Nekat Tusuk Pemilik Rumah hingga Tewas
A
A
A
SEMARANG - Ulah kawanan rampok di Kota Semarang semakin nekat dan sadis. Mereka beroperasi siang bolong dengan menyasar perumahan yang kondisinya sedang sepi, karena ditinggal kerja dan beraktivitas para penghuninya. Seperti kasus menggegerkan yang terjadi di Perumahan Puri Anjasmoro Blok H-5 No 19, Semarang Barat, kemarin siang.
Pooh Ui Bi Ing Lorencia, 50, pemilik rumah ditemukan tewas bersimbah darah di ruang tengah dengan lima luka tusukan senjata tajam. Diduga kuat, dia sempat memergoki aksi perampok yang memasuki rumahnya. Sehingga, langsung ditusuk hingga meregang nyawa. Korban ditemukan pertama kali sekitar pukul 12.30 WIB oleh Tamara Grasia, 17, putrinya yang bersekolah di SMA Tri Tunggal, Semarang.
Saat ditemukan, korban yang mengenakan celana pendek dan berkaus hitam tergeletak bersimbah darah dengan posisi miring, di belakang piano. Saat olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan pisau berlumuran darah. Sekitar pukul 15.20 WIB, jenazah dikeluarkan dari dalam rumah dan dievakuasi ke RSUP dr Kariadi menggunakan ambulans. Polisi mengerahkan seekor anjing pelacak untuk membantu mengendus jejak pelaku.
Akhirnya, anjing pelacak menemukan sebilah pisau dapur bergagang plastik warna hitam yang berlumuran darah. Anjing bernama Axl itu kemudian mengendus jejak pelaku di sekitar kompleks perumahan, menyusuri jalanan menuju ujung gang di arah utara dan barat TKP. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menjelaskan, hasil penyelidikan sementara diketahui ada lima luka tusukan di tubuh korban.
Di antaranya di bagian tangan dan leher. Luka di leher kiri itu berupa sayatan sepanjang 9 cm. “Kami menemukan pisau dan sarung tangan di dekat korban. Ada juga tas dan helm di dekat korban. Kemungkinan korban mau pergi, sesaat sebelum kejadian,” ungkapnya di lokasi. Penyelidikan sementara, sepeda motor Yamaha Vixion milik korban hilang. “Kalau dari luka-lukanya, kemungkinan luka di leher yang menyebabkan meninggal dunia.
Nanti dipastikan dari hasil autopsi. Kami juga masih selidiki, apakah ini perampokan atau (murni) pembunuhan,” ungkapnya. Djihartono menyebut di sekitar lokasi kejadian ada Closed Circuit Television (CCTV). Sayangnya, saat diperiksa CCTV tersebut tidak berfungsi. Berdasarkan penuturan Parno, penjaga rumah korban, diketahui korban memiliki dua anak. Yakni Tamara Grasia dan Rosalia Christina, 21, yang sedang kuliah di Jakarta.
Sementara suami korban bernama Hendri, seorang pengusaha. “Ibunya (korban) ditemukan tergeletak di ruang tengah. Biasanya Tamara dijemput, hari ini pulang sendiri,” kata Parno yang saat kejadian sedang tidak berada di TKP. Pantauan KORAN SINDO di tempat kejadian perkara (TKP), rumah itu berpagar besi tingginya hampir 2 meter.
Setelah pagar, ada dua anjing milik korban yang berada di dalam kandang. Di depan rumah ada pohon mangga cukup tinggi. Sisi kiri rumah merupakan pekarangan. Korban diketahui juga mempunyai rumah lain, yakni di Blok H-21, yang berada di sisi utara TKP. Rita, warga sekitar lokasi kejadian menyebutkan bahwa lingkungan di sekitar TKP memang sepi. “Kan rata-rata penghuni di sini bekerja,” ungkapnya.
Eka setiawan
Pooh Ui Bi Ing Lorencia, 50, pemilik rumah ditemukan tewas bersimbah darah di ruang tengah dengan lima luka tusukan senjata tajam. Diduga kuat, dia sempat memergoki aksi perampok yang memasuki rumahnya. Sehingga, langsung ditusuk hingga meregang nyawa. Korban ditemukan pertama kali sekitar pukul 12.30 WIB oleh Tamara Grasia, 17, putrinya yang bersekolah di SMA Tri Tunggal, Semarang.
Saat ditemukan, korban yang mengenakan celana pendek dan berkaus hitam tergeletak bersimbah darah dengan posisi miring, di belakang piano. Saat olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan pisau berlumuran darah. Sekitar pukul 15.20 WIB, jenazah dikeluarkan dari dalam rumah dan dievakuasi ke RSUP dr Kariadi menggunakan ambulans. Polisi mengerahkan seekor anjing pelacak untuk membantu mengendus jejak pelaku.
Akhirnya, anjing pelacak menemukan sebilah pisau dapur bergagang plastik warna hitam yang berlumuran darah. Anjing bernama Axl itu kemudian mengendus jejak pelaku di sekitar kompleks perumahan, menyusuri jalanan menuju ujung gang di arah utara dan barat TKP. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menjelaskan, hasil penyelidikan sementara diketahui ada lima luka tusukan di tubuh korban.
Di antaranya di bagian tangan dan leher. Luka di leher kiri itu berupa sayatan sepanjang 9 cm. “Kami menemukan pisau dan sarung tangan di dekat korban. Ada juga tas dan helm di dekat korban. Kemungkinan korban mau pergi, sesaat sebelum kejadian,” ungkapnya di lokasi. Penyelidikan sementara, sepeda motor Yamaha Vixion milik korban hilang. “Kalau dari luka-lukanya, kemungkinan luka di leher yang menyebabkan meninggal dunia.
Nanti dipastikan dari hasil autopsi. Kami juga masih selidiki, apakah ini perampokan atau (murni) pembunuhan,” ungkapnya. Djihartono menyebut di sekitar lokasi kejadian ada Closed Circuit Television (CCTV). Sayangnya, saat diperiksa CCTV tersebut tidak berfungsi. Berdasarkan penuturan Parno, penjaga rumah korban, diketahui korban memiliki dua anak. Yakni Tamara Grasia dan Rosalia Christina, 21, yang sedang kuliah di Jakarta.
Sementara suami korban bernama Hendri, seorang pengusaha. “Ibunya (korban) ditemukan tergeletak di ruang tengah. Biasanya Tamara dijemput, hari ini pulang sendiri,” kata Parno yang saat kejadian sedang tidak berada di TKP. Pantauan KORAN SINDO di tempat kejadian perkara (TKP), rumah itu berpagar besi tingginya hampir 2 meter.
Setelah pagar, ada dua anjing milik korban yang berada di dalam kandang. Di depan rumah ada pohon mangga cukup tinggi. Sisi kiri rumah merupakan pekarangan. Korban diketahui juga mempunyai rumah lain, yakni di Blok H-21, yang berada di sisi utara TKP. Rita, warga sekitar lokasi kejadian menyebutkan bahwa lingkungan di sekitar TKP memang sepi. “Kan rata-rata penghuni di sini bekerja,” ungkapnya.
Eka setiawan
(bhr)