Bantul Luncurkan Kartu Kesehatan Hewan

Selasa, 07 April 2015 - 00:20 WIB
Bantul Luncurkan Kartu Kesehatan Hewan
Bantul Luncurkan Kartu Kesehatan Hewan
A A A
BANTUL - Guna mengejar produktivitas sapi di Bantul, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) meluncurkan kartu kesehatan hewan, sebagai layanan gratis inseminasi buatan (kawin suntik), pemeriksaan kesehatan, hingga perawatan ketika hewan sakit.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul Partogi Dame Pakpahan menuturkan, tahun 2018 pihaknya menargetkan mampu melakukan MoU atau kerjasama dengan Pemerintah DKI Jakarta.

Pihaknya menargetkan akan mengekspor sapi dan daging ke Ibu Kota. Salah satunya adalah dengan meningkatkan populasi sapi di Bantul. "Kami targetkan 100 sapi per desa dalam setiap tahunnya," ujarnya, kepada wartawan, Senin (6/4/2015).

Saat ini, pihaknya sudah meluncurkan kartu sekitar 2.100 dan mencakup tiga desa, masing-masing di Selopamioro, Kecamatan Imogiri. Dua desa lain adalah Argorejo, Kecamatan Sedayu, dan Seloharjo Kecamatan Pundong.

Para peternak di tiga desa tersebut sudah mendapatkan layanan inseminasi buatan secara gratis. Ketiga desa tersebut saat ini memiliki populasi sapi cukup banyak, dan menjadi sumber penghidupan sebagian besar masyarakatnya.

Di Desa Selopamioro, ada 1.012 orang yang beternak sapi. Di Seloharjo, ada 1.068 orang, dan Argorejo, ada 192 orang. Totalnya ada 2.262 orang peternak yang telah menikmati inseminasi buatan tersebut.

"Targetnya, ada peningkatan 100 sapi setiap kelurahan. Bayangkan, di Bantul ada 75 kelurahan. Jika ini berhasil, maka swasembada sapi akan tercapai," jelasnya.

Saat ini, Dispertahut tengah mengalokasikan dana sebesar Rp400 juta untuk program ini. Rencananya, dana tersebut akan ditambah, menjadi Rp1,6, pada anggaran perubahan. Pada tahun mendatang, akan diusulkan menjadi Rp1,8 miliar.

Sementara itu, Bupati Bantul Sri Suryawidati menambahkan, pihaknya memang berupaya dapat meraih swasembada sapi. Salah satunya adalah dengan meningkatkan populasi.

Ida mengklaim, peningkatan populasi dengan menggratiskan inseminasi buatan tersebut satu-satunya yang ada di Indonesia. Dengan program ini, harapannya Bantul menjadi penghasil sapi terkemuka di Indonesia.

"Kami berupaya meningkatkan kesejahteraan peternak melalui program tersebut," jelasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Peternakan Dispertahut Bantul Priyo Haryanto mengungkapkan, untuk program inseminasi buatan tersebut sebenarnya masih menghadapi kendala, terutama untuk petugas inseminator.

Saat ini, di Bantul baru ada 30 petugas inseminator yang melayani ribuan peternak tersebut.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5022 seconds (0.1#10.140)