Penjual Batu Akik Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
A
A
A
BATAM - Seorang penjual batu akik yang kerap disapa Pak Daeng, ditemukan meninggal bersimbah darah di depan penginapan Saweri Gading, Pelita, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (31/3/2015) siang. Diduga, pria berusia 58 tahun itu meninggal karena penyakit yang dideritanya.
Penemuan mayat korban pertama kali diketahui oleh Mariana (52), pemilik kedai. Dia kaget saat mendengar suara orang terjatuh. "Saya lagi buat mi rebus, tiba-tiba saya mendengar orang terjatuh," katanya.
Saat mendengar suara itu, ia langsung melihat sekitar kedainya. Ketika melihat di bangku samping kedainya, ia melihat Pak Daeng yang telentang bersimbah darah dan dari mulutnya banyak mengeluarkan darah kental.
"Melihat Pak Daeng dalam kondisi mengenaskan, saya langsung berteriak meminta tolong dan warga sekitar mulai berdatangan melihat korban," ujarnya.
Mariana menceritakan, sekitar pukul 12.30 korban singgah ke kedainya. Saat tiba di kedai, korban meminta air hangat dan sepiring mi rebus. Setelah mengantarkan air hangat kepada korban, ia kembali ke dapur untuk memasak mi rebus yang dipesan korban.
"Minta air putih yang hangat dan mi rebus yang cepat ya. Karena saya habis makan mi, mau minum obat pakai air hangat," kata korban, ditirukan Mariana.
Semasa hidup, kata Mariana, korban memang mempunyai penyakit paru-paru dan korban juga sering membeli rokok di kedainya. "Setiap korban beli rokok selalu saya bilang tidak ada, karena saya kasihan dengan korban," ujarnya.
Saat ditanyai keseharian korban, Mariana mengatakan, korban adalah penjual batu akik di daerah Jodoh. Korban juga tinggal di daerah Pelita, Batam. Korban tidak memiliki keluarga di Batam. "Korban sendirian di Batam, makanya saya kasihan juga dengan korban," katanya.
Setelah korban ditemukan, Kanit Reskrim Polsek Lubuk Baja Iptu Wahyudi memeriksa tempat tinggal korban yang tak jauh dari lokasi korban ditemukan. Di dalam kamar kos korban, ditemukan sejumlah barang milik korban. Di antaranya belasan batu akik serta paspor milik korban.
Dalam paspor yang ditemukan, korban bernama Soeady Yusuf kelahiran Ujung Pandang pada tanggal 10 Desember 1957. "Semua barang milik korban sudah kita amankan, korban akan kita bawa ke RSBP untuk dilakukan visum," ujarnya.
Kapolsek Lubuk Baja Kompol Dewa, yang ada di lokasi penemuan korban mengatakan, sejak korban ditemukan beberapa orang saksi sudah dimintai keterangan. "Korban meninggal siang tadi, penyebabnya masih kita selidiki," katanya.
Dewa belum bisa memastikan apakah korban meninggal karena penyakit atau lainnya. "Karena di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Untuk mengetahui penyebabnya korban kita bawa ke rumah sakit," ujarnya.
Penemuan mayat korban pertama kali diketahui oleh Mariana (52), pemilik kedai. Dia kaget saat mendengar suara orang terjatuh. "Saya lagi buat mi rebus, tiba-tiba saya mendengar orang terjatuh," katanya.
Saat mendengar suara itu, ia langsung melihat sekitar kedainya. Ketika melihat di bangku samping kedainya, ia melihat Pak Daeng yang telentang bersimbah darah dan dari mulutnya banyak mengeluarkan darah kental.
"Melihat Pak Daeng dalam kondisi mengenaskan, saya langsung berteriak meminta tolong dan warga sekitar mulai berdatangan melihat korban," ujarnya.
Mariana menceritakan, sekitar pukul 12.30 korban singgah ke kedainya. Saat tiba di kedai, korban meminta air hangat dan sepiring mi rebus. Setelah mengantarkan air hangat kepada korban, ia kembali ke dapur untuk memasak mi rebus yang dipesan korban.
"Minta air putih yang hangat dan mi rebus yang cepat ya. Karena saya habis makan mi, mau minum obat pakai air hangat," kata korban, ditirukan Mariana.
Semasa hidup, kata Mariana, korban memang mempunyai penyakit paru-paru dan korban juga sering membeli rokok di kedainya. "Setiap korban beli rokok selalu saya bilang tidak ada, karena saya kasihan dengan korban," ujarnya.
Saat ditanyai keseharian korban, Mariana mengatakan, korban adalah penjual batu akik di daerah Jodoh. Korban juga tinggal di daerah Pelita, Batam. Korban tidak memiliki keluarga di Batam. "Korban sendirian di Batam, makanya saya kasihan juga dengan korban," katanya.
Setelah korban ditemukan, Kanit Reskrim Polsek Lubuk Baja Iptu Wahyudi memeriksa tempat tinggal korban yang tak jauh dari lokasi korban ditemukan. Di dalam kamar kos korban, ditemukan sejumlah barang milik korban. Di antaranya belasan batu akik serta paspor milik korban.
Dalam paspor yang ditemukan, korban bernama Soeady Yusuf kelahiran Ujung Pandang pada tanggal 10 Desember 1957. "Semua barang milik korban sudah kita amankan, korban akan kita bawa ke RSBP untuk dilakukan visum," ujarnya.
Kapolsek Lubuk Baja Kompol Dewa, yang ada di lokasi penemuan korban mengatakan, sejak korban ditemukan beberapa orang saksi sudah dimintai keterangan. "Korban meninggal siang tadi, penyebabnya masih kita selidiki," katanya.
Dewa belum bisa memastikan apakah korban meninggal karena penyakit atau lainnya. "Karena di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Untuk mengetahui penyebabnya korban kita bawa ke rumah sakit," ujarnya.
(zik)