Istri Wapres Minta Harga Kerajinan Dinaikkan
A
A
A
BANTUL - Mufidah Yusuf Kalla meminta koperasi perajin di manapun berada agar menaikkan harga barang kerajinan. Kenaikan ini diharapkan mampu meningkatkan keuntungan yang didapat oleh para perajin sehingga kesejahteraan para perajin juga mengalami perbaikan.
“Kalau bisa jangan terlalu murah. Koperasi ambil untungnya sedikit saja,” tutur Mufida ketika berkunjung ke Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kasongan, kemarin Istri Wakil Presiden Jusuf Kalla ini mengatakan, selama ini keuntungan yang paling besar dinikmati oleh para pengepul. Peran koperasi perajin diharapkan agar dapat menjadi penengah yang menyejahterakan para perajin.
Ketua Koperasi Setyabawana Kasongan, Timbul Raharja mengatakan, kebijakan menaikkan harga beli koperasi ke perajin sebenarnya bisa saja dilakukan. Hanya saja semua itu tergantung pada para perajin sendiri. Akan tetapi saat ini, para perajin sedang menikmati efek dari kenaikan dolar dalam beberapa pekan terakhir. Dengan adanya kenaikan harga dolar tersebut, omzet mereka juga mengalami peningkatan.
Di hari biasa, sebelum ada kenaikan dolar, ekspor mereka bisa mencapai 8.000 guci atau sekitar 20 kontainer dalam setiap bulannya. Beberapa daerah yang selama ini menjadi pelanggan tetap dan pasar terbesar adalah Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Dengan adanya kenaikan dolar ini, beberapa negara juga sudah menunjukkan peningkatan permintaan. “Seperti Amerika Latin, Korea, dan Kepulauan Karibia juga sudah ada peningkatan,” paparnya.
Meski belum mengetahui secara detil, namun Timbul memperkirakan omzet para pengrajin di Kasongan mengalami kenaikan sekitar 20% usai ada kenaikan dolar. Hanya saja, peningkatan keuntungan imbas dari kenaikan dolar tersebut tidak akan berlangsung lama, sekitar sebulan atau dua bulan. Sebab, setelah itu para buyer (pembeli) juga akan meminta penyesuaian.
Bagi eksportir yang bertransaksi menggunakan rupiah, kenaikan dolar tersebut tidak akan terlalu dirasakan. Namun bagi yang menggunakan dolar, kenaikan tersebut berimbas positif terhadap mereka. Timbul mengatakan, di Kasongan hanya sedikit yang bertransaksi dengan dolar, sebagian besar masih menggunakan rupiah. “Ada sekitar 10 eksportir di sini,” ujarnya.
Rombongan istri wakil presiden didampingi oleh istriistri para menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (Oase) ini hanya sekadar melakukan kunjungan biasa. Mereka nampak menikmati proses pembuatan gerabah di sentra kerajinan ini serta membeli beberapa barang. Beberapa kerajinan yang dibeli di antaranya guci dan patung Loro Blonyo.
Selain berkunjung ke sentra kerajinan gerabah di Kasongan, Mufidah bersama rombongan juga ke warung Mbah Cempluk untuk menikmati makan siang berupa ayam ingkung serta berkunjung ke sentra batik di Wijirejo Pandak. “Kunjungan ini hanya sekadar meninjau saja,” ujar Timbul.
Erfanto linangkung
“Kalau bisa jangan terlalu murah. Koperasi ambil untungnya sedikit saja,” tutur Mufida ketika berkunjung ke Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kasongan, kemarin Istri Wakil Presiden Jusuf Kalla ini mengatakan, selama ini keuntungan yang paling besar dinikmati oleh para pengepul. Peran koperasi perajin diharapkan agar dapat menjadi penengah yang menyejahterakan para perajin.
Ketua Koperasi Setyabawana Kasongan, Timbul Raharja mengatakan, kebijakan menaikkan harga beli koperasi ke perajin sebenarnya bisa saja dilakukan. Hanya saja semua itu tergantung pada para perajin sendiri. Akan tetapi saat ini, para perajin sedang menikmati efek dari kenaikan dolar dalam beberapa pekan terakhir. Dengan adanya kenaikan harga dolar tersebut, omzet mereka juga mengalami peningkatan.
Di hari biasa, sebelum ada kenaikan dolar, ekspor mereka bisa mencapai 8.000 guci atau sekitar 20 kontainer dalam setiap bulannya. Beberapa daerah yang selama ini menjadi pelanggan tetap dan pasar terbesar adalah Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Dengan adanya kenaikan dolar ini, beberapa negara juga sudah menunjukkan peningkatan permintaan. “Seperti Amerika Latin, Korea, dan Kepulauan Karibia juga sudah ada peningkatan,” paparnya.
Meski belum mengetahui secara detil, namun Timbul memperkirakan omzet para pengrajin di Kasongan mengalami kenaikan sekitar 20% usai ada kenaikan dolar. Hanya saja, peningkatan keuntungan imbas dari kenaikan dolar tersebut tidak akan berlangsung lama, sekitar sebulan atau dua bulan. Sebab, setelah itu para buyer (pembeli) juga akan meminta penyesuaian.
Bagi eksportir yang bertransaksi menggunakan rupiah, kenaikan dolar tersebut tidak akan terlalu dirasakan. Namun bagi yang menggunakan dolar, kenaikan tersebut berimbas positif terhadap mereka. Timbul mengatakan, di Kasongan hanya sedikit yang bertransaksi dengan dolar, sebagian besar masih menggunakan rupiah. “Ada sekitar 10 eksportir di sini,” ujarnya.
Rombongan istri wakil presiden didampingi oleh istriistri para menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (Oase) ini hanya sekadar melakukan kunjungan biasa. Mereka nampak menikmati proses pembuatan gerabah di sentra kerajinan ini serta membeli beberapa barang. Beberapa kerajinan yang dibeli di antaranya guci dan patung Loro Blonyo.
Selain berkunjung ke sentra kerajinan gerabah di Kasongan, Mufidah bersama rombongan juga ke warung Mbah Cempluk untuk menikmati makan siang berupa ayam ingkung serta berkunjung ke sentra batik di Wijirejo Pandak. “Kunjungan ini hanya sekadar meninjau saja,” ujar Timbul.
Erfanto linangkung
(bhr)