Nonton Film Laskar Pelangi ala Tunanetra

Selasa, 31 Maret 2015 - 09:36 WIB
Nonton Film Laskar Pelangi ala Tunanetra
Nonton Film Laskar Pelangi ala Tunanetra
A A A
Di tengah hujan deras yang mengguyur Ban - dung, beberapa mobil angkot berhenti di dekat Taman Film sekitar pukul 13.30 Minggu (29/3).

Satu persatu penumpang turun disambut sejumlah volunteer(suka relawan) acara 1.000 Wajah Bandung, sebuah acara yang digelar untuk memperingati Hari Film Nasional. Para penumpang tersebut tak lain adalah para tunanetra dari beberapa yayasan (Syamsi Dluha Foundation, Wiyata Guna, dan Mitra Netra) maupun orang pribadi dari Bandung dan Cimahi. Sekitar 50 orang dihadirkan agar tak melewatkan kesempatan menikmati film bersama.

Satu demi satu mereka menaiki anak tangga menuju rumput sintetis di depan big screenruang publik tersebut. Mereka berkumpul di depan big screensambil menanti dimulainya acara Bioskop Harewos. Sebuah acara nonton bareng bersama kaum tunanetra. Air hujan disertai angin kencang yang menerjang ke kawasan Taman Film tak menyurutkan semangat mereka. Bahkan mereka tak berpindah ke tempat lebih teduh. Untuk melindungi diri, mereka memilih meng gunakan jas hujan yang disediakan panitia.

“Acara ini diadaptasi dari acara serupa di Jakarta yang dinamai Bioskop Berbisik. Di mana Harewos sendiri meru - pa kan padanan kata dari bisik,” ungkap Ketua Pelaksana 1000 Wajah Bandung Sofyana Ali Bindiar. Ali berharap, keberhasilan Bioskop Berbisik diharapkan bisa menular ke Bioskop Harewos. Tentu saja, dengan bantu an para volunteer, para tuna netra ini dibimbing untuk me nik mati setiap sesi film yang di putar dalam hal ini Laskar Pelangi.

Sebelum dimulai, koordinator Bioskop Harewos Robi Prasetyo memberikan penjelasan terlebih dahulu terkait inti film yang akan ditonton. Dia bercerita, ada sepuluh anak bersekolah di tempat yang sangat sederhana namun tidak pantang menyerah demi mengejar cita-cita masing-masing. Film mulai diputar. Dengan seksama para tuna netra menonton film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata.

Sementara di samping masingmasing mereka sudah duduk volunteeryang terus membisikkan jalan cerita film. Di bagian-bagian tertentu yang memang lucu, merekapun ikut tertawa. Begitupun di bagian yang membuat haru, mereka tampak ikut terharu. Bahkan beberapa seperti orang yang akan menangis. Bagian ini adalah ketika kelompok cerdas cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan lomba. Menonton film bagi para tunanetra memang pengalaman yang langka.

Seperti yang diung - kapkan Huda, yang sehari-hari tengah belajar mening katkan keterampilan pijat shiat su. “Ini pengalaman pertama sa ya menon ton film. Kegiatan yang positif dan layak didukung,” bebernya. Apalagi, kata dia, film yang diputar adalah Laskar Pelangi yang lebih banyak mengandung pendidikan.

“Kalau bisa, ke depannya ada lagi karena sangat memudahkan kami. Jadi gak kesulitan menikmati film seperti yang lain,” katanya. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, pihaknya akan men - dukung jika memang aspirasinya besar. “Kalau aspirasinya besar, bisa kami perbanyak, ide baik harus didukung agar terus menjadi baik,” sebutnya.

Fauzan
Kota Bandung
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9121 seconds (0.1#10.140)