Mahasiswa UIN, Pendaki Gunung Sindoro Belum Ditemukan
A
A
A
SEMARANG - Zainuri Ahmad (22) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Kalijaga, Yogyakarta, yang hilang saat mendaki Gunung Sindoro, Temanggung hingga Minggu petang (5/4/2015) belum ditemukan. Tim SAR gabungan yang berupaya melakukan proses pencarian masih belum membuahkan hasil.
“Pencarian hingga Minggu petang dilakukan sekitar 50 personel, belum membuahkan hasil. Belum ketemu,” ungkap Humas Basarnas Kantor SAR Semarang, Aris Triyono, Minggu petang (5/4/2015).
Pencarian terhadap warga asli Klaten, Jawa Tengah, itu juga sudah dilakukan pada Sabtu 4 April 2015.
Tapi hasilnya juga nihil. Pada pencarian Minggu ini, rescuer hanya menemukan jejak kaki diduga kuat bekas jejak Zainuri.
Zainuri melakukan pendakian bersama enam rekannya pada Kamis 2 April 2015 dari Pos Kledung. Jumat 3 April 2015 pukul 03.00 WIB, Zainuri dilaporkan terpisah dari rekan-rekannya dan tersesat.
Enam rekan Zainuri yang selamat; M Irsyad, M Saifidin, Rida Hidayah Pratiwi, M Adlan Syah, Bekti Solehudin dan M Naufal.
Personel Basarnas Kantor SAR Semarang, Rindang Kristyanto, menyebut pencarian dimulai sejak pukul 07.00 WIB.
Rescuer dibagi dua grup, satu grup berjumlah 23 personel sejak Sabtu malam menginap di Pos 4 Gunung Sindoro, dengan ketinggian sekira 2.775 Mdpl (meter dibawah permukaan laut). “Paginya langsung menyisir turun, ketemu jejak kaki. Diduga milik korban,” kata Rindang.
Untuk grup 2, berjumlah 37 personel. Menyisir mulai Pos 3 atau di ketinggian sekira 2.350 Mdpl naik hingga ketinggian sekira 2.450 Mdpl.
Lokasi pencarian sebelumnya sudah ditentukan. Dilakukan juga teknik menyisir atau menyapu alias open grid. Rescuer berjajar ke samping dengan jarak 2 sampai 3 meter. Namun, hasilnya juga nihil.
“Kendala utama adalah faktor cuaca. Kondisinya berkabut, mengakibatkan jarak pandang terbatas. Medannya juga terjal, kerapatan hutan dan belukar,” tambahnya.
Para rescuer memutuskan untuk menginap di atas alias di gunung untuk melanjutkan pencarian esok hari. Rescuer itu, selain Basarnas Kantor SAR Semarang juga berasal dari Kantor SAR Yogyakarta, BPBD Kabupaten Temanggung, SAR Kabupaten Temanggung, SAR DIY, relawan, komunitas pendaki dan masyarakat.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, mengimbau para pendaki mematuhi aturan dan imbauan otoritas gunung berapi setempat. Misalnya; melapor sebelum mendaki.
"Saat ini masih pancaroba, curah hukan cukup tinggi. Perizinan dari otoritas setempat harus ada. Bekal, kondisi fisik dan baju hangat harus disiapkan. Bawa sarana navigasi darat, bisa kompas atau GPS. Jika terjadi sesuatu, cepat hubungi posko atau SAR," tandasnya.
“Pencarian hingga Minggu petang dilakukan sekitar 50 personel, belum membuahkan hasil. Belum ketemu,” ungkap Humas Basarnas Kantor SAR Semarang, Aris Triyono, Minggu petang (5/4/2015).
Pencarian terhadap warga asli Klaten, Jawa Tengah, itu juga sudah dilakukan pada Sabtu 4 April 2015.
Tapi hasilnya juga nihil. Pada pencarian Minggu ini, rescuer hanya menemukan jejak kaki diduga kuat bekas jejak Zainuri.
Zainuri melakukan pendakian bersama enam rekannya pada Kamis 2 April 2015 dari Pos Kledung. Jumat 3 April 2015 pukul 03.00 WIB, Zainuri dilaporkan terpisah dari rekan-rekannya dan tersesat.
Enam rekan Zainuri yang selamat; M Irsyad, M Saifidin, Rida Hidayah Pratiwi, M Adlan Syah, Bekti Solehudin dan M Naufal.
Personel Basarnas Kantor SAR Semarang, Rindang Kristyanto, menyebut pencarian dimulai sejak pukul 07.00 WIB.
Rescuer dibagi dua grup, satu grup berjumlah 23 personel sejak Sabtu malam menginap di Pos 4 Gunung Sindoro, dengan ketinggian sekira 2.775 Mdpl (meter dibawah permukaan laut). “Paginya langsung menyisir turun, ketemu jejak kaki. Diduga milik korban,” kata Rindang.
Untuk grup 2, berjumlah 37 personel. Menyisir mulai Pos 3 atau di ketinggian sekira 2.350 Mdpl naik hingga ketinggian sekira 2.450 Mdpl.
Lokasi pencarian sebelumnya sudah ditentukan. Dilakukan juga teknik menyisir atau menyapu alias open grid. Rescuer berjajar ke samping dengan jarak 2 sampai 3 meter. Namun, hasilnya juga nihil.
“Kendala utama adalah faktor cuaca. Kondisinya berkabut, mengakibatkan jarak pandang terbatas. Medannya juga terjal, kerapatan hutan dan belukar,” tambahnya.
Para rescuer memutuskan untuk menginap di atas alias di gunung untuk melanjutkan pencarian esok hari. Rescuer itu, selain Basarnas Kantor SAR Semarang juga berasal dari Kantor SAR Yogyakarta, BPBD Kabupaten Temanggung, SAR Kabupaten Temanggung, SAR DIY, relawan, komunitas pendaki dan masyarakat.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, mengimbau para pendaki mematuhi aturan dan imbauan otoritas gunung berapi setempat. Misalnya; melapor sebelum mendaki.
"Saat ini masih pancaroba, curah hukan cukup tinggi. Perizinan dari otoritas setempat harus ada. Bekal, kondisi fisik dan baju hangat harus disiapkan. Bawa sarana navigasi darat, bisa kompas atau GPS. Jika terjadi sesuatu, cepat hubungi posko atau SAR," tandasnya.
(sms)