Puluhan Akta Lahir di Parepare Bodong
A
A
A
PAREPARE - Sebanyak 46 akta lahir palsu alias bodong, ditemukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Parepare.
Hal itu terungkap saat dilakukan input data nomor dan nama yang tercantum dalam lembaran dokumen kependudukan tersebut.
Ditemui di ruang kerjanya, Kabid Pencatatan Sipil Disdukcapil Parepare, Yohanis Rente mengakui hal tersebut. Menurutnya, dalam rentan 2014 hingga saat ini, sedikitnya ditemukan ada 8 akta lahira palsu. "Itu berawal saat sejumlah pemilik akta hendak melalukan pengesahan," katanya.
Selain perbedaan tulisan antara yang tercantum pada akta palsu dengan fount yang terdapat pada sistem, nomor kendali yang ada juga bukan wilayah Parepare.
"Ketika nomor akta kami input, dalam sistem muncul nama berbeda. Nomor yang dicantumkan pada akta palsu, dipastikan nomor yang asal catut," jelasnya.
Diakui Yohanis, tahun 2014 lalu, sebanyak 2 dus yang berisi 2.000 blangko akta lahir raib dan hingga kini belum diketahui rimbanya, meski hal itu telah dilaporkan pihaknya ke kepolisian.
"Modusnya ada juga yang tiap dus itu diambili hingga seratus lembar. Itu kami ketahui saat menerima dari bagian penyimpanan, segelnya memang utuh, tapi bagian bawah dus ternyata sudah terbuka ," ungkapnya.
Yohanis menjamin, tak ada staf yang terlibat pemalsuan akta kelahiran pada bagian yang dipimpinnya. Akta bodong tersebut, tambahnya, ditandatangani oleh mantan Kadisdukcapil yang beberapa waktu lalu meninggal dunia.
"Saya jamin 100 persen, staf saya tidak ada yang terlibat. Saya juga tidak yakin, tandatangan kepala dinas pada akta tersebut adalah asli. Karena beliau tidak pernah menandatangani akta tanpa paraf saya," tegasnya.
Dia membeberkan, sempat menanyai pihak penerima akte bodong terkait jalur pengurusan yang dilakukan. "Mereka menyebut oknum yang bertugas di instansi ini. Tapi tidak etis kalau saya sebut nama. Yang jelas ada dugaan keterlibatan oknum Disdukcapil," kilahnya.
Terpisah, Kasubag Umum Disdukcapil, M Syafruddin Syam mengatakan, pihaknya yakin ada keterlibatan oknum terkait munculnya puluhan akta bodong yang ditemukan.
"Saya sendiri menemukan 46 lembar akta kelahiran bodong. Itu setelah saya bersama staf membenahi administrasi dan pendataan ulang secara manual," ujarnya.
Syafruddin menambahkan, diperkirakan terdapat 500 lembar akta lahir bodong yang telah terbit dan mengatasnamakan Disdukcapil Parepare, sejak tahun 2011. Itu belum termasuk KTP serta KK yang juga diduga bodong.
"Ini sudah kita laporkan ke Inspektorat. Soal bakal dilaporkan pada pihak berwajib atau tidak, itu urusan Inspektorat selaku pengawas daerah," katanya.
Sementara Plt Kadisdukcapil, Syukur Razak tidak menampik temuan akta kelahiran bodong di instansi yang dipimpinnya.
"Betul, memang ada. Tapi saya tidak tahu kejadiannya karena saya baru di dinas disini. Itu terjadi sebelum saya ditugaskan sementara disini," pungkasnya.
Hal itu terungkap saat dilakukan input data nomor dan nama yang tercantum dalam lembaran dokumen kependudukan tersebut.
Ditemui di ruang kerjanya, Kabid Pencatatan Sipil Disdukcapil Parepare, Yohanis Rente mengakui hal tersebut. Menurutnya, dalam rentan 2014 hingga saat ini, sedikitnya ditemukan ada 8 akta lahira palsu. "Itu berawal saat sejumlah pemilik akta hendak melalukan pengesahan," katanya.
Selain perbedaan tulisan antara yang tercantum pada akta palsu dengan fount yang terdapat pada sistem, nomor kendali yang ada juga bukan wilayah Parepare.
"Ketika nomor akta kami input, dalam sistem muncul nama berbeda. Nomor yang dicantumkan pada akta palsu, dipastikan nomor yang asal catut," jelasnya.
Diakui Yohanis, tahun 2014 lalu, sebanyak 2 dus yang berisi 2.000 blangko akta lahir raib dan hingga kini belum diketahui rimbanya, meski hal itu telah dilaporkan pihaknya ke kepolisian.
"Modusnya ada juga yang tiap dus itu diambili hingga seratus lembar. Itu kami ketahui saat menerima dari bagian penyimpanan, segelnya memang utuh, tapi bagian bawah dus ternyata sudah terbuka ," ungkapnya.
Yohanis menjamin, tak ada staf yang terlibat pemalsuan akta kelahiran pada bagian yang dipimpinnya. Akta bodong tersebut, tambahnya, ditandatangani oleh mantan Kadisdukcapil yang beberapa waktu lalu meninggal dunia.
"Saya jamin 100 persen, staf saya tidak ada yang terlibat. Saya juga tidak yakin, tandatangan kepala dinas pada akta tersebut adalah asli. Karena beliau tidak pernah menandatangani akta tanpa paraf saya," tegasnya.
Dia membeberkan, sempat menanyai pihak penerima akte bodong terkait jalur pengurusan yang dilakukan. "Mereka menyebut oknum yang bertugas di instansi ini. Tapi tidak etis kalau saya sebut nama. Yang jelas ada dugaan keterlibatan oknum Disdukcapil," kilahnya.
Terpisah, Kasubag Umum Disdukcapil, M Syafruddin Syam mengatakan, pihaknya yakin ada keterlibatan oknum terkait munculnya puluhan akta bodong yang ditemukan.
"Saya sendiri menemukan 46 lembar akta kelahiran bodong. Itu setelah saya bersama staf membenahi administrasi dan pendataan ulang secara manual," ujarnya.
Syafruddin menambahkan, diperkirakan terdapat 500 lembar akta lahir bodong yang telah terbit dan mengatasnamakan Disdukcapil Parepare, sejak tahun 2011. Itu belum termasuk KTP serta KK yang juga diduga bodong.
"Ini sudah kita laporkan ke Inspektorat. Soal bakal dilaporkan pada pihak berwajib atau tidak, itu urusan Inspektorat selaku pengawas daerah," katanya.
Sementara Plt Kadisdukcapil, Syukur Razak tidak menampik temuan akta kelahiran bodong di instansi yang dipimpinnya.
"Betul, memang ada. Tapi saya tidak tahu kejadiannya karena saya baru di dinas disini. Itu terjadi sebelum saya ditugaskan sementara disini," pungkasnya.
(nag)