntung Raphel Maitimo membalas setelah berhasil memanfaatkan free kick di menit ke-36. Malang, menit ke-43 Hendra Ade Bayau berhasil mengopti mal kan kondisi kemelut di bibir ga wang, yang membuat SFC ter tinggal 1-2. Di babak kedua, Laskar Wong Kito mendapatkan peluang yang akhirnya dimentahkan Maitimo. Menit ke-60 wasit menujuk titik putih karena salah satu pemain belakang Kabau Sirah terlihat menyentuh bola.
Namun, bola tidak berhasil dimaksimalkan Maitimo. Padahal, Nil Maizar sempat me lakukan protes selama dua menit dengan menarik anak asuh nya agar tidak melanjutkan per tandingan. Beruntung di me nit ke-76 Ferdinand Sinaga berhasil meng hindari kekalahan ba gi SFC dengan menyamakan ke dududukan 2-2.
Muhammad moeslim
Kekecewaan tersebut cukup berasalan, sebelumnya Sabtu (04/4) timkebanggaan wong Sumsel ini juga ditahan imbang Pelita Bandung Raya (PBR) dengan skor 1-1. Karena itu, usai pertandingan ke marin, terdengar dari tribun penonton teriakan yang meminta evaluasi kinerja pelatih. Sebelum nya, publik Sumsel sangat berharap dengan pelatih dan materi pemain SFC musim ini akan mampu mengemba likan keangkeran Jakabaring.
Berdasarkan data permainan kemarin, Semen Padang berhasil duluan membobol gawang tuan rumah pada menit 19 oleh NurIskandar. Laskar Wong Kitobaru dapat menyamakan kedudukan pada menit 36. Kemudian dijebol kembali oleh Semen Padang pada menit 43 melalui aksi Hendra Ade Bayau.
Sementara, gol penyeimbang tuan rumah baru tercipta di babak kedua, tepatnya menit ke-76 yang dicetak Ferdinand Sinaga. Asisten Pelatih SFC Hendri Susilo mengakui, anak asuhnya ber main di kandang seolah-olah tanpa mental bertanding. Ferdinand Sinaga dkk terlihat bermain tanpa gairah. “Ada pesan dari Om Benny (pelatih kepala SFC) minta maaf belum bisa memberikan kemenangan.
Saya tidak tahu apa penyebabnya pemain kita tidak ada gairah,” sesal Hendri. Hendri menuturkan, semua upa ya telah dilakukan jajaran pelatih untuk mempersiapkan tim menjelang kompetisi. Namun semuanya seperti percuma, dari sektor lini per lini terlihat ham bar. “Itu menjadi pertanyaan ka mi semua jajaran pelatih. Kenapa sudah masuk kompetisi resmi semua pemain jadi kendor,” keluhnya.
Kendati demikian Hendri menyatakan, terus melakukan evaluasi agar menemukan penyebabnya hingga pemain terlihat kalah mental berlaga di hadapan publik sendiri, sedangkan kompetisi QNB-League baru bergulir dua pertandingan. “Kompetisi masih pan jang, kesempatan kita masih terbuka lebar,” pungkasnya.
Secara terpisah, Pelatih Semen Padang Nil Maizar mengatakan, cukup senang dengan hasil im bang tersebut, karena target mendapat poin di kandang SFC, berhasil dicapai. “Saya puas dengan hasil kita, semua pemain terlihat maksimal. Hingga target curi poin di sini mampu kita wujudkan,” ujar Nil sumringah.
Disinggung insiden Nil menarik seluruh anak asuhnya merapat ke bench dinilai suatu pelanggaran pada menit ke-60, karena tidak sepakat keputusan wasit melihat salah satu tangan pemain belakang tersentuh bola. Nil hanya mengatakan, “Tiba-tiba penalti, saya tidak mempersoalkannya. Hanya saja mau bertanya saja kepada semua pemain apakah itu benar.
Karena menurut saya tangan itu ada di dada tidak aktif. Artinya, itu bukan sebuah pelanggaran.” Secara keseluruhan jalannya pertandingan tersebut, Nil tidak mempermasalahkan sistem peratur an wasit Thoriq M Al Katiri. Iahanya merespons untuk melihat se cara dalam keputusan sang peng adillapanganhijautersebut.“Tidak ada protes, semuanya baik dan pertandingan nanti tidak perlu dipersoalkan.
Hanyapro tes-protes kecil saja, menurut sa ya wajarlah,” sebutnya. Sementara, sekilas jalan nya pertandingan di babak per tama, Laskar Wong Kito terlihat sekali bermain lebih berhatihati. Anehnya, anak asuh Benny “Bendol” Dollo tersebut tiba-tiba melemah. Sontak saja gol pertama dari kaki Nur Iskandar menit ke-19 berhasil diciptakan karena sangat bebas bermain dilini belakang Laskar Wong Kito.
Beruntung Raphel Maitimo membalas setelah berhasil memanfaatkan free kick di menit ke-36. Malang, menit ke-43 Hendra Ade Bayau berhasil mengopti mal kan kondisi kemelut di bibir ga wang, yang membuat SFC ter tinggal 1-2. Di babak kedua, Laskar Wong Kito mendapatkan peluang yang akhirnya dimentahkan Maitimo. Menit ke-60 wasit menujuk titik putih karena salah satu pemain belakang Kabau Sirah terlihat menyentuh bola.
Namun, bola tidak berhasil dimaksimalkan Maitimo. Padahal, Nil Maizar sempat me lakukan protes selama dua menit dengan menarik anak asuh nya agar tidak melanjutkan per tandingan. Beruntung di me nit ke-76 Ferdinand Sinaga berhasil meng hindari kekalahan ba gi SFC dengan menyamakan ke dududukan 2-2.
Muhammad moeslim
(bbg)