Akses Jalan Sulit Dibuka
A
A
A
KULONPROGO - Akses jalan yang menghubungkan Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo menuju Desa Purwosari, Kecamatan Samigaluh, yang tembus ke Purworejo, Tengah masih tertutup material tanah.
Upaya pembersihan menggunakan alat berat belum bisa membuka akses jalan. Diperkirakan butuh waktu lima hari, karena banyak batang dan cabang pohon yang ada di bawah material tanah. Longsoran tanah di Ngroto, Pendoworejo, Girimulyo yang terjadi pada Minggu (22/3) dini hari lalu telah menyebabkan tebing longsor dan menimpa rumah Sigit Pramono.
Material tanah dengan ketebalan 2 meter juga menutup akses jalan kabupaten yang menjadi akses vital masyarakat. Pascalongsoran, DPU telah mengerahkan satu buah alat berat untuk membersihkan material tanah.
Namun upaya ini tidak maksimal, karena material cukup banyak dan mencapai lebih dari 500 meter kubik. “Kami fokus untuk membuka akses jalan, karena kondisinya cukup banyak butuh waktu lima atau enam hari,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoco.
Selain material yang banyak, pembersihan material juga terhalang pohon yang tumbang dan batu besar yang ikut terbawa. Hal ini membuat penanganan menjadi sedikit terlambat. “Setelah material bersih, kami baru pikirkan masalah talud dan saluran irigasi,” kata Sukoco.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan, setidaknya ada 19 titik longsoran di Girimulyo, dua di Kalibawang dan dua lagi di Samigaluh. Longsoran di Ngroto merupakan longsoran terbesar yang terjadi pada 2015 ini. BPBD juga sudah berkoordinasi dengan DPU, Dinsos, dan Tagana untuk melakukan penanganan bencana.
Termasuk menyalurkan bantuan logistik untuk kerja bakti di lokasi. “Kami sudah minta camat membuat surat untuk menerbitkan SK bencana, agar penanganan lebih maksimal,” kata Untung.
Kuntadi
Upaya pembersihan menggunakan alat berat belum bisa membuka akses jalan. Diperkirakan butuh waktu lima hari, karena banyak batang dan cabang pohon yang ada di bawah material tanah. Longsoran tanah di Ngroto, Pendoworejo, Girimulyo yang terjadi pada Minggu (22/3) dini hari lalu telah menyebabkan tebing longsor dan menimpa rumah Sigit Pramono.
Material tanah dengan ketebalan 2 meter juga menutup akses jalan kabupaten yang menjadi akses vital masyarakat. Pascalongsoran, DPU telah mengerahkan satu buah alat berat untuk membersihkan material tanah.
Namun upaya ini tidak maksimal, karena material cukup banyak dan mencapai lebih dari 500 meter kubik. “Kami fokus untuk membuka akses jalan, karena kondisinya cukup banyak butuh waktu lima atau enam hari,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoco.
Selain material yang banyak, pembersihan material juga terhalang pohon yang tumbang dan batu besar yang ikut terbawa. Hal ini membuat penanganan menjadi sedikit terlambat. “Setelah material bersih, kami baru pikirkan masalah talud dan saluran irigasi,” kata Sukoco.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan, setidaknya ada 19 titik longsoran di Girimulyo, dua di Kalibawang dan dua lagi di Samigaluh. Longsoran di Ngroto merupakan longsoran terbesar yang terjadi pada 2015 ini. BPBD juga sudah berkoordinasi dengan DPU, Dinsos, dan Tagana untuk melakukan penanganan bencana.
Termasuk menyalurkan bantuan logistik untuk kerja bakti di lokasi. “Kami sudah minta camat membuat surat untuk menerbitkan SK bencana, agar penanganan lebih maksimal,” kata Untung.
Kuntadi
(ftr)