Pemkot Dorong BLA Diperingati Nasional

Rabu, 25 Maret 2015 - 11:34 WIB
Pemkot Dorong BLA Diperingati...
Pemkot Dorong BLA Diperingati Nasional
A A A
BANDUNG - Pemkot Bandung terus berupaya mendorong agar 24 Maret dijadikan sebagai hari memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) skala nasional. Hingga kini BLA belum juga ditetapkan sebagai peristiwa nasional.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan, telah meminta bantuan kepada para anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Bandung-Cimahi untuk mendorong pemerintah pusat menetapkan BLA sebagai peristiwa nasional. “Kami sudah komunikasi dalam kaukus politik DPR ini. Sudah dititipkan program yang selama ini politiknya tersendat. Pengajuan BLA sebagai hari nasional tidak bisa hirarkis vertikal saja. Harus ada dukungan politik,” ujar dia di Balai Kota Bandung, Jalan Wastu kencana, kemarin.

Emil menilai, peristiwan BLA sangat layak diperingati secara nasional. Pasalnya, masyarakat Bandung telah menunjukkan pengorbanan yang sangat besar kala itu. Mereka rela harta bendanya di bakar, hanya demi daerahnya ti dak dikuasai penjajah. “Yang membuat sulit itu adalah masalah persepsi. Ini (BLA) masih dianggap peristiwa lokal. Padahal kalau menurut saya tidak ada pengorbanan terbesar dalam sejarah republik ini dari sisi masyarakat kecuali BLA.

Coba sekarang rumah disuruh di bakar, pasti enggak mau. Tapi orang tua kita tidak berfikir dua kali. Ini sungguh menginspirasi secara nasional,” kata dia. Untuk itu, dia berharap, kaukus DPR RI dapil Bandung-Cimahi yang dipimpin oleh Popong Otje Djundjunan, dapat membantu upaya menjadikan peristiwa BLA menjadi peristiwa nasional. “Mudah-mudahan dengan kaukus politik ini BLA dapat argumentasi yang baik dan diwujudkan (sebagai peristiwa nasional),” pungkasnya.

Emil menambahkan, selain memperjuangkan peristiwa Bandung Lautan Api sebagai hari nasional, pihaknya juga akan memberikan kadeudeuh kepada para veteran. Mulai bulan ini Pemkot Bandung, Kodam, dan Kementerian Pertahanan akan memberikan uang tunjangan veteran kepada 860 veteran. Nilainya bervariasi Rp750.000 hingga Rp1,5 juta per bulan.

“Ini sebagai rasa peng hormatan kepada veteran dan pesan kepada masyarakat bahwa da lam hidup ada pengorbanan. Sehingga mudah-mudahan bisa mengurangi beban. Kami ju ga akan bantu dari sisi kesehatan juga yang rata-rata kan usia nya sudah sepuh,” katanya. Sementara itu, Ketua Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (Bandung Heritage) Aji Bimarsono mendukung rencana hari peristiwa BLA menjadi hari bersejarah nasional.

Menurut dia peristiwa BLA merupakan salah satu momentum bersejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah di Kota Bandung. “Saya kira baik, karena itu kan merupakan momen penting untuk Kota Bandung mem pertahankan kemerdekaan. Saya mendukung biar gaungnya terasa di tingkat nasional. Prinsipnya dengan diangkat di skala nasional ini, bisa mengangkat Bandung ke skala nasional,” ujar dia.

Aji mengungkapkan, sudah seharusnya peringatan peristiwa BLA ini menjadi hari nasional. Pasalnya, peristiwa BLA sendiri merupakan aksi heroik warga Bandung saat itu dalam melawan penjajah dengan membakar bangunan milik warga agar tidak digunakan oleh penjajah.

“Saya juga belum tahu kenapa belum jadi (hari nasional), tapi mungkin itu ada rumusan-rumusan sendiri,” katanya. Namun lebih dari itu, ada hal yang lebih penting dari peristiwa BLA yakni penghayatan terhadap nilai-nilai pengorbanan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan saat ini. Menurut Aji nilai nilai pengorbanan itu saat ini mulai terkikis.

Mochamad solehudin/ dian rosadi
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7346 seconds (0.1#10.140)