Bupati Majalengka Tolak Pembangunan Tol Bandara
A
A
A
MAJALENGKA - Bupati Majalengka, Sutrisno menolak dengan keras rencana pembangunan jalan tol yang menghubungkan antara tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Majalengka atau Cikampek-Palimanan Cirebon menuju lokasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati.
"Kalau saya izinkan akses jalan tol menuju bandara jika sudah beroperasi nanti, otomatis tidak akan terjadi pertumbuhan ekonomi di sekitar area bandara. Karena lalu-lalang kendaraan itu hanya keluar masuk tol," katanya.
Bila terjadi demikian, sambung mantan pimpinan dewan ini, tak ubah sekitar bandara hanya seperti kolam. Pemerintah daerah tidak mendapatkan pendapatan asli daerah (PAD) karena tidak ada ruang kegiatan ekonomi dan rakyat hanya menjadi penonton.
"Alasannya untuk mempercepat dan mempermudah akses layanan,tetap saja kami dirugikan. Sehingga kami tolak rencana tersebut," paparnya.
Menurut Sutrisno, disisa masa jabatannya, pihaknya ingin memberikan yang terbaik bagi rakyat, dalam mewujudkan Majalengka menjadi kawasan Metroplitan di masa mendatang.
"Dalam menyongsong pembangunan bandara dan dioperasikannya dua jalan tol yang melintasi Majalengka, saya tengah merumuskan beberapa kebijakan yang tengah didesain, antara lain membagi beberapa kawasan di Majalengka seperti kawasan industri, pariwisata, dan pusat perkonomian," paparnya.
Dijelaskan, konsep itu sesuai dengan rencana detail tata ruang (RDTR) Kabupaten Majalengka. Dimana diwilayah utara sebagai daerah penyangga bandara internasional ditetapkan sebagai pusat industri, bisnis, jasa, dan perdagangan.
" Dikawasan area bandara juga akan dibangun rest area seluas 500 hektare, disertai taman buah, taman safari, dan arena hiburan seperti dunia fantasi," terangnya.
Semua itu lanjut Sutrisno, bertujuan agar kehadiran bandara bagi masyarakat Majalengka, tidak hanya memberikan suara gemuruh pesawat saja, tapi bisa memberikan manfaat dan maslahat dari pembangunan tersebut.
"Nah, jika akses jalan tol dibuka, maka otomatis rencana Pemkab Majalengka sesuai dengan RDTR sulit terwujud dan kehadiran bandara tidak memberikan manfaat bagi daerah. Apalagi ini otonomi daerah. Bila daerah tidak pro aktif sulit terwujud," ungkapnya.
Wakil Bupati Majalengka, Karna Sobahi menambahkan, dari informasi yang diperolehnya saat ini jika jalan tol Cikampek Palimanan (Cikapa) akan beroperasi pada 2015.
"Informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang diungkapkan sejumlah media, jalan tol akan beroperasi sekitar Juni 2015 mendatang," ujarnya.
Disebutkan, tol Cikampek-Palimanan tersebut pembangunan fisiknya kurang lebih mencapai 85 persen. Pasalnya, sampai saat ini konstruksi tol yang masuk dalam program pembangunan tol trans jawa ini sudah mencapai sekitar 67 persen.
"Kalau saya izinkan akses jalan tol menuju bandara jika sudah beroperasi nanti, otomatis tidak akan terjadi pertumbuhan ekonomi di sekitar area bandara. Karena lalu-lalang kendaraan itu hanya keluar masuk tol," katanya.
Bila terjadi demikian, sambung mantan pimpinan dewan ini, tak ubah sekitar bandara hanya seperti kolam. Pemerintah daerah tidak mendapatkan pendapatan asli daerah (PAD) karena tidak ada ruang kegiatan ekonomi dan rakyat hanya menjadi penonton.
"Alasannya untuk mempercepat dan mempermudah akses layanan,tetap saja kami dirugikan. Sehingga kami tolak rencana tersebut," paparnya.
Menurut Sutrisno, disisa masa jabatannya, pihaknya ingin memberikan yang terbaik bagi rakyat, dalam mewujudkan Majalengka menjadi kawasan Metroplitan di masa mendatang.
"Dalam menyongsong pembangunan bandara dan dioperasikannya dua jalan tol yang melintasi Majalengka, saya tengah merumuskan beberapa kebijakan yang tengah didesain, antara lain membagi beberapa kawasan di Majalengka seperti kawasan industri, pariwisata, dan pusat perkonomian," paparnya.
Dijelaskan, konsep itu sesuai dengan rencana detail tata ruang (RDTR) Kabupaten Majalengka. Dimana diwilayah utara sebagai daerah penyangga bandara internasional ditetapkan sebagai pusat industri, bisnis, jasa, dan perdagangan.
" Dikawasan area bandara juga akan dibangun rest area seluas 500 hektare, disertai taman buah, taman safari, dan arena hiburan seperti dunia fantasi," terangnya.
Semua itu lanjut Sutrisno, bertujuan agar kehadiran bandara bagi masyarakat Majalengka, tidak hanya memberikan suara gemuruh pesawat saja, tapi bisa memberikan manfaat dan maslahat dari pembangunan tersebut.
"Nah, jika akses jalan tol dibuka, maka otomatis rencana Pemkab Majalengka sesuai dengan RDTR sulit terwujud dan kehadiran bandara tidak memberikan manfaat bagi daerah. Apalagi ini otonomi daerah. Bila daerah tidak pro aktif sulit terwujud," ungkapnya.
Wakil Bupati Majalengka, Karna Sobahi menambahkan, dari informasi yang diperolehnya saat ini jika jalan tol Cikampek Palimanan (Cikapa) akan beroperasi pada 2015.
"Informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang diungkapkan sejumlah media, jalan tol akan beroperasi sekitar Juni 2015 mendatang," ujarnya.
Disebutkan, tol Cikampek-Palimanan tersebut pembangunan fisiknya kurang lebih mencapai 85 persen. Pasalnya, sampai saat ini konstruksi tol yang masuk dalam program pembangunan tol trans jawa ini sudah mencapai sekitar 67 persen.
(nag)