Jembatan Gantung Ini Jadi Favorit Turis Melintas

Minggu, 05 April 2015 - 16:35 WIB
Jembatan Gantung Ini...
Jembatan Gantung Ini Jadi Favorit Turis Melintas
A A A
PANGANDARAN - Meski bentuknya sederhana, namun jembatan gantung di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran mampu menarik wisatawan, baik lokal maupun asing.

Sepintas, bagi mereka yang tidak terbiasa melewatinya, jembatan yang terbuat dari anyaman bambu dengan penyangga kawat tersebut dapat menciutkan nyali, karena tanpa pengaman memadai.

Kepala Desa Batukaras Kecamatan Cijulang Ikin Sodikin mengatakan, jembatan ini dibangun pada tahun 1970 untuk memenuhi kebutuhan warga setempat beraktivitas, terutama yang hendak pergi ke pasar.

"Dulu jembatan gantung ini sangat sederhana sekali, namun berjalannya waktu dimodifikasi oleh warga sehingga layak untuk dilalui kendaraan bermotor," sebut Ikin.

Masih dikatakan Ikin, saat ini keberadaan jembatan gantung, tidak hanya digunakan untuk keperluan warga yang hendak pergi ke pasar, hampir seluruh warga yang melakukan aktivitas di Desa Batukaras dan Desa Cijulang kebanyakan melewati jembatan gantung tersebut.

"Nelayan yang hendak menjual hasil tangkapan ke pasar Cijulang pun lewat jalur jembatan gantung ini, bahkan pagi dan sore hari selain dilalui para turis asing anak sekolah pun menggunakan jalur ini," tambah Ikin.

Ikin menjelaskan, meski terkesan berbahaya, namun jembatan gantung Batukaras ini dijadikan magnet wisata oleh turis asing.

"Pemandu wisata dari Pangandaran yang biasa mengantar turis asing ke Batukaras sering menggunakan jalan pintas melalui jembatan gantung ini," katanya.

Sementara penjaga tiket jembatan gantung Sanijam (62), mengatakan, dalam satu hari jembatan tersebut dilewati tidak kurang dari 100 orang.

Selain dijadikan jalan alternatif agar cepat menuju ke Batukaras, mereka kerap memotret sekeliling sasak gantung ini.

"Keunikannya apabila melewati sasak gantung ini ter ayun-ayun, hal inilah yang menjadi minat turis asing," kata Sanijam.

Masih dikatakan Sanijam, setiap yang lewat ke sasak gantung ini dikenakan tarif sebesar Rp. 2000, dan uangnya untuk keperluan pemeliharaan yang biasa dilakukan per tiga bulan sekali.

"Setiap tiga bulan sekali sasak ini dilakukan perbaikan, karena terbuat dari bambu maka per tiga bulan sekali anyaman bambu sasak ini diganti," ujar Sanijam.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0961 seconds (0.1#10.140)