KSAD Pastikan Tak Ada Lagi GAM
A
A
A
MEDAN - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memastikan tidak lagi ada pergerakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Provinsi Aceh. Dia pun mengimbau agar semua warga, khususnya Sumatera Utara (Sumut), yang merupakan lalu lintas internasional untuk menjaga kondusivitas.
“Tidak ada pergerakan GAM. Peristiwa (anggota dua TNI dibunuh) itu buk a n bentuk dari pemberontakan GAM. Jadi, semua harus saling menjaga kondusivitas,” katanya seusai silaturahmi KSAD dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FOKORPIMDA) wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Hotel Santika Dyandra Medan, kemarin.
Menurut dia, kericuhan akan sering muncul jika para pihak tidak bisa saling menjaga sehingga perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan perpecaha n antarsesama. “Perlu diketahui, saat ini semua negara mengincar kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia. Apalagi pada tahun 2043 diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 12,3 miliar.
Dari jumlah tersebut, 9,8 miliar penduduk berada dari negara nonekuator atau tidak subur. Jadi, mulai sekarang semua pihak harus menjaga daerah atau kedaulatan wilayah kita. Adanya isu-isu ISIS, GAM, itu sebenarnya tidak ada,” katanya. Karena itu, dia meminta semua masyarakat memedomani Pancasila guna mewujudkan nilai-nilai yang sudah mulai dilupakan di antaranya gotong-royong dan bakti sosial. Padahal dengan melakukannya akan menjaga keharmonisan bermasyarakat.
Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengajak semua pihak memelihara suasana aman dan kondusif, khususnya di wilayah Sumut. Apalagi Sumut memiliki posisi yang sangat strategis dalam geopolitik Indonesia karena memiliki kekayaan SDA dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar, namun rentan terhadap gangguan dari luar.
“Di sisi lain, posisi wilayah Sumbagut juga sangat rentan dari aspek kebencanaan, seperti tsunami, longsor, banjir, dan gunung berapi. Hal lain di wilayah ini juga masih terjadi ketimpangan pembangunan yang memunculkan konflik pertanahan. Posisi Sumbagut sebagai gerbang utama di wilayah barat dari pintu masuknya lalu lintas internasional yang mengakibatkan kerawanan, seperti penyelundupan dan terorisme,” ujarnya.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangddam) I Bukit Barisan (BB) Mayor Jenderal TNI Edy Rahmayadi mengatakan, wilayah Kodam I BB hingga saat ini masih kondusif. Pulau Natuna yang diisukan ingin direbut negara lain saat ini masih tetap kondusif. Jika melihat dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Pulau Natuna memang milik Indonesia dan fakta itu tak terbantahkan.
“Kenapa Pulau Natuna itu sekarang banyak yang ingin merebut karena kita ketahui sendiri Pulau Natuna itu ada migas ditemukan. Perlu saya jelaskan, Kodam IBB siap menjaga itu. Sampai sekarang tidak ada gejolak di sana, masih kondusif,” katanya. Perwira tinggi TNI kelahiran Sabang, Aceh, ini mengungkapkan, prajurit TNI telah melakukan operasi pengamanan rutin di daerah-daerah perbatasan. Dia pun berjanji akan membawa wartawan mengunjungi Pulau Natuna untuk melihat langsung kondisi sebenarnya.
Panggabean hasibuan
“Tidak ada pergerakan GAM. Peristiwa (anggota dua TNI dibunuh) itu buk a n bentuk dari pemberontakan GAM. Jadi, semua harus saling menjaga kondusivitas,” katanya seusai silaturahmi KSAD dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FOKORPIMDA) wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Hotel Santika Dyandra Medan, kemarin.
Menurut dia, kericuhan akan sering muncul jika para pihak tidak bisa saling menjaga sehingga perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan perpecaha n antarsesama. “Perlu diketahui, saat ini semua negara mengincar kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia. Apalagi pada tahun 2043 diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 12,3 miliar.
Dari jumlah tersebut, 9,8 miliar penduduk berada dari negara nonekuator atau tidak subur. Jadi, mulai sekarang semua pihak harus menjaga daerah atau kedaulatan wilayah kita. Adanya isu-isu ISIS, GAM, itu sebenarnya tidak ada,” katanya. Karena itu, dia meminta semua masyarakat memedomani Pancasila guna mewujudkan nilai-nilai yang sudah mulai dilupakan di antaranya gotong-royong dan bakti sosial. Padahal dengan melakukannya akan menjaga keharmonisan bermasyarakat.
Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengajak semua pihak memelihara suasana aman dan kondusif, khususnya di wilayah Sumut. Apalagi Sumut memiliki posisi yang sangat strategis dalam geopolitik Indonesia karena memiliki kekayaan SDA dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar, namun rentan terhadap gangguan dari luar.
“Di sisi lain, posisi wilayah Sumbagut juga sangat rentan dari aspek kebencanaan, seperti tsunami, longsor, banjir, dan gunung berapi. Hal lain di wilayah ini juga masih terjadi ketimpangan pembangunan yang memunculkan konflik pertanahan. Posisi Sumbagut sebagai gerbang utama di wilayah barat dari pintu masuknya lalu lintas internasional yang mengakibatkan kerawanan, seperti penyelundupan dan terorisme,” ujarnya.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangddam) I Bukit Barisan (BB) Mayor Jenderal TNI Edy Rahmayadi mengatakan, wilayah Kodam I BB hingga saat ini masih kondusif. Pulau Natuna yang diisukan ingin direbut negara lain saat ini masih tetap kondusif. Jika melihat dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Pulau Natuna memang milik Indonesia dan fakta itu tak terbantahkan.
“Kenapa Pulau Natuna itu sekarang banyak yang ingin merebut karena kita ketahui sendiri Pulau Natuna itu ada migas ditemukan. Perlu saya jelaskan, Kodam IBB siap menjaga itu. Sampai sekarang tidak ada gejolak di sana, masih kondusif,” katanya. Perwira tinggi TNI kelahiran Sabang, Aceh, ini mengungkapkan, prajurit TNI telah melakukan operasi pengamanan rutin di daerah-daerah perbatasan. Dia pun berjanji akan membawa wartawan mengunjungi Pulau Natuna untuk melihat langsung kondisi sebenarnya.
Panggabean hasibuan
(bbg)