PLTSa Solusi Penanganan Sampah
A
A
A
BANDUNG - Bupati Bandung Dadang M Naser meminta agar masyarakat yang berada di Desa Babakan, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung tidak resah dengan adanya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di lahan TPA Babakan.
Pasalnya, upaya yang dilakukan pemerintah setempat itu sebagai salah satu solusi dalam menangani persoalan sampah. Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu mengaku sudah menyosialisasikan rencana itu hingga ketingkat desa melalui instansi terkait. Dirinya berharap masyarakat dapat melihat secara umum fungsi dari keberadaan PLTSa itu.
“Saya juga meminta warga yang berada di sana tidak terprovokasi dari pihak-pihak yang katanya menolak pembangunan proyek tersebut. Perlu diketahui juga dengan adanya PLTSa, sampah yang dihasilkan masyarakat dapat terkelola dengan baik,” ujar Dadang di Soreang, kemarin. Menurut dia, beberapa waktu lalu warga berharap bila sampah yang berada di TPA Babakan dikelola. Namun, setelah Pemkab Bandung menggulirkan sebuah solusi penanganan malah kini ditolak.
Dadang juga menilai bila penolakan yang saat ini terjadi hanya dilakukan oleh beberapa pihak saja bukan secara keseluruhan. Maka dari itu, pemerintah akan tetap merealisasikan rencana itu sesuai dengan target. Terkait beberapa prosedur seperti analisis dampak lingkungan (amdal) yang hingga kini masih dalam proses, lanjut dia, hal itu jangan menjadi kendala sehingga mengganggu penyelesaian proyek itu. Karena saat ini instansi penanggung jawab tengah stimultan menyelesaikan persyaratan tersebut.
“Proyeknya harus tetap berjalan jangan karena terbentur beberapa hal malah terhambat. Saya juga meminta instansi terkait bertahap melengkapi izin serta amdalnya,” tuturnya. Ditambahkannya, diharapkan dengan adanya teknologi pengubah sampah menjadi energi listrik tersebut akan memberi efek positif baik itu bagi warga maupun pemerintah setempat seiring dengan belum ditemukannya solusi jitu menangani permasalahan sampah di Kabupaten Bandung.
Tak hanya itu, keuntungan secara finansialpun tentu akan didapatkan dari keberadaan PLTSa ini. “Kami perlu bersyukur ada investor yang telah tertarik dengan proyek ini. Dan memiliki misi bersama menuntaskan persoalan sampah disini,” terangnya. Seperti diberitakan sebelumnya, pada Jum’at (20/3) kemarin sejumlah teknisi sudah mulai menyiapkan alat untuk pemasangan mesin PLTSA berupa boiler.
Dinas Permukiman Tata Ruang dan Kebersihan (Dipertasih) Kabupaten Bandung menjadwalkan bila PLTSa akan diuji cobakan dan mulai beroperasi pada bulan Juni mendatang. Meski begitu, beberapa warga yang berada di lokasi itu dikabarkan menolak dengan proyek tersebut karena di khawatirkan dapat mencemari lingkungan.
Kepala Desa Babakan Dadang Holiludin mengaku hanya sebagian masyarakat di daerahnya yang menolak adanya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di TPA Babakan, Kecamatan Ciparay. Hal itu, karena belum adanya sosialisasi resmi dari pemkab dan pihak pengembang terkait rencana tersebut yang digulirkan demi menuntaskan persoalan sampah di Kabupaten Bandung. “Kalau kami dari pemerintah desa mendukung. Karena sejak 20 tahun TPA tanpa penanganan sehingga sampah terus menumpuk,” ucapnya.
Dila nashear
Pasalnya, upaya yang dilakukan pemerintah setempat itu sebagai salah satu solusi dalam menangani persoalan sampah. Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu mengaku sudah menyosialisasikan rencana itu hingga ketingkat desa melalui instansi terkait. Dirinya berharap masyarakat dapat melihat secara umum fungsi dari keberadaan PLTSa itu.
“Saya juga meminta warga yang berada di sana tidak terprovokasi dari pihak-pihak yang katanya menolak pembangunan proyek tersebut. Perlu diketahui juga dengan adanya PLTSa, sampah yang dihasilkan masyarakat dapat terkelola dengan baik,” ujar Dadang di Soreang, kemarin. Menurut dia, beberapa waktu lalu warga berharap bila sampah yang berada di TPA Babakan dikelola. Namun, setelah Pemkab Bandung menggulirkan sebuah solusi penanganan malah kini ditolak.
Dadang juga menilai bila penolakan yang saat ini terjadi hanya dilakukan oleh beberapa pihak saja bukan secara keseluruhan. Maka dari itu, pemerintah akan tetap merealisasikan rencana itu sesuai dengan target. Terkait beberapa prosedur seperti analisis dampak lingkungan (amdal) yang hingga kini masih dalam proses, lanjut dia, hal itu jangan menjadi kendala sehingga mengganggu penyelesaian proyek itu. Karena saat ini instansi penanggung jawab tengah stimultan menyelesaikan persyaratan tersebut.
“Proyeknya harus tetap berjalan jangan karena terbentur beberapa hal malah terhambat. Saya juga meminta instansi terkait bertahap melengkapi izin serta amdalnya,” tuturnya. Ditambahkannya, diharapkan dengan adanya teknologi pengubah sampah menjadi energi listrik tersebut akan memberi efek positif baik itu bagi warga maupun pemerintah setempat seiring dengan belum ditemukannya solusi jitu menangani permasalahan sampah di Kabupaten Bandung.
Tak hanya itu, keuntungan secara finansialpun tentu akan didapatkan dari keberadaan PLTSa ini. “Kami perlu bersyukur ada investor yang telah tertarik dengan proyek ini. Dan memiliki misi bersama menuntaskan persoalan sampah disini,” terangnya. Seperti diberitakan sebelumnya, pada Jum’at (20/3) kemarin sejumlah teknisi sudah mulai menyiapkan alat untuk pemasangan mesin PLTSA berupa boiler.
Dinas Permukiman Tata Ruang dan Kebersihan (Dipertasih) Kabupaten Bandung menjadwalkan bila PLTSa akan diuji cobakan dan mulai beroperasi pada bulan Juni mendatang. Meski begitu, beberapa warga yang berada di lokasi itu dikabarkan menolak dengan proyek tersebut karena di khawatirkan dapat mencemari lingkungan.
Kepala Desa Babakan Dadang Holiludin mengaku hanya sebagian masyarakat di daerahnya yang menolak adanya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di TPA Babakan, Kecamatan Ciparay. Hal itu, karena belum adanya sosialisasi resmi dari pemkab dan pihak pengembang terkait rencana tersebut yang digulirkan demi menuntaskan persoalan sampah di Kabupaten Bandung. “Kalau kami dari pemerintah desa mendukung. Karena sejak 20 tahun TPA tanpa penanganan sehingga sampah terus menumpuk,” ucapnya.
Dila nashear
(bhr)