Jenazah Imam dan Daeng Koro Masih di RS Bhayangkara Palu
A
A
A
PALU - Hingga kini, jenazah dua terduga teroris kelompok Santoso, Imam alias Farid alias Imam Bima dan Daeng Koro alias Sabar Subagio, masih berada di Ruang Jenazah RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah.
Menurut Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Idham Azis, Selasa (7/4/2015), Imam yang tewas saat kontak senjata di kilometer 16 kebun kopi Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu malam kemarin adalah pelaku sejumlah aksi teror di Sulawesi Tengah.
Salah satu orang penting dalam kelompok Santoso. Imam ini terlibat pembunuhan dua warga Temadue Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso saat malam Natal tahun 2014.
Selain itu, Imam juga adalah pelaku pengeboman di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Utara, serta pelaku penyergapan kendaraan taktis wolve milik Brimob di Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir.
Polda Sulawesi Tengah berkoordinasi dengan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengambil DNA dari keluarga Imam di Bima. Jika hasil DNA sudah cocok, jenazah Imam akan dikembalikan ke keluarganya di Bima, NTB.
Kelaparan
Sementara, setelah dikejar aparat kepolisian pascakontak senjata di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, yang menewaskan sang gembong Daeng Koro dan Imam alias Farid, sisa kelompok Daeng Koro kini sudah terdesak. Senin (6/4/2015) malam, para pengikut kelompok Daeng Koro ini diduga sudah kelaparan dan terpaksa menyatroni rumah warga di sejumlah perkampungan yang ada di kaki-kaki bukit.
Senin malam, dua pria bersenjata laras panjang muncul di Desa Tabeo, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu. Dua pria ini mengetuk pintu warga untuk meminta makanan. Kemunculan orang-orang bersenjata ini membuat warga ketakutan. Warga yang melihat kemunculan orang yang diduga sisa pengikut Daeng Koro ini berteriak sehingga membuat para pengikut Daeng Koro ini melarikan diri dan merusak pagar warga.
Beberapa jam setelah kejadian, aparat Polres Palu langsung mendatangi tempat kejadian. Polisi langsung melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Sejumlah aparat bersenjata lengkap langsung ditempatkan untuk mengamankan warga di desa Tabeo tersebut.
Saat ini, sejumlah desa yang berada di kaki gunung di sekitar Kota Palu sudah disekat aparat kepolisian untuk membatasi ruang gerak para sisa pengikut Daeng Koro. Desa-desa ini berada tidak jauh dari lokasi kontak senjata antara kelompok Daeng Koro di Kabupaten Parigi Moutong.
Menurut Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Idham Azis, Selasa (7/4/2015), Imam yang tewas saat kontak senjata di kilometer 16 kebun kopi Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu malam kemarin adalah pelaku sejumlah aksi teror di Sulawesi Tengah.
Salah satu orang penting dalam kelompok Santoso. Imam ini terlibat pembunuhan dua warga Temadue Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso saat malam Natal tahun 2014.
Selain itu, Imam juga adalah pelaku pengeboman di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Utara, serta pelaku penyergapan kendaraan taktis wolve milik Brimob di Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir.
Polda Sulawesi Tengah berkoordinasi dengan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengambil DNA dari keluarga Imam di Bima. Jika hasil DNA sudah cocok, jenazah Imam akan dikembalikan ke keluarganya di Bima, NTB.
Kelaparan
Sementara, setelah dikejar aparat kepolisian pascakontak senjata di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, yang menewaskan sang gembong Daeng Koro dan Imam alias Farid, sisa kelompok Daeng Koro kini sudah terdesak. Senin (6/4/2015) malam, para pengikut kelompok Daeng Koro ini diduga sudah kelaparan dan terpaksa menyatroni rumah warga di sejumlah perkampungan yang ada di kaki-kaki bukit.
Senin malam, dua pria bersenjata laras panjang muncul di Desa Tabeo, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu. Dua pria ini mengetuk pintu warga untuk meminta makanan. Kemunculan orang-orang bersenjata ini membuat warga ketakutan. Warga yang melihat kemunculan orang yang diduga sisa pengikut Daeng Koro ini berteriak sehingga membuat para pengikut Daeng Koro ini melarikan diri dan merusak pagar warga.
Beberapa jam setelah kejadian, aparat Polres Palu langsung mendatangi tempat kejadian. Polisi langsung melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Sejumlah aparat bersenjata lengkap langsung ditempatkan untuk mengamankan warga di desa Tabeo tersebut.
Saat ini, sejumlah desa yang berada di kaki gunung di sekitar Kota Palu sudah disekat aparat kepolisian untuk membatasi ruang gerak para sisa pengikut Daeng Koro. Desa-desa ini berada tidak jauh dari lokasi kontak senjata antara kelompok Daeng Koro di Kabupaten Parigi Moutong.
(zik)