Penerima PSKS Bisa Diwakilkan
A
A
A
PALEMBANG - Penerima dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), kini tak perlu cemas lagi, karena mereka bisa mengutus wakilnya untuk mencairkan bantuan tersebut.
Dikatakan Anggota Tim Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ilir Barat II, Azhar Na - wawi, tidak dipungkiri ada konflik dan kendala dalam pem ba - yaran PSKS di lapangan. Dia dan tim TKSK bersama pihak Kantor Pos tetap akan memastikan individu yang bersangkutan datang untuk pencairan.
Hal ini sebagai kewaspadaan adanya manipulasi data penerima demi mendapatkan jatah dana. “Aturan ini bukannya mempersulit warga. Para lansia tidak harus antre, mereka bisa diwakilkan anaknya saat mengantre,” terang dia. Menurut Azhar, di kartu PSKS memang sudah tertera na ma penerima dan nama istri atau anaknya. Nama-nama itulah yang ditunjuk untuk bisa me wakili pencairan dengan mem bawa KK dan KTP.
Atau dengan kata lain dapat membantu petugas Kantor Pos saat ada perwakilan. Justru yang banyak pengaduan ke pihaknya adalah kartu atau KTP yang hilang dan rusak. Untuk persoalan ini, pihaknya siap mendampingi warga untuk membuat surat keterangan dari lurah dan memverifikasinya di tingkat kecamatan.
Pada No - vem ber 2014 lalu bahkan tercatat ada lebih 100 kartu PSKS yang hilang untuk kecamatan IB II. Namun, setelah diverifikasi ter nyata administrasi BLSM ke BLT dan PSKS yang belum selesai. “Kami dari TKSK siap mendampingi dan membantu kejelasan yang dibutuhkan. Bila warga memang belum memegang kartu PSKS, seperti tadi membawa kartu BLT, kami sarankan untuk menunggu pen da taan ulang yang dilakukan Kemensos setiap 5 tahun sekali,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan KO - RAN SINDO PALEMBANG, proses pembayaran dana PSKS di Kantor Pos Merdeka pada hari keenam kemarin masih di padati warga penerima, termasuk para lanjut usia (lansia). Meski tidak turut mengantre, para lansia ini kebanyakan memang diharapkan kehadirannya sebagai pemegang kartu PSKS.
Mengingat Kantor Pos selaku penerima amanat negara harus mencairkan dana tersebut kepada penerima yang berhak. Mubit misalnya, lansia warga Ogan Baru menuturkan, dia datang bersama anaknya yang mengantre di depan loket di Kantor Pos Merdeka kemarin. Dia yang sudah berumur lebih dari 65 tahun ini mengaku capek ketika harus datang dan berdiri mengantre.
“Yo, katonyo harus datang ke loket kareno di kartu itu ado namoaku. Kagek yang ngurusnyo tetap anak aku tu lah,” ucapnyaditemuidilo kasi. Sementara itu, salah satu warga lainnya Ahmad mengaku bingung ketika sudah di depan loket ditolak oleh petugas. Diakui nya dia datang untuk mewakili orang tuanya yang sudah tua dan tidak bisa datang karena lokasi rumah yang jauh. Setelah didampingi TKSK Ilir Timur II, dia akhirnya tahu bahwa di kartu PSKS tidak ada namanya.
“Padahal aku ini anak bapak jugo, tapi di kartu cuma ado namo bapak, ibu, samo adek. Jadi ter pakso balek, biar adek bae yang ngambek duitnyo, kalo bapak nak ke sini la dak bisokelua rrumah,” ujar dia.. Pada hari keenam kemarin ada 6.000 rumah tangga sasaran (RTS) yang mendatangi Kantor Pos Merdeka.
Ribuan orang ini didominasi dari Kecamatan Kertapati. Sebagian dari mereka terpantau datang bersamaan dengan sewa satu bus kota atau angkot. Masih seperti hari sebelumnya, suasana ramai ini menjadi angin segar bagi pedagang eceran dan tukang parkir.
Yulia savitri
Dikatakan Anggota Tim Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ilir Barat II, Azhar Na - wawi, tidak dipungkiri ada konflik dan kendala dalam pem ba - yaran PSKS di lapangan. Dia dan tim TKSK bersama pihak Kantor Pos tetap akan memastikan individu yang bersangkutan datang untuk pencairan.
Hal ini sebagai kewaspadaan adanya manipulasi data penerima demi mendapatkan jatah dana. “Aturan ini bukannya mempersulit warga. Para lansia tidak harus antre, mereka bisa diwakilkan anaknya saat mengantre,” terang dia. Menurut Azhar, di kartu PSKS memang sudah tertera na ma penerima dan nama istri atau anaknya. Nama-nama itulah yang ditunjuk untuk bisa me wakili pencairan dengan mem bawa KK dan KTP.
Atau dengan kata lain dapat membantu petugas Kantor Pos saat ada perwakilan. Justru yang banyak pengaduan ke pihaknya adalah kartu atau KTP yang hilang dan rusak. Untuk persoalan ini, pihaknya siap mendampingi warga untuk membuat surat keterangan dari lurah dan memverifikasinya di tingkat kecamatan.
Pada No - vem ber 2014 lalu bahkan tercatat ada lebih 100 kartu PSKS yang hilang untuk kecamatan IB II. Namun, setelah diverifikasi ter nyata administrasi BLSM ke BLT dan PSKS yang belum selesai. “Kami dari TKSK siap mendampingi dan membantu kejelasan yang dibutuhkan. Bila warga memang belum memegang kartu PSKS, seperti tadi membawa kartu BLT, kami sarankan untuk menunggu pen da taan ulang yang dilakukan Kemensos setiap 5 tahun sekali,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan KO - RAN SINDO PALEMBANG, proses pembayaran dana PSKS di Kantor Pos Merdeka pada hari keenam kemarin masih di padati warga penerima, termasuk para lanjut usia (lansia). Meski tidak turut mengantre, para lansia ini kebanyakan memang diharapkan kehadirannya sebagai pemegang kartu PSKS.
Mengingat Kantor Pos selaku penerima amanat negara harus mencairkan dana tersebut kepada penerima yang berhak. Mubit misalnya, lansia warga Ogan Baru menuturkan, dia datang bersama anaknya yang mengantre di depan loket di Kantor Pos Merdeka kemarin. Dia yang sudah berumur lebih dari 65 tahun ini mengaku capek ketika harus datang dan berdiri mengantre.
“Yo, katonyo harus datang ke loket kareno di kartu itu ado namoaku. Kagek yang ngurusnyo tetap anak aku tu lah,” ucapnyaditemuidilo kasi. Sementara itu, salah satu warga lainnya Ahmad mengaku bingung ketika sudah di depan loket ditolak oleh petugas. Diakui nya dia datang untuk mewakili orang tuanya yang sudah tua dan tidak bisa datang karena lokasi rumah yang jauh. Setelah didampingi TKSK Ilir Timur II, dia akhirnya tahu bahwa di kartu PSKS tidak ada namanya.
“Padahal aku ini anak bapak jugo, tapi di kartu cuma ado namo bapak, ibu, samo adek. Jadi ter pakso balek, biar adek bae yang ngambek duitnyo, kalo bapak nak ke sini la dak bisokelua rrumah,” ujar dia.. Pada hari keenam kemarin ada 6.000 rumah tangga sasaran (RTS) yang mendatangi Kantor Pos Merdeka.
Ribuan orang ini didominasi dari Kecamatan Kertapati. Sebagian dari mereka terpantau datang bersamaan dengan sewa satu bus kota atau angkot. Masih seperti hari sebelumnya, suasana ramai ini menjadi angin segar bagi pedagang eceran dan tukang parkir.
Yulia savitri
(bbg)