Potensi Masih Minim, Banyak yang Hanya Have Fun
A
A
A
YOGYAKARTA - Mencari pemain bola adalah sebuah pekerjaan yang sangat tidak mudah di Indonesia . Di sepak bola laki-laki, potensi yang tersedia cukup melimpah meski fakta Timnas Indonesia masih belum bisa berbicara banyak di kompetisi internasional.
Setidaknya dengan stok banyak untuk pemain sepak bola laki-laki, PSSI tidak kesulitan memilih pemain. Tinggal memang gil potensi yang tersimpan di d aerah-daerah untuk dilihat kemampuannya. Pada sepak bola wanita , proses pencar ian bibit potensial tidak mudah. Upaya pencarian bibit potensi tidak bisa hanya dengan melakukan pemanggilan.
Minimnya potensi yang ada, mengharuskan P SSI sebagai asosi asi sepak bola tertinggi di Indonesia melakukan roadshow. Kunjungan dilakukan ke sejumlah daerah untuk mend apatkan pemain potensial yang bisa di gadang-gadang menghar umkan nama bangsa di kancah internasional. Yoppi Riwoe yang mendapatkan mandat menjadi head coach untuk Timnas U-14 Sepak Bola Wanita, harus keliling di tujuh kota untuk melihat langsung potensi sepak bola wanita.
Pencarian bakat terpendam dilakukan dengan menggelar game yang diikuti atlet sepak bola wanita di lapangan yang berada di desa-desa dan bukan di sebuah stadion. "Kalau untuk yang senior (Timnas Senior Sepak Bola Wanita) masih agak lumayan. Tapi kalau untuk yang 14 (Timnas U-14 Sepak Bola Wanita) ya rata-rata di setiap kota masih minim," kata Yoppi di sela-sela seleksi pemain sepak bola wanita di Lapangan Potorono, Bantul.
DIY menjadi daerah ketiga dari tujuh yang harus didatangi yakni Papua, Bangka Belitung, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Satu yang menjadi catatan Yopi dari perjalanan di tiga kota yakni Papua, Bangka Belitung, dan DIY, pemain sepak bola wanita sebagian besar bermain untuk kesenangan semata. Sayangnya, potensi tersebut tidak dimaksimalkan untuk diolah oleh semua daerah termasuk asosiasi sepak bola.
Hal tersebut menjadikan pemain sepak bola wanita tidak memiliki tujuan akhir dari aktivitasnya menggocek bola seperti pada pemain lakilaki. "Mereka hanya berkumpul kemudian bermain. Tapi gol akhirnya ndak ada. Yang terjadi kalau untuk timnas (Sepak Bola Wanita) adalah potensinya, tapi kalau yang 14 (U-14) masih minim karena memang tidak ada jalan pembinaannya," katanya.
Yoppi mencatat, tidak banyak sekolah sepak bola (SSB) yang mau menerima siswa wanita untuk dididik. Namun bagi yang sudah mau menerima pemain wanita, pembinaan yang dilakukan juga tidak berjalan secara optimal. Hal tersebut sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh negara-negara tetangga. Di Vietnam, pembinaan sepak bola wanita menurut Yoppi bisa berjalan dengan bagus. Bahkan negara tersebut setiap tahun selalu meminta AFF sebagai federasi sepak bola tertinggi di Asia untuk menggelar turnamen di negaranya.
Termasuk timnas senior dan U-14 sepak bola yang sedang dicari atletnya oleh Yoppi kali ini, nantinya akan diikutkan di kompetisi yang berlangsung di Vietnam. "Timnas senior bermain nanti Mei acara AFF di Vietnam, kotanya di Hochimin. Kalau yang U-14 main di AFC nanti Juli juga di Vietnam, kotanya di Hanoi. Untuk timnas senior nanti, kami akan undang 25 orang untuk TC (Pemusatan Latihan) sementara yang U-14 kami akan panggil 30 orang," kata Yoppi.
Dengan pembentukan timnas baik untuk kategori senior ataupun yunior yang berusia di bawah 14, Yoppi berharap ada gol akhir yang menjadi tujuan dari para pemain sepak bola wanita. Seperti halnya di pilihan para pemain sepak bola lakilaki, bermain di timnas untuk mengharumkan nama bangsa diharapkan menjadi tujuan yang ingin dicapai oleh para pemain sepak bola wanita di Indonesia.
Maha Deva
Setidaknya dengan stok banyak untuk pemain sepak bola laki-laki, PSSI tidak kesulitan memilih pemain. Tinggal memang gil potensi yang tersimpan di d aerah-daerah untuk dilihat kemampuannya. Pada sepak bola wanita , proses pencar ian bibit potensial tidak mudah. Upaya pencarian bibit potensi tidak bisa hanya dengan melakukan pemanggilan.
Minimnya potensi yang ada, mengharuskan P SSI sebagai asosi asi sepak bola tertinggi di Indonesia melakukan roadshow. Kunjungan dilakukan ke sejumlah daerah untuk mend apatkan pemain potensial yang bisa di gadang-gadang menghar umkan nama bangsa di kancah internasional. Yoppi Riwoe yang mendapatkan mandat menjadi head coach untuk Timnas U-14 Sepak Bola Wanita, harus keliling di tujuh kota untuk melihat langsung potensi sepak bola wanita.
Pencarian bakat terpendam dilakukan dengan menggelar game yang diikuti atlet sepak bola wanita di lapangan yang berada di desa-desa dan bukan di sebuah stadion. "Kalau untuk yang senior (Timnas Senior Sepak Bola Wanita) masih agak lumayan. Tapi kalau untuk yang 14 (Timnas U-14 Sepak Bola Wanita) ya rata-rata di setiap kota masih minim," kata Yoppi di sela-sela seleksi pemain sepak bola wanita di Lapangan Potorono, Bantul.
DIY menjadi daerah ketiga dari tujuh yang harus didatangi yakni Papua, Bangka Belitung, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Satu yang menjadi catatan Yopi dari perjalanan di tiga kota yakni Papua, Bangka Belitung, dan DIY, pemain sepak bola wanita sebagian besar bermain untuk kesenangan semata. Sayangnya, potensi tersebut tidak dimaksimalkan untuk diolah oleh semua daerah termasuk asosiasi sepak bola.
Hal tersebut menjadikan pemain sepak bola wanita tidak memiliki tujuan akhir dari aktivitasnya menggocek bola seperti pada pemain lakilaki. "Mereka hanya berkumpul kemudian bermain. Tapi gol akhirnya ndak ada. Yang terjadi kalau untuk timnas (Sepak Bola Wanita) adalah potensinya, tapi kalau yang 14 (U-14) masih minim karena memang tidak ada jalan pembinaannya," katanya.
Yoppi mencatat, tidak banyak sekolah sepak bola (SSB) yang mau menerima siswa wanita untuk dididik. Namun bagi yang sudah mau menerima pemain wanita, pembinaan yang dilakukan juga tidak berjalan secara optimal. Hal tersebut sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh negara-negara tetangga. Di Vietnam, pembinaan sepak bola wanita menurut Yoppi bisa berjalan dengan bagus. Bahkan negara tersebut setiap tahun selalu meminta AFF sebagai federasi sepak bola tertinggi di Asia untuk menggelar turnamen di negaranya.
Termasuk timnas senior dan U-14 sepak bola yang sedang dicari atletnya oleh Yoppi kali ini, nantinya akan diikutkan di kompetisi yang berlangsung di Vietnam. "Timnas senior bermain nanti Mei acara AFF di Vietnam, kotanya di Hochimin. Kalau yang U-14 main di AFC nanti Juli juga di Vietnam, kotanya di Hanoi. Untuk timnas senior nanti, kami akan undang 25 orang untuk TC (Pemusatan Latihan) sementara yang U-14 kami akan panggil 30 orang," kata Yoppi.
Dengan pembentukan timnas baik untuk kategori senior ataupun yunior yang berusia di bawah 14, Yoppi berharap ada gol akhir yang menjadi tujuan dari para pemain sepak bola wanita. Seperti halnya di pilihan para pemain sepak bola lakilaki, bermain di timnas untuk mengharumkan nama bangsa diharapkan menjadi tujuan yang ingin dicapai oleh para pemain sepak bola wanita di Indonesia.
Maha Deva
(bhr)